Heyyooo
Akhirnya kita bertemu lagi >_<
Gimana nih kabar kalian semua?
Semoga selalu baik-baik ajaaInsya allah part ini gak akan bikin kalian kecewa, soalnya udah dicek berkali-kali, bahkan sampe minta dicek sama temen wkwk
Okehlah langsung cuss baca aja yaa
HAPPY READING GUYS💜
¤ ¤ ¤
'Gue gak suka liat lo nangis dan dengar suara isakan tangis dari lo. Gue rindu sama lengkungan indah yang selalu lo hadirkan di wajah lo, ketika lo bahagia, yang akan selalu menjadi candu bagi siapa saja yang melihatnya. Gue rindu sama suara tawa lo, yang sungguh menggemaskan. Gue berharap, rindu gue ini dapat terbalaskan lagi.'
-Abigail Areansyah
°°°°°
Ia menatap ke luar jendela kamarnya, berjalan pelan menuju balkonnya. Ia menghirup udara dengan perlahan, sambil menikmati embusan semiliran angin yang menerpa wajahnya.
"Gue... salah lagi," wajah datarnya berubah menjadi murung, menghela napas lelah.
"Selalu, selalu salah."
"Ra? Lo tau, yang gue harapkan, yang selalu gue perjuangkan adalah kebahagian kalian. Orang tua gue, adik gue, dan lo sendiri, Ra." Ia memejamkan matanya, membiarkan embusan angin kembali menerpa wajahnya dengan bebas
"Semuanya gue perjuangin demi kebahagian kalian. Gue cuman mau kalian semua bahagia." Gumam Abigail pelan, ia tak mau orang rumah mengetahuinya
"Kak? Kakak ada masalah ya sama Ara? Kok bunda liat, kakak udah jarang sama Ara?" Tanya Mita, Bunda Abigail.
Cukup ragu untuk menanyakan hal ini, namun karena selalu melihat keresahan dari wajah putranya, ia akhirnya memutuskan untuk bertanya.
Abigail terkejut, tubuhnya menegang mendengar suara Bundanya yang terbilang tiba-tiba. Apakah bunda mendengar perkataan gue tadi? Batinnya kalut.
Ia menoleh takut-takut ke arah pintu balkon. Mita, Bundanya terlihat berdiri di sana menanti jawaban ataupun penjelasan dari putranya. Abigail menunduk, menatap lantai berwarna hitam pekat, warna itu membuatnya kembali mengingat seseorang yang memiliki mata damai sama seperti warna lantai itu, perempuan cantik nan manis yang memiliki nama seindah orangnya Aretha Salsabila Putri.
"Kakak, kalo ada masalah cerita sama Bunda atau bisa cerita sama Ayah. Jangan pendam semuanya sendiri kak, Bunda gak mau ngeliat kakak resah terus."
"Ada Bunda, ada Ayah, yang akan selalu mendengarkan seluruh masalah kakak. Gak akan ada yang ngejek kakak, meski kakak menceritakan semuanya sama Bunda dan Ayah." Lanjut Mita, ia memandang sendu putranya, yang hanya terdiam dari tadi.
Abigail menghela napas pelan, kepalanya yang tadi ia tundukkan. Kini ia angkat untuk menatap wajah Bundanya. Wanita paruh baya ini, selalu ia repotkan atas segala masalah yang selalu Abigail hadapi.
Tubuh Bundanya yang terlihat semakin ringkih, membuatnya tak tega untuk kembali merepotkan beliau. Entah kenapa rasanya Bundanya ini, sudah sangat jarang terlihat tersenyum.
○○○○○
Menatap wajah wanita paruh baya ini dengan amat lekat, ia memperhatikannya dengan detail setiap inci wajah Bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday [Selesai]✔
Teen FictionCerita udah tamat. Gak lanjut revisi lagi karena mau fokus cerita satunya. Part lengkap yaa^^ "Someday, all will surely feel happiness." . "Ra?" -Abigail "Gue gak apa-apa" -Aretha •••••••••• "Someday. Pasti adakan hari dimana mereka menyayangi Ara s...