genep belas

1.4K 157 14
                                        

"Sudah siap?."

Jin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kini ia sedang berada diruangan terapi untuk melanjutkan pengobatannya. Ditemani oleh Dokter Dokyeom dan satu perawat cantik. Punggung tangannya sudah terasa kebas karena setiap hari menggunakan selang infus, dan sekarang Dokter Dokyeom sedang mengganti selangnya.

Jin hanya meringis sedikit karena rasa nyeri akibat tusukan jarum itu. Mungkin kalau dilepas, tangan Jin sudah banyak luka bekas tusukan.

"Dok Papa sama Kakak jangan bolehin masuk ya?."

Dokter Dokyeom tidak menjawab. Kali ini Jin sudah mengerti sedikit mengenai pribadi dokternya itu, jika ia sedang bekerja, ia tidak akan langsung menjawab pertanyaannya.

Setelah memasang infus set dengan cairan biasa lalu menyuntikkan cairan lain pada pembuluh darahnya.

"Kenapa jangan?," tanya Dokter Dokyeom heran.

Justru lebih baik jika Jin ditemani paling tidak satu orang. Karena efek dari terapi ini walau tidak seburuk kemoterapi, tapi menimbulkan gejala yang tidak nyaman dirasakan oleh pasien. Mungkin akan demam, sesak napas, dan ngilu pada sekujur tubuhnya. Namun hal itu tidak akan berangsur lama, karena penyesuaian tubuh terhadap cairan asing yang masuk memang reaksinya seperti itu. Keuntungannya, sistem imun Jin akan meningkat. Walau masih ada kemungkinan buruk dalam sistem ginjal dan parunya, mungkin akan terkena dampak akibat imun yang bisa saja menyerang balik tubuh manusia.

"Gakpapa Jin mau sendiri aja. Kasian Papa udah capek, nanti liat aku kaya gini malah bikin sedih."

Dokyeom mengerti. Tapi jika ia adalah seorang ayah, ia tidak akan merasa lelah. Kalau sedih sudah pasti, namun meninggalkan anaknya disini sendiri akan terasa berat baginya.

"Dengarin saya! Papa kamu bakal lebih sedih kalo ninggalin anaknya sendiri."

Jin menunduk. Bukan maksudnya seperti itu. Jika Papanya masuk ia takut akan membuatnya cemas, dan ia juga tidak mau terlihat sakit ataupun kesusahan.

"Papa saya single parents, berat jadi Papa Dok. Dokter bilang aja sama Papa ya kalo Jin bakal baik-baik aja."

Keras kepala. Ia juga paham watak pasiennya yang satu ini. Melihat wajahnya yang memelas membuat ia menjadi tidak tega untuk menolak.

"Ya sudah kalo ada apa-apa segera panggil. Saya permisi."

Lalu dokter Dokyeom keluar dan meninggalkan Jin disana bersama satu perawat yang standby memeriksa keadaan Jin beberapa waktu sekali.

Semakin lama ia merasa mengantuk. Saat ini Jin belum merasakan efeknya, biasanya akan terasa saat setengah jam berlalu. Jin harap efeknya tidak seburuk kemarin, paling tidak tubuhnya harus lebih kuat.














...











Diluar sudah terdapat Seungcheol dan Yoongi yang duduk dikursi tunggu.

Pintu ruang terapi terbuka menampilkan wajah Dokter Dokyeom yang tertutup masker oksigen.

"Jin baik. Ia sudah pernah melakukan ini sebelumnya. Saya rasa besok sudah bisa pulang."

Seungcheol merasa sedikit khawatir, pasalnya Jin selalu terlihat lemas. Ia hanya tersenyum dan tertawa dihadapan dirinya dan Yoongi, tapi saat mereka pergi Jin langsung tertidur lama dan terlihat kelelahan. Seungcheol takut jika Jin tidak cukup kuat nantinya.

Can U See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang