❦ Prolog

10.9K 1.3K 256
                                    

❦ Trailer Niñogiz – ENHYPEN • TXT

[ media : © MV Given-Taken — ENHYPEN ]

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈«

"Dengan kulit seputih salju, bibir semerah darah serta berkat nurani yang baik nan lembut.

Seharusnya Putri Salju bisa hidup berbahagia bersama semua teman-temannya. Namun, karena ternyata takdir itu sedikit nakal, dan karena berkatnya sendiri, dia berakhir mengunyah apel beracun demi temannya.

Putri Salju meregang nyawa demi temannya.

Nyatanya Putri Salju tidak pernah hidup bahagia selamanya. Tidak ada Pangeran yang datang menciumnya. Tidak ada temannya yang sanggup menyelamatkannya. 

Hari itu, Putri Salju sadar bahwa malaikat pencabut nyawa sama sekali tidak buruk rupa. Dia bisa merasa sedikit tenang.

Dia mengikuti malaikat pencabut nyawa pergi, jauh sekali. Ke tempat dimana teman-teman Putri Salju tak dapat menjangkaunya.

Pikir Putri Salju, mungkin tempat itu yang disebut surga."

Buku dongeng tua itu ditutup. Mungkin karena saking lamanya tidak disentuh, saat ditutup debunya langsung beterbangan. Bahkan sebenarnya sampulnya teramat lusuh dan sudah tidak cantik, entah apa yang membuat Jungwon tertarik membacanya tadi.

Bagian akhir ceritanya mengenaskan. 

Jungwon mengembalikan bukunya ke rak saat dia sadar kakaknya mengintip melalui belakang punggungnya dari tadi.

"Apa-apaan yang kau baca? Dongeng putri? Astaga, aku baru tahu ternyata anak laki-laki juga suka membaca cerita-cerita manis.."

"Bukan gitu, duh." Jungwon mendengus kesal.

Kakaknya menggeleng pelan sambil pergi duduk di depan televisi yang tengah menayangkan berita-berita hangat.

Akhir-akhir ini langit menjadi sedikit mendung dan dingin, sehingga Jungwon lebih sering minum jahe hangat daripada es lemon segar. Angin dingin yang kerap berhembus dari celah jendela saja sudah mampu membuat kulit merinding.

"Lebih baik siapkan buku pelajaranmu kalau nggak mau terlambat ke sekolah."

Jungwon bersungut sekilas. Anak laki-laki itu kemudian berjalan lesu memasuki kamarnya, menghampiri meja belajarnya dan menjejali tasnya dengan buku-buku pelajaran.

Sebetulnya Jungwon merasa kehidupan sekolahnya menjadi sangat monoton, sehingga ia mencari berbagai kegiatan lain untuk dilakukan. Tapi tetap saja dia tak menemukan kegiatan yang cocok.

Setelah berkutat berjam-jam dengan materi pelajaran di sekolah, sepulangnya ia masih harus berlatih taekwondo. Namun, dia juga tidak merasakan kesenangan. Tentu saja ia menggemarinya, tetapi dia sedikit merasa jemu. Mungkin karena teman bicaranya terlalu sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali.

Jungwon mengangkat tasnya dan membawanya kembali ke ruang tengah. Kakak perempuannya masih duduk menonton berita yang sepertinya memang sedang panas dibicarakan dan kerap kali menjadi headline dimana-mana.

Jungwon menengok sedikit ke layar televisi, "Berita orang hilang lagi, ya?"

Kakaknya mengangguk, "Banyak banget yang hilang, anehnya mereka dari daerah dan latar yang berbeda-beda."

Niñogiz | ft. ENHYPEN and TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang