duapuluh

1.1K 148 15
                                    

Hallooo

Maaf ya ini notesnya diawal karena kalo diakhir suka lupa mau ngetik apa.

Makasih ya buat yang stay di book ini. Temen-temen yang udah vote dan baca ceritaku.. kamu berharga banget.

Sorry kalo kamu harus baca ini

Aku sadar nulis itu hal yang sia-sia untuk sebagian orang. Gak perlu dibilangin aku sudah tau bahwa apa yang kubuat ini bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.

Vote hanya angka.
Rate sementara
Views memang tidak akan terus menerus bertambah

Tapi hal sederhana yang menurut mereka tidak penting, bagi aku ini suatu pencapaian yang hebat.

Jangan seperti Seokjin, ia tidak puas dengan keberhasilannya.

Kalian hebat, untuk diri kalian sendiri. Aku pun juga.

Sebetulnya aku ingin menyampaikan rasa terimakasihku saat vote sudah masuk angka 1000.

Tapi kubilang kan vote itu cuma angka.

Aku menulis karena aku senang, kalau teman-teman disini suka. Berarti aku tidak merasa bahwa ini buruk.

Aku sedang mencoba menjauhi hal-hal yang tidak baik. Lewat sini. Aku melalui hari-hari dengan baik. Dengan menulis aku bisa menjadi buat narasi yang tidak buruk untuk skripsi atau laporan.

Buatku...

Menulis adalah pelampiasan yang baik dari sulitnya hidup didunia.

Sekali lagi

Terimakasih atas penantian teman-teman. Kamu berharga bagi para penulis seperti aku.












...



Paginya Yoongi mendatangi kamar Jin. Ia meraba kening sang adik, demamnya belum turun juga. Padahal ia sudah memberikan apa yang Jin mau, yaitu Mamanya.

Setidaknya Jin kini hanya tertidur pulas tanpa menggumam kata Mama lagi sepanjang tidurnya.

Yoongi ingat betul semalam saat ia terbangun, ia melihat Soohan memasangkan baju pada Jin. Bahkan ia melihat pergerakkan sang Mama yang begitu telaten bak malaikat baik. Hatinya menghangat kala itu.

Segera ia menelfon seseorang agar datang kerumah untuk memeriksakan Seokjin. Karena ia tidak mungkin mengantarnya ke sekolah karena ia sudah harus berangkat sekarang.

Ia melihat Soohan diambang pintu dengan membawa baki berisi sarapan untuk Jin.

Cukup terkejut, karena ini adalah bentuk perhatian yang baik dari Soohan.

"Ma Yoongi berangkat ya? Nanti dokter Dokyeom kesini buat periksa Jin."

"Sekolah yang rajin. Gausah mikirin dia. Kali ini biar dia Mama yang urus," ucap Soohan.

Segera Yoongi nencium punggung tangan Soohan dan berlalu keluar.

Tinggallah kini ia berdua dengan Seokjin. Ia semalaman mengompres dan beberapa kali terbangun hanya untuk memeriksa suhu tubuh Jin yang hanya turun benerapa saat namun kembali tinggi lagi.

Can U See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang