Ch. 11

226 94 16
                                    

Revisi : 09-03-2022
945 kata

Tandain aja yaa kalo masih ada kesalahan^^

°°°°°


Yang awalnya hanya beberapa pukulan sekarang berubah menjadi beberapa tendangan. Yuda pun meraih leher Aretha, ia bermaksud untuk mencekik putri tirinya tersebut.

Andai saja Mamanya tak menghentikan perbuatan Yuda, mungkin Aretha akan habis saat itu juga di tangan Yuda.

°°°°°

Pandangan perempuan itu mulai memburam, bukan hanya karena air mata tapi karena keadaan perempuan itu mulai lemah.

"Sudah Pa, sudah. Kalo dia mati kamu yang susahnya," Nira memberhentikan Yuda yang hampir saja membuat Aretha kehabisan napas. Bagaimana pun Nira adalah Mama kandung Aretha, ada rasa iba sedikit di benaknya.

"Sini kamu, sini! Hari ini gak usah tidur di dalem kamu, tidur di luar aja!!!" Bentak Yuda sambil menarik-narik tubuh Aretha yang sudah sangat melemah.

Laki-laki tua itu mendorong Aretha sampai kepala Aretha membentur lantai.

Brak!

Yuda menutup pintu dan langsung menguncinya, meninggalkan Aretha yang tengkurap lemah.

Tok
Tok

"Pa, Ma bukain pintunya dong, udara di luar dingin Ma, Pa," Lirih perempuan itu, air mata pun menetes di pipi manis milik Aretha.

Karena tak dapat balasan apapun setelah mengetuk pintu, akhirnya ia memilih menyandarkan tubuhnya yang lemas ke arah dinding rumah dekat jendela.

Dia menangis tapi tanpa suara isakan, hanya air matanya yang mengalir tanpa henti. Aretha hanya bisa memeluk dirinya sendiri supaya udara dingin malam tak mengenainya, padahal itu adalah hal yang sungguh sia-sia.

Udara malam ini sangat dingin sampai rasanya menembus ke tulang manusia, menggunakan jaket saja udaranya masih menembus ke tubuh, apa lagi tak memakai jaket sama sekali.

"Ara salah apa sih?....."

"..... Ara kan cuman mau bahagia....."

"..... baruu aja Ara bahagia,tapi...."
Aretha menghela nafas lelah dan memejamkan matanya sebentar supaya rasa sakitnya sedikit berkurang.

".....kenapa kesedihan kau berikan lagi, ya tuhan."

Dia hanya bisa menangis.
Sakit. Seluruh tubuhnya terasa amat teramat sakit, bahkan ketika dia mau di cekik oleh Yuda, dia sangat senang. Kenapa? Karena dia sudah tak kuat lagi, rasanya benar-benar mau mati.

'Tuhan kenapa engkau selalu memberikan kesedihan kepada Saya?
Kenapa Tuhan?
Tak bisa kah Saya meminta sesuatu padamu Tuhan?
Saya cuman mau meminta 1 hari saja.......,
1 hari saja engkau bebaskan Saya dari segala kesedihan ini, Saya tak perlu hal lain lagi.
Setidaknya Saya terbebas dari mereka 1 hari saja, Saya benar-benar bersyukur Tuhan.
Jika tidak, ambil Saya, Saya tak kuat berada di sini sendirian Tuhan.
Mereka jahat pada Saya, tak kasihan kah engkau melihat hamba-Mu ini disiksa setiap harinya?'

Someday [Selesai]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang