duapuluh hiji hahay

1.1K 144 12
                                    

Seperti yang ia rencanakan tadi, Soohan mengunjungi bisnis kecilnya yang sudah ia bangun beberapa tahun. Hanya sebuah toko bunga kecil namun tidak pernah absen pelanggan.

Karena kebetulan saat ini ada karyawannya yang tengah izin libur, ia berinisiatif untuk membantu menggantikannya.

Toko kecil yang menjual aneka bunga yang indah, kebanyakan berwarna pastel disini karena Soohan suka ketenangan. Entah apa hubungannya tapi warna-warna pastel membuatnya lebih nyaman dan rileks.

Pintu toko itu terbuka, menampilkan seorang wanita dengan menggunakan pakaian PNS khas berwarna coklat. Ia datang dan langsung melihat-lihat bunga disekeliling.

Tanpa sadar ia sudah berdiri didepan kasir, tempat Soohan berada.

"Boleh saya minta bunga daisy nya 2 ikat?."

Soohan mengangguk, tapi ia mengamati perempyan itu dengan seksasama. Seperti pernah melihat namun ia lupa kapan itu.

"Lho? Mamanya Seokjin ya?."

Ya. Sekarang Soohan ingat. Dia adalah guru yang selalu membanggakan Jin.

Soohan hanya menjawab dengan senyuman tipisnya.

"Tadi Seokjin tidak masuk, Kakaknya mengantar surat sakit ke sekolah tadi. Apa Jin sakit karena kelelahan?."

Bisa ditebak bahwa guru ini tidak tau apa-apa mengenai keadaan anaknya.

"Tidak. Sepertinya dia kecewa tidak mendapatkan juara satu," katanya santai.

Bu Astri hanya mengangguk. Padahal Jin biasanya tetap tegar dan optimis, tapi memang ini baru pertama kali Jin mengalaminya. Ia biasa mendapat rank tertinggi.

"Sepertinya Jin sedang dalam kondisi yang tidak baik, tapi Jin harus tetap konsisten dalam belajar. 2 bulan lagi kan ujian nasional."

"Benarkah?," kata Soohan pura-pura excited.

"Ya! Sepertinya Jin butuh pelajaran tambahan agar ia tidak tertinggal, mengingat putra anda yang sering absen."

Soohan mengiyakan pernyataan Astri. Rugi jika Jin banyal bolos. Setidaknya kepintaran Jin adalah satu-satunya hal yang berguna dari anak itu.

"Tenang saja.. saya akan membuatnya belajar lebih giat."




...





Besoknya Jin menepati janjinya hari ini. Setelah pulang sekolah ia langsung dijemput oleh Yoongi dan berangkat ke rumah sakit untuk terapinya.

Disinilah sekarang Jin berada. Berbaring diatas brankar ruangan khusus seperti kemarin-kemarin. Bedanya, kali ini ia tidak menolak saat Yoongi menemani proses terapinya.

Ini sudah berlalu selama 15 menit. Dia belum merasakan gejala yang berat. Hanya saja akhir-akhir ini Jin merasa tidak nyaman saat bernafas, entah rasanya dada Jin terasa berat. Ia selalu mencoba untuk menahannya selama beberapa hari dan mencoba untuk berpikiran baik. Tapi sepertinya itu percuma, ia masih merasa kesulitan bernafas.

Lalu ia memandang kearah sang Kakak yang sedang duduk. Tiba-tiba Yoongi memegang pundaknya dan memijitnya pelan.

Jin jadi teringat dimana kejadian saat Yoongi tertabrak diwaktu menjemputnya pulang. Perasaan bersalah mulai datang.

"Kak... maaf ya?."

Yoongi menoleh sambil mengernyitkan dahinya.

"Gara-gara adek, Kakak jadi sakit," Jin menunduk dan memandangi selang infusnya sambil sesekali memainkan selang yang panjang itu.

Sementara Yoongi langsung menoleh dan mendekat ke bangsal milik Jin.

"Hei... kakak baik kok. Kata dokter aja bakal sembuh sebulan."

Jin agak sedikit tenang tapi wajahnya masih murung.

Kemarin Dokter bilang bahwa Jin harus menjaga kondisi psikisnya juga. Hal itu akan berimbas pada kesehatan Jin.

Yoongi mencoba menenangkan sang adik tapi ia melihat dada Seokjin yang naik turun semakin cepat dan pendek-pendek ia merasa ada yang salah.

"Adek sesek?."

Jin mengangguk. Lalu ia tanpa sadar mencengkram seprei disana, wajahnya memucat juga keringat yang semakin banyak. Langsung Yoongi memencet tombol emergency.

Tidak lama Dokter Dokyeom datang dengan bersama dengan Dokter Lee. Mereka masuk dan mendekat kearah Jin dan Yoongi.

"Dok tolong Jin Dok," mohonnya.

Sementara Jin masih mencengkram erat sarung tangan dan tangan kanannya menekan dada keras sambil mencoba menarik nafasnya kuat-kuat. Namun sia-sia, justru dadanya kian terasa sakit.

"S-sesekh..ukhuk..."

Segera Dokyeom memberikan masker oksigen dan menyuruh Jin agar tidur menyamping. Sontak membuat Jin semakin terbatuk kuat dan Yoongi menjadi semakin panik.

"DOK APA YANG ANDA LAKUKAN!."

Panik Yoongi saat melihat kedua Dokter itu membuka baju Jin dan memperlihatkan bagian belakang punggung Jin yang disana sudah terdapat beberapa lebam. Hal yang membuat Yoongi terkejut adalah saat Dokyeom menggunakan alat yang terlihat seperti akan menusuk bagian punggung Jin.

Sementara Dokyeom tidak menghiraukan teriakan Yoongi. Ia tetap melakukan tindakkan itu, dan Dokter Lee sekuat tenaga menahan Yoongi yang sedang tersulut emosi bahkan hampir menerjang Dokyeom.

"Jangan sakiti Seokjin!!."

"Tenanglah nak. Dia sedang menyelamatkan adikmu," Dokter Lee mencoba untuk menenangkan amukan Yoongi.

Sreett

Namun tenaga Yoongi sangat besar sehingga ia tidak bisa menahan lagi.

Hampir ia akan meninju pipi mulus Dokyeom namun saat tangannya sudah berada diudara ia berhenti. Karena Jin yang sudah membaik walau posisinya masih meringkuk tapi tidak dengan suara mengi seperti tadi lagi.

"Aku sudah mengeluarkan cairan yang ada di paru-parunya. Jin merasakan efek dari pengobatan ini yaitu penumpukkan cairan atau edema. Hanya prosedur ini yang bisa kita lakukan untuk menanganinya."

Yoongi perlahan menurunkan tangannya. Ia mendekat keranjang Jin dan mengusap air matanya kasar.

"Dok apa harus membuatnya terasa sakit? Bisakah Dokter membuatnya tanpa melukai Jin?."

Sungguh luka yang Jin dapat akibat prosedur itu memang tidak seberapa api membayangkan Jin yang harus merasakan efek sampingnya, membuat hati Yoongi terasa ngilu.

"Maaf.. hanya ini kemampuanku."

Semuanya... mereka merasa kecewa karena tidak bisa membuat Jin merasa lebih baik. Jin berjuang sendirian merasakan sakitnya diusia yang belia. Harusnya ia sedang merasakan masa-masa menyenangkan, bukan harus menjalani pengobatan yang seperti ini.












TBC













Maaf karena telat upload. Sekarang mau fokus dulu sama praktik. Mungkin upnya bakal lebih lambat💔

Tapi aku kangen banget cuma susah nyempetinnya huhhuuu

Can U See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang