Karena yang benar-benar mencintaimu,
akan selalu berada di sampingmu.❃.✮:▹ Ⱨ₳₱₱Ɏ ⱤɆ₳Đł₦₲ ◃:✮.❃
⋇⋆✦⋆⋇
Hari yang ditunggu-tunggu oleh para murid SMA Bagaskara telah tiba. Saat ini, mereka akan melaksanakan wisuda serta pengumuman kelulusan di gedung aula sekolah.
Clara terlihat sangat cantik pagi ini, dengan baju kebaya berwarna putih serta riasan natural yang ikut mempercantik dirinya. Bara dan Reno memakai setelan jas berwarna putih juga tengah mendampingi Clara untuk acara kelulusan.
Sedari tadi, Clara terlihat sangat gugup saat detik-detik pengumuman siapa juara umum dari ujian. Ia takut jika nilainya tak maksimal sehingga membuatnya tak bisa masuk kuliah kedokteran.
"Anak Ayah cantik banget, sih," puji Bara sambil memperhatikan Clara yang juga tersenyum menatap ayahnya.
"Ayahnya anak ganteng banget, sih," puji balik Clara membuat Bara tertawa.
"Gantengan siapa kalau Ayah sama Reno?"
"Em, Ayah, kok nanyanya gitu?" tanya Clara sambil menduselkan wajahnya di sela-sela ketiak Bara.
"Jangan dusel-dusel Ayah gitu, Nak. Make up kamu nempel di baju Ayah."
Clara memanyunkan bibirnya beberapa senti ke depan membuat Reno menyentil pelan bibir sang gadis.
"Aww, sakit, Ren!"
"Makanya jangan manyun-manyun gitu. Udah jelek tambah jelek."
"Halah, bilang aja kamu takut khilaf," sela Bara membuat Clara mengerjap pelan mencoba memahami apa yang Bara katakan.
"Nah, itu Om bener juga."
"Para bapak-bapak pada ngomong apaan, dah. Clara nggak paham."
"Yaudah, diem! Dari tadi kamu ngomong mulu," ucap Bara membuat Clara membulatkan matanya.
"Heh! Yang dari tadi ngajak Clara ngomong, kan situ!" seru Clara tak terima.
"Baiklah, akan segera saya umumkan siapa juara umum dari ujian tahun ini. Kami terkejut mengetahui fakta bahwa salah satu murid didik kami yang tak pernah peduli dengan pelajaran, bisa mendapatkan juara umum ini. Awalnya kita kira, dia curang. Tapi setelah kita selidiki, ternyata dia memang berjuang keras belajar untuk mendapatkan nilai yang sempurna, dan murid itu adalah ...."
Pastinya, semua murid mengharapkan namanya disebut setelah ini, tetapi juara itu hanya satu. Tak mungkin, bukan juara satu itu terdiri dari empat atau lima orang?
"Clara Aprilia, silakan naik ke atas podium untuk pengambilan sertifikat dan piala."
Mata Clara masih mengerjap pelan, dia diam mencoba mencerna apa yang baru saja kepala sekolah katakan. Suara tepuk tangan pun tak menyadarkan Clara sebelum akhirnya Reno menepuk pelan pundaknya.
"Clara, ayo maju."
"Ayah, Clara juara umum?" tanya Clara membuat Bara mengangguk sambil tersenyum bangga kepada putri semata wayangnya.
"Ayah bangga sama kamu, Nak."
"Makasih, Ayah. Ini semua berkat Ayah juga. Clara sayang sama Ayah," ucap Clara sambil memeluk erat Bara.
"Iya, Sama-sama, Nak."
"Makasih juga, Ren. Karena kamu juga udah ngajarin sama dampingin aku belajar."
"Of course, Sayang. Karena yang benar-benar mencintaimu, akan selalu berada di sampingmu."
⋇⋆✦⋆⋇
Bosan, itulah yang Clara rasakan siang ini. Setelah acara wisuda pagi tadi, Bara langsung pergi ke kantor karena ada meeting dengan client dari Singapura. Sedangkan Reno mendapat tugas patroli.
Karena tak tau akan melakukan apa, Clara akhirnya memutuskan untuk tidur siang. Baru saja matanya terpejam dan kesadarannya mulai terlelap, Reno dengan tidak manusiawinya menarik-narik kaki Clara yang tertutup selimut.
"Ra, bangun!"
"Apa, sih, Ren. Aku ngantuk! Kamu kalau mau makan minta sama Bibi. Katanya polisi tapi makan aja nggak modal."
"Sama calon suami gitu amat."
"Udah, ah sana aku mau tidur."
"Clara, ada orang tua aku di bawah."
"Hah! Ngapain?!" seru Clara kemudian bangun dari tidurnya.
"Udah nggak usah banyak nanya, sekarang kamu mandi terus pakai baju yang bagus."
"Ya udah kamu sana keluar, aku mau mandi."
"Kalau keluar, nanti kamu kelamaan dandan. Pokoknya aku tunggu sini."
Karena tak ingin membuat orang tua Reno lama menunggu, Clara pun mandi, berganti baju, dan berdandan dengan kecepatan kilat.
"Yuk, turun."
Clara menggandeng mesra lengan Reno dan mengajaknya turun ke ruang tamu untuk menemui orang tua Reno.
"Selamat siang, Om, Tante," sapa Clara dengan sopan lalu menyalimi kedua tangan calon mertuanya.
"Clara, ya ampun kamu udah besar. Dulu manggil kita Mama Papa, loh. Masa sekarang Om Tante."
"Em, iya, Pa, Ma."
"Clara, sini duduk deketan sama Mama. Jadi, kedatangan kami ke sini, ingin melamar kamu menjadi istrinya Reno."
"Hah?"
.
.
.
.
.
Jadi pengen dilamar juga, wkwkwkw.
Jangan lupa vote, ya.
Salam
Dita Lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Bodyguard (TAMAT)
RomanceHidupnya berantakan setelah seorang bodyguard galak yang sialnya tampan datang dalam kehidupan Clara. Bukan hanya sebagai bodyguard, tapi lebih ke seorang penguntit, membuat kebiasaannya bergaul dengan bebas harus terenggut paksa. 'Saya hanya menj...