Ch. 55

144 17 0
                                    

'Jujur mungkin adalah suatu hal yang sangat menyakitkan, tetapi itu lebih baik dari pada berbohong. Sakit yang dirasakan saat dibohongi lebih dari pada rasa sakit saat mendengar kejujuran dari pembohong.'

°°°°°

Sudah hampir sejam lebih mereka berbicara berdua, ini bukan pembicaraan penuh canda tawa seperti saat seseorang bertemu dengan sahabatnya, namun ini adalah pembicaraan penuh suara tangis dan isakan dari mereka berdua.

Ayana sudah lebih tenang dari pada tadi, akhirnya dia kembali membuka suara,

"Ra, bisa jujur gak sama gue?"

Aretha hanya memandangi Ayana, menanti kelanjutan dari ucapan sahabatnya itu. Satu hal yang dia minta supaya Ayana tak menanyakan penyakit apa yang sebenarnya ia derita saat ini.

"Kenapa lo bisa dis--"

"Karena kelelahan."

"Terus kenapa harus di--"

"Karena katanya obat ini penambah kekuatan."

"Bisa gak selesaikan dul--"

"Bisa."

"Ra?"

"Hm?"

"Gue serius Ra," Ayana menatap serius, ia mulai jengkel dengan sahabatnya satu ini. Aretha yang dari tadi memotong ucapannya, membuat Ayana sedikit kesal.

"Gue juga."

"Aish, sudah lah!" Ayana membuang muka kesamping, bibirnya ia manyunkan.

"Pffft, ngambek nih?? Cieee ngambekkk haha," ucap Aretha menjahili Ayana yang sedang kesal.

"Hmm.... Ay, gue boleh minta titip beli sesuatu gak?"

"Boleh, emang mau beli apa?"

"Gue mau boneka lucu yang gede satu."

"Nanti gue beliin yaa."

"Sekarang dong...., karena Ara mau tidur, tapi perlu sesuatu yang bisa dipeluk," ujar Aretha sedikit memelas, membuat Ayana mau tak mau harus membelinya sekarang.

"Okeh! Gue beliin sekarang, tapi sebelum itu lo harus janji!"

"Janji apa?"

"Jangan pergi tanpa kabar lagi! Jangan sampai ketika gue kembali gue lagi-lagi kehilangan lo!"

Aretha tak menjawabnya ia hanya mengeluarkan senyuman terbaiknya. Diluar terlihat begitu bahagia, tetapi didalamnya penuh berjuta luka.

Aretha merogoh saku pakaian sekolahnya yang telah kering, ia mengambil 5 lembar pecahan berwarna merah dan langsung memberikannya kepada Ayana.

Ayana langsung menolaknya, ia ingin membelikan sahabatnya menggunakan uangnya sendiri, tapi jika Aretha tetap kokoh pada pendiriannya, Ayana hanya akan menerima uang pas saja.

"Ambil aja," kata Aretha, ia tersenyum menatap sahabatnya. Sambil menyodorkan 5 lembar uang ratusan itu.

"Ini kelebihan tau!"

Someday [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang