✾ chapter 16 ✾

2.3K 209 17
                                    

Mungkin mereka dapat menilai,
tapi tak ada yang bisa menghargaimu selain dirimu sendiri.

❃.✮:▹ Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆĐł₦₲ ◃:✮.❃

⋇⋆✦⋆⋇ 

Hari berganti hari, tak terasa sebentar lagi pernikahan Clara dan Reno segera tiba. Beberapa persiapan yang berhubungan dengan pernikahan telah selesai dipersiapkan, seperti sewa gedung, prewedding, serta fitting baju pengantin.

Siang ini, Clara sedang menuju ke kantor polisi. Bukan untuk dihukum karena ia melakukan kesalahan. Gadis itu ke sana karena ingin makan siang bersama dengan Reno.

Saat dalam perjalanan, ia melihat beberapa istri polisi juga berada di sana untuk makan siang, sama seperti yang akan ia lakukan. Tak jarang, Clara menyapa mereka dan tersenyum ramah.

Kurang sepuluh langkah ia masuk ke ruangan Reno, terdengar beberapa istri-istri polisi yang membicarakannya.

"Lihat, deh. Dia bukannya calon istrinya Komandan Reno?" tanya salah seorang dari mereka membuat Clara menghentikan langkahnya untuk mendengarkan sejauh apa yang mereka bicarakan.

"Iya, cantik, ya."

"Ya cantik lah, kan dia masih muda, baru aja lulus SMA."

"Beneran?"

"Iya, palingan hamil di luar nikah, jadi mau diajak nikah muda."

"Jangan suka nyebarin gosip, deh."

"Heh! Coba pikir, dia anaknya pengusaha sukses dan terken, kalau dia nggak hamil di luar nikah, pasti dia lebih milih buat kuliah, nikmatin masa mudanya."

"Bener juga, ya. Anak-anak muda jaman sekarang, kan kelakuannya minus semua."

Sakit hati? Tentu saja. Siapa yang tidak sakit hati jika dibicarakan dan difitnah seperti itu. Clara masuk ke dalam ruangan Reno sembari mengusap kasar sudut matanya.

"Clara, kamu udah datang. Ayo sini duduk ... Eh, kok kamu nangis? Kenapa? Es krim kamu jatuh?" tanya Reno membuat Clara diambang bingung antara ingin menangis atau tertawa.

"Bukan, ih," jawab Clara sambil mendekati Reno dan memeluk pria itu.

"Kamu nggak mau es krim?"

"Mau dong."

"Berapa?"

"Dua," jawab Clara sambil menggesekkan  hidung mancungnya ke seragam Reno, membuat Reno menghela berat napasnya.

"Em, Kak. Aku keluar dulu, ya," ucap Rendi yang sedari tadi diam menyaksikan drama dua sejoli yang membuat dadanya sesak.

Reno memperhatikan perubahan wajah Rendi yang terlihat seperti menahan sesuatu.

Saat mengobrol bersamanya tadi, Rendi terlihat biasa saja. Namun, saat melihat Clara datang, raut mukanya berubah menjadi masam.

Apa jangan-jangan Rendi suka sama Clara? tanya Reno dalam hati sembari mengikuti Rendi melalui ekor matanya.

Tapi nggak mungkin juga Rendi suka sama Clara. Dari kecil, kan keliatan banget kalau Rendi nggak suka sama Clara, lanjutnya sembari merapikan rambut Clara yang menutupi wajah gadis itu.

"Jadi, Tuan Putri kenapa nangis?" tanya Reno membuat senyuman di bibir Clara menghilang.

"Tadi, ada ibu-ibu yang bilang kalau aku mau nikah muda karena hamil di luar nikah. Kenapa, sih mereka itu kalau ngomong nggak dicari tau dulu kebenarannya?"

"Sini duduk samping aku," ucap Reno sembari duduk dan menepuk sofa yang ada di ruangan itu.

"Namanya juga manusia, kegunaan mulut mereka kalau bukan untuk makan, ya ngomongin orang. Lagian kenapa, sih kamu dengerin omongan mereka? Mungkin mereka dapat menilai, tapi tak ada yang bisa menghargaimu selain dirimu sendiri."

Clara terdiam beberapa saat mencoba memikirkan perkataan Reno.

Laki-laki itu benar, untuk apa kita memikirkan perkataan orang lain yang merugikan kita? Toh, mereka juga tidak menanggung beban hidup kita, bukan? Lalu untuk apa kita peduli?

"Udah, jangan dipikirin. Kamu bawa makanan apa?"  tanya Reno sembari menunjuk rantang yang dibawa oleh Clara.

"Aku bawa nasi goreng buatan aku sendiri."

"Aku ramal, pasti nggak enak," ucap Reno membuat pergerakan Clara membuka rantang terhenti.

"Kok gitu?"

"Bercanda, Sayang. Pasti makanan kamu enak banget."

"Boong Reno, mah."

"Beneran. Yuk, kita makan."

Sementara, dari pintu ruangan, Rendi menyaksikan pemandangan itu dengan dada yang sesak, juga senyum miris di bibirnya.

Semakin aku mencoba mencintaimu, semakin aku sadar, kalau kamu mencintai dia, bukan aku.

.

.

.

.

.

Yuhu, gimana part ini?

Suka nggak?

Jangan lupa vote dan komen ya.

Salam

Dita Lestari

My Handsome Bodyguard (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang