Haiii semua
Terima kasih udah mau baca sampe chapter ini dan terima kasih juga udah setia nungguin cerita ini up😊
Sebenarnya klo sesuai jadwal jum'at kemaren up Ch. 44 ini dan senin ini up Ch.45 dikarenakan kesibukan sekolah aku sebagai author cerita ini, udah mulai jarang nulis jadi sama sekali gak ada draf lagi.
Bukan gak ada ide soalnya kalo masalah ide ni otak jalan terus setiap hari, cuman gak ada waktu buat nulisnya. Biasanya butuh 2 jam-an untuk menyusun 1 Chp sebanyak 1000 kata lebih. Nah karena tugas sekolah termaksud hal terpenting jadilah mendahulukan tugas
Okeh okeh
Gak usah banyak omong lagiSoalnya aku mau lanjut nugas lagi, cuss langsung baca ya?
Janlup vote dan komen yang banyak kaliann
Aku butuh voment kalian, dengan ramainya voment dari kalian aku pun semakin gencar untuk menulis cerita ini^^
HAPPY READING GUYS❤
¤ ¤ ¤
'Terima kasih luka karena telah hadir di kehidupanku yang datar
Terima kasih tangis karena telah menghiasi kosongnya hidupku
Dan terima kasih sakit, karenamu aku paham tentang rasa kejamnya dunia.
Tanpa kalian bertiga hidupku gak bakal hancur, hehe.'-Aretha Salsabila Putri
°°°°°
Keesokan paginya.....
Aretha terbangun, ia mengamati setiap sudut kamarnya yang tak berpindah sedikitpun. Masih tak percaya apabila dirinya memutuskan untuk kembali kesini, ke tempat lukanya terukir.
Aretha menghela napas pelan, "Haa, sekarang Ara harus bagaimana? Ah iya hari ini ada jadwal pemeriksaan sama dokter," monolognya sambil mengingat-ingat apa saja yang harus ia lakukan di hari ini
Berjalan pelan ke arah kamar mandi. Setelahnya, Aretha keluar menggunakan pakaian sekolah yang telah terpasang rapih di tubuhnya, terlihat begitu elegan.
Aretha melihat ke arah cermin, ada banyak sekali perubahan pada dirinya, rambut panjangnya telah terpotong separuh, tubuhnya mulai terlihat sangat kurus, kulitnya yang terlihat semakin pucat, dan lingkaran hitam di matanya semakin menunjukkan ia tak pernah tidur nyenyak lagi.
"Ara udah gak cantik lagi hehe, apa Abigail, Romi, kak Bobby, dan kak Aiden masih mau bersama di sebelah Ara yang jelek ini?"
Ia menoleh ke arah nakas dekat tempat tidurnya. "Ah kak, Ara rindu sekali sama kakak. Pengen di peluk kakak lagi," ujarnya sendu ketika melihat foto Al yang ia letakkan di atas nakas itu.
"Ara masih butuh kakak, Ara hanya seorang bocah yang masih gak paham-paham dengan keadaan lingkungan kehidupan Ara sendiri."
"Ara sama aja kayak bocah yang ingin terus bahagia dan akan menangis bila merasa terluka."
"Namun sayangnya kakak pergi, seseorang yang paling paham dengan keadaan Ara itu telah pergi. Yang tertinggal hanyalah orang-orang yang sama sekali tak mengerti dengan keadaan Ara."
"Ara akan ke sana, tungguin ya? Kita bahagia sama-sama di sana," ujarnya diakhir, ia tersenyum dengan manik mata yang masih memandangi foto itu.
Ia keluar, menuruni anak tangga satu persatu untuk menuju ke dapur. Sesampainya ia di sana, ia dapat melihat bi Anum yang tengah berkutat dengan masakannya. Memasukkan beberapa bahan serta bumbu ke dalam masakannya, sepertinya Aretha kenal masakan apa itu, itu adalah nasi goreng. Sudah lama sekali ia tak memakannya, nasi goreng adalah salah satu dari sekian makanan yang Aretha sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday [Selesai]✔
Teen FictionCerita udah tamat. Gak lanjut revisi lagi karena mau fokus cerita satunya. Part lengkap yaa^^ "Someday, all will surely feel happiness." . "Ra?" -Abigail "Gue gak apa-apa" -Aretha •••••••••• "Someday. Pasti adakan hari dimana mereka menyayangi Ara s...