Haii semuaa, gak nyangka udah epilog:)
Aku harap epilognya ini sesuai sama yang kalian pengen
Oh ya semoga suka endingnyaaaa
Jangan lupa baca semua cuap" gak jelasku yaa supaya kalian paham dan gak bingung lagi.
HAPPY READING💜
°°°°°
"Mama! Awas!" Teriak Aretha yang tiba-tiba muncul.
Nira berbalik mendengar suara putrinya, ia tersenyum tipis. Tinggal sedikit lagi hingga Nira tertabrak dan...
BRUK!
Bukan, bukan Nira yang tertabrak melainkan putrinya, Aretha.
Aretha dengan cepat berlari dan mendorong sang Mama. Baru saja dia ingin menghindari truk itu, truknya sudah keburu menabrak tubuh lemah tersebut.
Nira memegang kepalanya yang berdenyut, darah segar mengalir di kepalanya. Nira memang selamat dari tabrakan namun kepalanya terbentur pinggiran trotoar. Nira segera bangkit dan mendekat ke arah putrinya yang terbaring.
Aretha terbaring lemah, dengan banyak darah yang keluar. Nira memeluk Aretha, menangis sejadi-jadinya disana.
"Ma-Ma, Ara kan u-udah bilang ja-jangan nang-is," ucap Aretha terbata-bata. Tubuhnya sakit, dia tak kuat.
"Mama harus telpon Rafael, dia pasti bisa selamatin kamu!" Nira menaruh kepala putrinya di atas pangkuannya dan mencari HP di dalam tas.
Napas Aretha semakin berat, ia tak yakin. Karena pada dasarnya ini bukan tubuh yang sebenarnya.
Aretha tersenyum, baru kali ini dia melihat Mamanya sepanik ini melihat keadaannya. Sungguh, dia bahagia. Meski kenyataannya tubuh Aretha terasa amat sakit. Dia sudah berada di ambang batas.
"Bertahan sayang!" Nira berbicara sambil menahan tangis.
Beberapa menit setelah Nira menelpon, Rafael dan yang lainnya datang, bahkan Aiden menelpon Romi untuk datang ke alamat yang diberikan oleh Nira.
"Tante ada ap--" semuanya diam terpaku melihat hal yang ada dihadapan mereka sekarang.
Melihat sosok Aretha yang tengah terbaring penuh darah dan Nira yang kepalanya mengalir darah segar.
"Siapa pun tolong Aretha!" Desak Nira yang semakin panik mendapatkan suara detak jantung Aretha yang semakin melemah.
"Ja-ngan Mama, Ara udah gak bis-a dito-long," jelas Aretha lemah.
"Ara se-senang semuanya ada di-sini, di saat-saat terakhir A-ra."
Al menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak pikiran negatif yang saat ini berputar di kepalanya. Al sangat takut, jika dia harus kehilangan adiknya.
"Ra... jangan pergi tinggalin kakak," semuanya menoleh kecuali Aretha dan Nira. Nira tersentak mendengarnya namun tak berani menoleh.
"Ka-kak, kak Al," panggil Aretha dengan suaranya yang melemah.
"Iya iya kakak ada disini, jadi jangan pergi yaa?" Al mengusap air matanya, menatap sendu adiknya, dengan bibir yang ia paksa 'kan untuk tersenyum.
Aretha menggeleng pelan, "Ara titip Ma-ma ya? Ar-a gak sanggup ka-k, dunia jahat sam-a Ara." Aretha tersenyum miris mengenang takdirnya yang kejam selama ini.
"Ara ud-ah coba bertahan se-lama ini, tapi tetap a-ja gak ada yang mengharga-in perjuang Ara. Se-mua hanya berha-rap, Ara mat-i." Aretha kembali tersenyum tapi ketahuilah hatinya terasa sangat remuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday [Selesai]✔
Teen FictionCerita udah tamat. Gak lanjut revisi lagi karena mau fokus cerita satunya. Part lengkap yaa^^ "Someday, all will surely feel happiness." . "Ra?" -Abigail "Gue gak apa-apa" -Aretha •••••••••• "Someday. Pasti adakan hari dimana mereka menyayangi Ara s...