sepuluh aja

1.5K 152 9
                                    

Semenjak kejadian kemarin Yoongi kini mulai membuka hatinya dan menerima keberadaan sang adik disisinya. Bahkan kali ini mereka sedang makan bersama sebelum berangkat sekolah.

"Emm.. kak?," Tanya Jin memulai percakapan.

Yoongi hanya menghmm sambil mengunyah nasi goreng dengan telur dadar, tangan kirinya memegang ponsel untuk membuka sosial media maupun membalas beberapa pesan yang masuk.

"Besok. Besok Jin olimpiade. Kakak bisa datang?."

Yoongi berhenti melakukan kegiatan makan paginya dan memandang Seokjin sambil tersenyum.

"Jam berapa mulainya?."

Jin semangat, ia sangat senang mendengar akan ada kakaknya hadir dalam perlombaan itu. Sebelumnya orang tua Jin tidak pernah datang, saat ia menang.. Jin hanya menselbrasinya sendirian. Bahkan tidak ada kata selamat kecuali dari guru disekolahnya saat upacara nanti tiba.

"Jam 8 kak. Di kantor bupati."

Yoongi mengangguk dan kembali dengan kegiatannya. Jin memandang Yoongi dengan senyuman tanpa henti. Ia merasa bahwa harinya akan baik sampai esok.







...







Malamnya, Jin belajar dengan sungguh-sungguh walaupun jam sudah menunjukkan hampir tengah malam tapi ia masih membaca materi yang diprediksi akan muncul untuk besok.

Sampai dimana ponselnya berdering

Papa :

Semangat olimpiadenya besok! Maaf papa keluar kota jadi tidak bisa kesana.

Jin membaca itu dengan senyuman sampah, padahal memang papanya tidak pernah datang karena sibuk bekerja. Ia mengabari hanya untuk meminta restu, setidaknya sang papa bisa membanggakan anaknya kala nanti bertemu dengan seseorang baru.

Lama lama Jin merasa tidak nyaman. Sepertinya sudah waktunya ia untuk berhenti belajar dan mengistirahatkan tubuh lelahnya.

Sebelum itu ia harus minum obat. Kebetulan air minum dikamarnya habis jadi ia harus mengambilnya didapur.







...








Malam ini Yoongi sulit tidur. Ia tidak keluar untuk bermain dengan temannya. Karena ia merasa tidak nyaman dengan lingkaran yang berada diantaranya. Rasanya teman Yoongi tidak memberi pengaruh baik padanya selama ini.

Bahkan ia menjadi perokok karena mereka.

Suasana malam yang sepi sangat mendukung bagi Yoongi untuk menghisap nikotin beberapa batang. Tanpa pikir panjang ia menyalakan kompor dan menghidupkan rokok, karena ia tidak memiliki gasolin.

Ia mengirupnya perlahan, menghembuskannya sampai banyak asap yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

Ia mangapitkan batang itu diantara kedua jari telunjuk dan jari tengah. Menikmati setiap hisapan dengan dada yang naik turun. Dadanya mengempis kala asap itu sudah mengumpul disana.

Sampai ia mendengar suara batuk yang semakin keras.

Itu adalah sang adik yang datang dari lantai atas mendekat kearahnya.

Jin sudah mengetahui hal itu sejak ia datang ke tempat bermain sang kakak. Namun ia tidak mengira bahwa Sang kakak akan merokok didalam rumah.

Can U See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang