Diberi Novel

45 9 0
                                    

Apa tandanya diberi sesuatu tapi saat kita tidak pernah mengenal orang tersebut?”

@Listya12

***

"Nte, aku berangkat, ya,” ucapnya dengan menyalami tante yang berwajah sendu pagi ini. Dengan senyum merekah dia mencium pipi tantenya, agar mengembalikan wajah cerianya seperti biasa. Namun hal itu tidak mempan sama sekali.

“Ante sakit?”
Tante sekarang mengembangkan senyumnya, mendengar sang keponakan memanggilnya dengan sebutan “Ante” seperti waktu masih kecil.

“Nahh ... gitu kan cantik. Aku berangkat dulu, ya? Assalamu’alaikum.”

Wa’alaikumussalam. Hati-hati, Nak.”

Aisyah keluar dari gerbang, dan menemukan Yusuf yang duduk di atas motor dengan sok ganteng. Gadis itu acuh dan menghentikan angkutan umum yang kebetulan lewat.

“Eh, Ai ... udah dijemput ini lho,” ucap Yusuf yang menyadari gadis itu akan menaiki angkot. Namun tak sedikit pun gadis itu berpaling, membuat Yusuf bergegas mengikuti laju angkot yang menuju arah kampus.

Di dalam angkot, Aisyah melirik ke belakang. Raut kecewa sedikit tercetak di wajah Yusuf, dan dia mencoba tak menghiraukannya.
“Lagi berantem, Kak, sama cowoknya?” tanya seorang siswi SMA yang duduk di sampingnya. Ternyata dia diam-diam memperhatikan Aisyah yang kadang mengawasi Yusuf di belakang sana.

“Eh ... enggak kok, Dek. Itu bukan cowok aku,” ucap Aisyah dengan senyum yang dipaksakan.

“Kasihan tuh, Kak. Masa cowok sendiri nggak diakuin?”

“Adek ... itu bukan cowok aku, dan nggak ada acara buat ngakuin dia sebagai cowok aku. Sekarang, besok, atau selamanya,” ucap Aisyah menahan kesal.

“Aku juga sering kok berantem sama doi. Tapi bagaimanapun keadaan dia, aku terima. Kadang aku mau dibohongin sama dia, agar hubungan kami baik-baik aja.”

“Segitunya? Kamu masih kecil loh, lebih baik sekolah yang bener dulu,” ucap Aisyah menasihati gadis yang terlihat lugu itu.

“Cowokku itu kan penyemangatku. Kakak bakal ngerasain deh, gimana nanti kalau bener-bener udah terlanjur sayang sama pasangan. Jangankan dibohongin, Kak, disakitin aja bakal rela. Sumpah, aku udah ngalamin!” Siswi SMA itu mengangkat kedua jarinya.

Aisyah miris mendengar pengakuan gadis ini, dan nyengir adalah jalan ninjanya.

“Oke-oke. Tapi, kamu harus siap-siap patah hati loh,” ucap Aisyah.

“Tenang, Kak. Kan udah biasa tersakiti, hehehe.”

Aisyah menelan salivanya dengan susah payah. Segitunya seseorang kalau dimabuk asmara? Mungkin nyawa akan menjadi taruhan juga pada akhirnya. Benar-benar konyol anak muda zaman sekarang!

“Eh, Kakak ke kampus, ‘kan?”

Astaghfirullah! Pak ... kampus, Pak!” Pak supir menghentikan angkotnya, kemudian menerima uang dari Aisyah.

“Nggak usah, Pak. Sama Adeknya ini, ya,” ucap Aisyah saat menolak diberi kembalian.

“Eh, aku ada uang kok, Kak,” ucapnya berusaha menolak juga.

Aku (Bukan) Aisyah [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang