fathless dibaca patlas

1.4K 161 21
                                    

Jin POV

Tubuh aku rasanya sakit, tapi aku tetao mencoba membuka mata. Pandangan yang pertama kali aku liat hanya lampu di langit-langit serta tiang yang disana tergantung infusan penuh.

Aku mencoba melihat ke sekitar. Baiknya sekarang tidak begitu sakit seperti kemarin sampai-sampai susah bergerak.

Perutku lapar. Kapan terakhir kali aku makan? Setiap makan selalu aku muntahin lagi. Rasanya malas kalau harus membayangkan bolak balik kamar mandi.

Setidaknya disini aku berada ditempat yang berbeda. Tidak seperti kemarin, berisik dengan suara yang gatau dari mana. Aku bersyukur setidaknya aku masih bisa bangun kan?

Kemarin aku bermimpi Kak Yoongi datang dan mengelusku sampai terlelap. Rasanya seperti nyata. Aku berharap Kakak baik-baik saja sekarang. Aku ingin menebus dosa ku padanya dan mengabulkan apa yang Mama minta.

Sejak perceraian Mama dan Papa aku selalu bilang aku tidak akan merepotkan Kakak, tapi sayang aku terus membuatnya susah. Rasanya kata maaf saja tidak cukup.

Aku rindu ingin ketemu Kakak, juga ayah.

Aku mencoba duduk dan melepas selang yang ada dihidungku. Walau masih lemas tapi aku masih kuat kok. Sekarang masih jam 7 pagi. Bahkan aku gatau sekarang hari apa.

Aku nyerah

Cuma bisa sampe kepala ranjang aja. Aku gabisa turun, kakiku lemes. Mungkin karena ga makan karena tidur terlalu lama.

Sendiri memang bukan hal baru bagi aku. Waktu nunggu kak yoongi pulang aku biasa senderan baca buku atau belajar. Tapi sekarang cuma bisa ngelamun karena gaada apapun disini.

Aku lihat knop pintu terbuka pelan-pelan. Disana ada Dokter Dokyeom masuk sambil dibawain peralatan sama suster.

"Jin kenapa ga tiduran aja?."

Aku cuma senyum sambil bilang "Capek Dok kan udah tidur lama juga."

Lalu Dokter deketin badannya kearahku. Sambil membawa tensi, termometer. Aku hanya menurut waktu Dokter dan Suster meriksa. Ya memang mau ngapain lagi?

"Kamu udah membaik. Besok kita bisa lanjutin terapi lagi. Sekarang balik istirahat aja ya?."

Aku menggeleng, tidak mungkin aku tidur lagi.

"Papa dimana Dok?."

Dokter Dokyeom melepas perlatan medisnya tapi ia malah memasang kembali selang yang tadi aku lepas.

"Dok? Kenapa ga dilepas?."

Aku bertanya terus karena Dokter Dokyeom tidak kunjung menjawab.

"Dokteer?."

"Kamu banyak tanya kalau sudah sehat. Papa kamu ada di kamar Yoongi. Selangnya biar disitu dulu biar tidur kamu nyenyak."

Aku mengangguk paham. Rasanya kagum, karena Dokter Dokyeom selalu mengerti bagaimana keadaanku bahkan walau aku gak bilang sama sekali.

"Papa udah tau?."

Karena kejadian dimana aku muntah saat itu, tidak mungkin kan Papa ga bingung dengan kondisi seperti itu. Aku cuma berharap semoga Papa tidak membenciku karena ini.

"Ya. Dia khawatir sama kamu."

Jin POV End













...









"Waktu itu mama kesini. Papa ga ketemu?."

Can U See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang