Terkadang, apa yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita.
❃.✮:▹ Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆ₳Đł₦₲ ◃:✮.❃
⋇⋆✦⋆⋇
Mentari menunjukkan eksistensinya dengan posisi di sembilan puluh derajat di atas kepala. Awan nampak malu-malu menghalangi kesombongan sang surya, membuat udara siang itu terasa panas.
Gadis berambut pirang, dengan baju seragam yang dikeluarkan itu kini tengah berjalan menuju rumahnya dengan bersenandung kecil.
Wajahnya yang cantik alami, dengan polesan make up tipis menghiasi wajahnya, tak henti-hentinya mengulas senyum dari bibirnya.
"AYAAHHH! CLARA YANG CANTIK MEMBAHANA SEANTERO JAGAT RAYA PULANG, YUUHUUU!" teriak Clara dengan suara nyaringnya sambil melompat-lompat ringan.
"Clara, kalau masuk rumah itu ngucap salam, Sayang!" tegur Bara sedikit tegas namun, tak ayal menyambut pelukan hangat dari putri semata wayangnya.
"Lupa, Yah."
Namanya, Clara Aprilia. Putri tunggal Bara Bagaskara, pengusaha properti terbesar di Indonesia yang telah terkenal di kancah internasional itu adalah sosok gadis yang terkenal bar-bar dan manja dengan ayahnya. Hidup tanpa kasih sayang dari ibunya membuat Bara menjadi single parent yang berusaha membahagiakan putrinya, walaupun harus bersaing dengan waktu.
"Ayah tumben jam segini di rumah?" tanya Clara masih berada di ketiak ayahnya sambil mengendus-endus.
"Ck, Ayah di kantor, kamu suruh pulang. Ayah di rumah, kamu nyuruh Ayah ke kantor? Mau kamu apa, sih?"
Clara tertawa dan melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Bara yang masih terlihat tampan meskipun beberapa uban sudah terlihat di kepalanya.
"Ayah kenapa nggak nikah lagi aja, sih? Kan Ayah ada yang ngurus, Clara juga ada yang urus," ucap Clara membuat Bara menatap tajam anaknya.
"Big no! Ayah nggak mau nanti kasih sayang Ayah ke kamu berkurang. Liat kamu senyum udah bikin Ayah seneng, Ra."
Clara menipiskan bibirnya dan mengangguk. Matanya tak sengaja menangkap objek yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
Clara menggigit kecil bibir bawahnya saat melihat seorang laki-laki tampan yang duduk manis di sofa sambil memainkan ponsel.
Perempuan mana yang tidak senang jika melihat laki-laki bertubuh kekar, tegap, serta tampan di depan matanya? Ditambah lagi, Clara adalah tipe perempuan yang mudah jatuh cinta.
"Tumben Ayah bener bawa cowok? Kalau cowoknya modelan ini, mah Clara gak mungkin nolak, Yah. Biasanya Ayah bawa Bobby Si Gagap, kalau enggak Ferdi Si Culun," ucap Clara memperhatikan laki-laki yang sedang sibuk memainkan ponsel.
"Clara, itu bukan—"
Ucapan Bara terhenti saat ponsel di sakunya berdering.
"Bentar, Ayah angkat telpon dulu. Kamu ngobrol dulu sama Reno."
Clara memperhatikan Bara yang berjalan menuju ke halaman depan rumah untuk mengangkat telepon. Senyumnya terbit kala atensinya kembali mengarah pada laki-laki yang masih setia duduk di sofa.
"Hai, nama gue Clara. Nama lo?" tanya Clara sambil menyodorkan tangan kanannya ke arah laki-laki itu sesaat setelah duduk di sofa.
"Reno," jawabnya tanpa berniat melirik dan menjabat tangan Clara. Hal itu membuat Clara mencibikkan kesal bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Bodyguard (TAMAT)
RomanceHidupnya berantakan setelah seorang bodyguard galak yang sialnya tampan datang dalam kehidupan Clara. Bukan hanya sebagai bodyguard, tapi lebih ke seorang penguntit, membuat kebiasaannya bergaul dengan bebas harus terenggut paksa. 'Saya hanya menj...