✾ chapter 1 ✾

4.4K 337 17
                                    

Mari kita lihat, cerita ini akan menjadi sejarah, atau hanya sebuah kisah.

❃.✮:▹ Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆ₳Đł₦₲ ◃:✮.❃

⋇⋆✦⋆⋇ 

Sang fajar telah menyingsing di ujung timur bumi menampakkan seberkas sinar jingga yang tertutup oleh tingginya gedung-gedung pencakar langit di kota.

Clara telah siap dengan balutan seragam di tubuhnya. Biasanya, Clara akan datang ke sekolah pagi-pagi sekali. Untuk belajar? Tentunya... Bukan. Clara selalu datang ke sekolah pagi-pagi untuk membeli siomay legend milik Mak May yang ada di kantin sekolahnya. Kenapa tidak nanti saja membelinya saat istirahat? Menurut Clara, sarapan siomay Mak May akan menambah mood-nya dalam belajar. Selain itu, telur puyuh dan tambahan sedikit batagor menjadi best-seller yang hanya ada di waktu pagi.

Dengan mengoleskan bedak bayi tipis dan sedikit liptint, Clara tersenyum menatap pantulan wajahnya di cermin.

"Perfect!" serunya sembari menyibak rambut pirangnya ke belakang.

"Morning, Ayah!" seru Clara sambil mencium kedua pipi Bara yang sedang duduk di meja makan.

"Morning, Sayang."

Clara duduk di kursi sambil meminum susu coklat yang telah Bi Marni siapkan. Hampir saja ia tersedak saat mendengar salam yang di ucapkan oleh Reno.

"Lo ngapain ke sini?!" tanya Clara sinis. Reno tak menjawab dan memilih meminum kopi yang telah disediakan. Hal itu membuat Clara berdecak sebal.

"Ayah ... Ngapain dia ke sini?"

"Kan mulai hari ini, Reno jadi bodyguard kamu, Sayang."

"Dia mau jadi bodyguard, tapi pakaiannya kek orang mau ke kantor, Yah."

Clara memperhatikan penampilan Reno yang memakai kemeja berwarna putih, dipadukan dengan jas berwarna hitam, serta dasi yang rapi berwarna serupa. Jangan lupakan sepatu oxford hitamnya yang sangat kinclong.

"Emangnya kenapa?" tanya Bara menatap Reno yang sibuk meminum kopi.

"Yang ada, murid-murid sekolah pada nyangka kalau Clara bawa sugar daddy."

"Kan Reno ganteng, masih muda juga, kan?"

"Tapi dia jaga di luar gerbang sekolah, kan, Yah?" tanya Clara menatap dalam ayahnya, berharap akan menjawab 'iya'.

"Ya enggak, dong. Reno akan ikut ke mana pun kamu pergi. Si Dono juga satu sekolahan sama kamu, jadi Ayah nggak akan biarin kamu deket-deket lagi sama dia."

"Doni, Yah."

"Halah, sama aja. Sana berangkat, ntar kehabisan siomaynya Mak May, Ayah lagi yang disalahin."

Clara menurut. Diciummya punggung tangan dan kedua pipi ayahnya dengan setengah tidak ikhlas.

"Senyum! Ayah nggak mau punya anak jelek!" tegurnya membuat Clara memaksakan senyumnya lalu keluar rumahnya.

"Reno, tolong jagain Clara, ya."

"Iya, Om. Reno pamit," ucap Reno mencium punggung tangan Bara dan berjalan mengikuti Clara dari belakang.

Tanpa basa-basi, Clara menyelonong masuk ke kursi belakang dan duduk di sana sembari memainkan ponsel. Karena tak kunjung mendapati Reno duduk di kursi kemudi, Clara melirik ke arah Reno yang berdiri dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Ayo cepetan! Gue nggak mau kehabisan siomaynya Mak May!"

"Pindah depan," ucap Reno menunjuk kursi depan dengan dagunya.

"Nggak mau!" tolak Clara mentah-mentah.

"Saya bukan sopir kamu," ucapnya datar.

"Lo kan bodyguard gue."

"Bukan berarti sopir."

"Sama aj—"

"Pindah, atau kamu nggak dapet siomay pagi ini!"

Dengan muka yang ditekuk sebal, Clara pindah ke kursi depan lalu membanting pintunya dengan keras.

Clara menoleh ke arah Reno yang telah duduk di kursi kemudi namun, tak kunjung menjalankan mobilnya. Jantungnya berdebar kencang saat manik mata coklat tuanya beradu dengan manik mata hitam legam Reno.

Perlahan, Reno mendekatkan wajahnya ke arah Clara membuat gadis itu mendadak gugup. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki, Clara meremas tangannya yang sangat dingin.

Mungkin kemarin, hidung mereka nyaris bersentuhan, tapi untuk pagi ini, hidung mereka telah bersentuhan. Tubuh Clara meremang saat deru napas Reno mengenai wajahnya. Entah dorongan dari mana, Clara memejamkan matanya dan sedikit membuka mulutnya.

"Ngarep banget saya cium?" tanya Reno setelah memasangkan sabuk pengaman di tubuh Clara.

"Mari kita lihat, cerita ini akan menjadi sejarah, atau hanya sebuah kisah," ucap Reno tersenyum miring lalu menjalankan mobilnya.

Sial! Kemarin dighosting, sekarang di PHP!

⋇⋆✦⋆⋇ 

Setelah berkendara kurang lebih lima belas menit, Clara langsung keluar dari mobil dengan wajah memerah. Malu, kesal, dan baper berkumpul menjadi satu.

Dengan cepat, Clara berjalan menuju kelasnya. Bukan hal yang luar biasa kalau Clara selalu menjadi pusat perhatian siswa-siswi SMA Bagaskara, karena kencantikannya dan wibawanya yang merupakan anak dari pemilik sekolah mereka.

Namun, kali ini bukan hanya karena kecantikannya, tetapi seorang laki-laki gagah yang berjalan di belakangnya. Banyak bisik-bisik buruk mengenai Clara karena Reno berjalan di belakangnya.

"Clara!"

Clara menolehkan kepalanya mencari sumber suara. Didapatinya Karina, sahabat kecilnya berlari menghampirinya.

"Dia siapa, Ra?" tanya Karina sumringah menatap Reno dengan tatapan memuja.

"Reno, bodyguard gue."

"Yang lo ceritain semalem di telepon itu?Astaga! Ganteng banget."

"Jangan lebay, deh, Rin. Lo udah beliin gue siomaynya?"

"Udah, nih," jawab Karina menyerahkan bungkusan siomay kepada Clara.

Clara dan Karina berjalan menuju ke kelasnya masih dengan Reno yang berjalan di belakangnya. Saat sampai di kelasnya, Clara berbalik arah menatap Reno yang juga menatap dingin ke arahnya.

"Lo tunggu di luar!" seru Clara sebelum mereka masuk ke dalam kelas.

"Ra, nanti malam, kan Doni ada balapan, sedangkan bodyguard lo ngintilin lo dua puluh empat jam, kan?" tanya Karina sembari meletakkan tasnya di atas meja.

"Iya," jawab Clara lemah.

"Gue ada ide!"

"Ide apa?"

Karina membisikkan semua rencananya yang telah ia susun matang-matang sejak semalam.

"Good idea!"

.

.

.

.

.

.

Yuk, vote dan komen!

Salam


Dita Lestari

My Handsome Bodyguard (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang