Hai hai haiii
Met siang:)
Vote dulu gih, biar afdol bacanya hehe.
HAPPY READING💜
¤ ¤ ¤
'Aku hanya mau membuatmu bahagia, tapi nyatanya akulah yang membuatmu terluka. Maafkan aku yang telah memaksamu untuk kembali ke keluarga ini.'
°°°°°
Beberapa hari telah berlalu, Aretha masih mengingat dengan jelas kejadian yang di alami oleh Yuna saat itu. Apakah Yuda tak memiliki hati nurani? Makanya dengan tega menyakiti putrinya sendiri? Batin Aretha menatap kosong ke luar jendela.
Dengan posisi dirinya yang saat ini sedang berbaring di atas kasur, ia berputar kesana-kemari, mencari posisi ternyaman untuk tidur. Karena minggu ini, ia berhasil mendapatkan akhir pekan yang damai.
Namun tak berhenti dari sana, pikirannya tetap memikirkan kejadian hari itu, yang mampu membuatnya sangat tercengang. Sekarang ia tahu bakat pura-pura yang dimiliki oleh Yuna itu turun dari siapa, turunan Yuda dong.
Bisa menyembunyikan semuanya dalam berbagai ekspresi, tetapi ketika tak ada yang memperhatikannya maka sifat aslinya akan bergejolak untuk keluar.
Ia menghela napas pelan, "Meski begitu mereka tetap pergi berlibur di akhir pekan seperti biasa," gumam Aretha
.
.
.
."Ma! Pa! Ara berhasil meraih juara 1 di lomba cerdas cermat matematika antar sekolah!" Teriak Aretha semangat, senyumnya terus mengembang dari tadi.
Aretha mengangkat tangannya tinggi-tinggi, menunjukkan piagam dan piala miliknya kepada orang tuanya, namun sepertinya mereka sengaja mengabaikan Aretha begitu saja.
"Helloww? Mana janjinya? Kalo Ara juara 1, kalian bakal ngikutin 1 keinginan Ara kan?" Nada bicaranya terdengar amat ceria serta bersemangat.
Kedua orang tuanya masih menatap layar laptopnya dengan lekat, lagi-lagi masih mengabaikan teriakan-teriakan dari putri mereka.
Aretha berjalan mendekat ke arah sang Mama, ia menggoyang-goyangkan pelan tangan sang Mama. "Ma! Ara juara 1!" Ujarnya dengan aura semangat yang terlihat jelas dari dirinya.
Nira menoleh ke arah putrinya, menatapnya lekat dengan senyum hangat terpatri di sana, ia mengelus kepala putrinya sayang. "Pinter...." setelah mengatakan itu ia berhenti mengelus kepala Aretha dan kembali menghadap layar laptopnya.
Raut wajah bahagia Aretha berganti menjadi raut wajah kecewa, 'kenapa sikap kalian malah seperti ini? Ketika Ara gagal mendapat nilai besar dan juara kalian akan meraung-raung seperti singa, sedangkan saat Ara juara dan mendapat nilai besar kalian bersikap biasa saja, seolah itu hal yang wajar bagi mereka, padahal Ara menggapai itu semua dengan tingkat kesulitan kira-kira 60% maybe?' Batin Aretha penuh rasa kecewa.
○○○○○
"Ma! Aretha mau ke taman! Ayok! kita nikmati akhir pekan kita sekeluarga di taman!" Ia membesarkan lagi ucapannya, supaya orangtuanya mendengar dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday [Selesai]✔
Teen FictionCerita udah tamat. Gak lanjut revisi lagi karena mau fokus cerita satunya. Part lengkap yaa^^ "Someday, all will surely feel happiness." . "Ra?" -Abigail "Gue gak apa-apa" -Aretha •••••••••• "Someday. Pasti adakan hari dimana mereka menyayangi Ara s...