Ch. 25

167 53 17
                                    

Revisi : 16-03-2022
1452 kata

Tandain aja yaa kalo masih ada kesalahan^^

Oh ya aku ingetin, kalo mau dapet bonchap semua chapter harus mendapatkan minimal 20 vote. Jadi jangan lupa vote yaa^_^

°°°°°

'Aku hanya berusaha untuk tetap hidup, namun dunia berusaha agar aku mati.'

-Aretha Salsabila Putri

°°°°°

[Pov Aretha]

Beberapa hari telah berlalu, hari rabu.

Aku masih belum memutuskan untuk masuk ke sekolah, dengan alasan masih mengalami stres pasca trauma. Jujur aku lelah untuk datang ke sekolah, aku lelah harus menatap banyak orang, aku lelah bila harus terus mengenakan topeng 'Baik-baik saja'

Lagi pula Yuna pasti senang bila aku tak pergi ke sekolah kan? karena dia bisa mencari perhatian dengan murid-murid lain, lebih baik bukan dari pada dia mencari perhatian dengan om om, ups.

Tak ada hal yang ku lakukan seharian ini, dan seharian itu pula tak ada yang menanyai keadaanku. Ayana sudah bilang bila handphone miliknya terpaksa ia jual. Untuk membayar hutang ke keluarga mansya, keluarga Papa tiriku. Meskipun itu tak bisa melunasi hutang keluarganya, ia tetap akan berusaha untuk membayar semuanya perlahan.

Denting jam terus berjalan, kehidupan terus bergulir dan aku tetap tertinggal di masa lalu yang menyakitkan.

Menatap bingkai foto keluargaku yang dulu. Di mana Papa, Mama, kak Al dan aku terlihat begitu bahagia di foto itu. Foto yang di ambil terakhir kalinya sebelum kak Al pergi untuk pertukaran pelajar dan foto terakhir kak Al sebelum ia meninggalkanku untuk selama-lamanya. Aku memeluk foto itu dan terlelap nyenyak, akhirnya.

.
.
.
.
.

Aku terbangun karena merasakan sakit diperutku, kulihat jam yang terus berjalan, ternyata sekarang sudah tengah malam. Ku ambil handphone milikku yang terletakkan di atas nakas. Tak ada lagi notif chat dari 'Abi jelek' yang selalu menghiasi handphoneku seperti dulu, iya dulu.

Aku teringat jika aku belum makan sedari tadi siang, haha bahkan tak ada yang membangunkanku untuk makan. Ku langkahkan kaki yang terlihat mengurus ini, menuju sebuah lemari kecil, yang biasanya terisi roti-roti untuk mengisi perutku jika aku belum sempat makan.

Lemari kecil itu ku buka, disana hanya tertinggal 1 buah roti isi lagi. Langsung ku ambil, robek plastiknya, membuang plastik itu ke dalam kotak sampah.

Tanpa melihat exp -nya lagi. Baru saja roti itu hendak masuk ke mulutku, manik mataku melihat bintik bewarna sedikit abu-abu di roti yang hendak aku makan. Ku perhatikan lekat-lekat bintik apa itu, lantas aku segera memberantakkan kotak sampah itu mencari keberadaan plastik roti tadi, dan setelah kulihat ternyata benar.

Roti ini sudah kadaluarsa, ku lempar roti itu jauh-jauh. Mendadak perutku terasa mual, aku berlari ke arah kamar mandi. Tadi itu sungguh membuatku merinding. Nyaris saja memakan makanan kadaluarsa.

Kini sakit diperutku menghilang, namun aku sudah tak merasakan kantuk lagi.
Aku berjalan keluar dari kamar mandi menuju lemari kesayanganku, tempatku sembunyi dari kenyataan pahit dunia.

Disana ada sebuah amplop berwarna putih, aku melihatnya sekilas. Lantas tanpa permisi air mata keluar dari mataku luruh menuju tempatku berpijak. Ingatan hari itu, hari di mana sebuah kenyataan pahit tentang kehidupanku yang tak akan bisa bertahan lama. Aku kecewa pada semuanya dan pada diriku sendiri.

Someday [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang