Ch. 4

378 113 31
                                    

Revisi : 02-03-2022
668 kata

Tandain aja yaa kalo masih ada kesalahan^^

°°°°°

"Ah bu-bukan gitu maksud gue, gue gak bermaksud buat bentak lo....." Abigail tersadar ketika melihat mata cantik itu sedikit berair.

Abigail tau kalo Aretha paling gak bisa tiba-tiba di bentak oleh orang yang dia anggap berharga atau keluarganya kayak gini.

ucapan Abigail terjeda terjeda, "....maaf" lirih Abigail, wajahnya tertunduk merasa bersalah. Dengan tangannya yang tengah mengelus punggung tangan perempuan itu, Aretha.

°°°°°

Perempuan itu melepas genggaman tangan Abigail. Kemudian Aretha berjalan ke arah motor remaja laki-laki itu. Dengan posisi memunggungi Abigail.

Wajah laki-laki itu yang awalnya merasa tak enak hati berubah menjadi bingung. Aretha berbalik setelah dirasa air matanya sudah tidak ada lagi yg menggenang maupun yang siap mengalir dimatanya.

Abigail menaikkan 1 alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

Aretha melihat ke jam tangannya dan menatap Abigail kembali. "7 menit lagi masuk, buruan! Ntar gerbang sekolah di tutup lagi!" ucap perempuan itu dengan wajah tanpa ekspresi satu pun.

Mata Abigail membulat. Yang benar saja tadi masih 10 menit lagi dan sekarang tinggal tersisa waktu 7 menit ternyata hal tadi memakan waktu 3 menit. Lebay ya xixi.

Tanpa banyak bengong lagi Abigail naik ke motornya dan di ikuti oleh Aretha kemudian menghidupkan mesin motornya.

"Udah?"

"Udah."

"Pegangan yang kuat, gue bakal ngebut bawa motornya, takut gak ke kejar sampe sekolah tepat waktu," ujar Abigail dibalik helm.

"iya," jawab Aretha singkat.

Abigail melajukan motornya dengan kecepatan di atas 80. Sudah dapat dibayangkan bukan seberapa cepat Abi membawa motor itu.

Mereka benar-benar gak ada pembicaraan sama sekali. Ketika sampai di sekolah pun tak ada obrolan yang keluar dari mulut mereka.

Tersisa 2 menit lagi jam menuju pukul 8 pagi, yang menandakan bel masuk sebentar lagi berbunyi.

Setelah sampai perempuan itu turun dari motor lalu disusul laki-laki itu. Tanpa permisi Abigail langsung menarik tangan Aretha. Berhubung mereka sekelas jadi gak terlalu memakan waktu.

Mereka sampai di kelas tepat ketika bel masuk berbunyi.

"Haa... syukur lah gak telat," ucap Abigail yang berusaha untuk mengontrol napasnya.

Mereka terlihat sangat lelah karena berlari tadi. Keringat Abigail mengalir dari wajah ke lehernya yang membuat beberapa kaum Hawa yang sedang lewat maupun berada di kelas berteriak heboh.

"Nih...." Aretha menyodorkan sapu tangan miliknya kepada Abigail, tanpa mengucapkan apapun Aretha langsung berjalan ke arah tempat duduknya di ikuti oleh Abigail yang duduk tepat di sebelahnya.

Bukan karena kesal melihat Abigail jadi pusat perhatian. Aretha hanya tak suka pada perempuan-perempuan lebay itu. Aretha juga takut kalo Abigail akan tertular virus aneh jika dekat-dekat dengan kelompok lebay itu.

"Tumben siang?" Ucap teman sebangku Aretha. Heran, karena biasanya mereka udah datang 15 menit sebelum bel masuk berbunyi.

"Ada sesuatu tadi," jawab Aretha seadanya.

"Hm." Teman sebangku Ara atau Ayana Misava Arum panggilan singkatnya Aya hanya berdehem dan mengangguk..

Semua siswa yang tadinya masih berjalan-jalan dan ngerumpi tiba-tiba berlari menuju ke tempat duduk masing-masing. Artinya ada guru yang datang ke kelas dan tepat setelah semuanya duduk rapi guru itu masuk ke dalam kelas yang suasananya telah berubah menjadi damai.

○○○○○

Bel istirahat berbunyi, mata siswa dan siswi yang awalnya terlihat lelah langsung berubah menjadi mata yang penuh semangat. Seolah mereka tak pernah merasakan lelah seperti tadi.

Guru itu pun mengakhiri kelasnya dan meninggalkan kelas tersebut. Selepas guru itu keluar dari kelas, semua siswa serta siswi yang ada di kelas langsung berbondong-bondong keluar, benar-benar seperti orang yang habis di kurung selama 1 tahun.

"Mau ngantin gak Ra?" Tanya Ayana yang hendak pergi ke kantin setelah merasa para siswa yang berbondong tadi telah tak ada.

"Nggak ah gak lap--" belum selesai berbicara, Abigail dengan cepat memotongnya.

"Nanti dia ke kantin bareng gue, lo ambil meja aja dulu ada yang mau gue omongin sama Ara," ucap Abigail dengan mata yang tak lepas dari objek manusia cantik itu, iya objek cantik itu adalah Aretha.

•••••••••••••••

To be continued

jangan lupa vote, komen, dan follow aku ya readers.
Setiap votmen kalian itu adalah penyemangat aku buat nulis cerita.

Bye bye
See you next chapter
Aku sayang readers

Someday [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang