28. "Reminisce and Second Thought"

9.4K 487 89
                                    

Baca In My Escape, I Fell

Hi thank you for semua orang yang udah vote, I can't thank you enough.
Thank you buat yang sudah koment di last chapter (@kyurinn, @xenascl, @jessyyolanda56, @princessbeautyotaku, @indrihasibuan, @witmas, @siskasari, @rosemarietheresia) and semua orang yang sudah komen di chapter-chapter sebelumnya juga.
Dan juga buat orang yang sudah add this story to your library.
Means a lot to me.

Anyway, enjoy the read!

_________________________________

Pagi yang indah dan sepi. Typical pagi-pagi Xavier dulu waktu dia belum bertemu Audrey, sepi dan membosankan. Xavier tidak bisa membayangkan bila dia tidak bertemu Audrey dulu, mungkin sekarang bukannya berada di Enseasen dia sedang tiduran di bangku taman Spingloer; menjalani hidup seorang prince yang membosankan. Karena Audrey, dia sekarang mengukir sejarah akan kembalinya Princess Kylen.

Dia harus berterima kasih kepada Kylen soal ini, kapan-kapan. Dan, untung ya dia sudah mundur dulu sebelum Audrey diakuhi sebagai princess. Xavier tidak bisa membayangkan perasaannya bila dia menyadari kalau dia mencintai orang yang sudah melakukan ikatan emosi dengan Aiden. Pasti payah sekali perasaanya.

Tapi, benarkah dia sudah move on ke Aurelia? Benarkah? Masa secepat itu?

Xavier mendengus kesal. Sudah atau belum lebih baik dia tidak memikirkannya. Lebih baik mencintai Aurelia saja, lebih tidak menyakitkan.

Xavier lalu berdiri dari tempat duduk nyamannya. Berdiam diri disana membuatnya teringat akan Kylen. Dia lalu memilih untuk mengecek kopernya saja. Dia belum memastikan apa yang akan dia pakai nanti malam ke Pesta Pengangkatan Kylen. Tidak untungnya, semua baju yang dia bawa tidak ada yang cocok untuk dipakai ke ball. Ada si satu, tapi baju itu dia sudah pakai waktu Erade Ball, tidak etis untuk memakainya lagi. Sial, kenapa dia baru memikirkannya sekarang? Acaranya malam ini! Hmm.. Apa dia pinjam tailor Ensasen aja ya?

Sambil berpikir, tangannya menyenggol sebuah kotak. Xavier segera berhenti dan melihat kotak yang tadi dia sengol.

Kotak musik yang diberikan Audrey waktu ulang tahunnya.

Xavier sedikit terkejut. Ternyata dia belum memberikan kotak ini ke King Arthur, ya? Xavier jadi tersnyum sendiri. Tapi memang seharusnya benda ini jadi miliknya, bukan? Kan Audrey memberikannya ke dia sebagai hadiah ulang tahun. Hmm, kenapa Xavier jadi ingin memilikinya, ya? Apa karena ini dari Audrey? Benarkah dia masih mencintai Audrey? Ah, lebih baik dia menyembunyikan kotak ini dulu.

"Itu punyaku, kau tau?" Terdengar sebuah suara tiba-tiba, mengejutkan Xavier. "Apa yang kau sedang lakukan dengan benda milikku? Lancang sekali."

Xavier segera menoleh dan dia terkaget sekali lagi saat menemukan Elvoni duduk di salah satu bangku di kamarnya. "Qu-queen Elvoni?" Dia bersiap untuk membungkuk hormat tapi entah kenapa dia jadi gugup sendiri. Mungkin karena Elvoni baru saja memergokinya mencuri bendanya. Eh tapi bukankah ini milik Audrey?

"Ya ini aku. Maaf aku muncul tiba-tiba." Jawab Elvoni dengan gampangnya. Entah kenapa dia menyerigai.

"Maaf. Um, sejak kapan queen disini?" Xavier bertanya, dirinya mengambil kotak musik yang tadi dia jatuhkan. Dia masih ingin kotak musik ini, tapi ya bagaimana.

"Sejak tadi pagi sih. Aku membuat diriku transparan. Awalnya aku ingin menunggu kau pergi dari kamar dulu sebelum muncul, tetapi aku melihatmu ingin menyembunyikan kotak musikku. Kau tau sendiri kalau itu adalah hadiah pernikahan untukku, bukan?"

"Maaf." Xavier tersenyum kecut. Dia lalu menyerahkan kotak musik itu ke Elvoni.

Elvoni melihat Xavier dengan pandangan hangat. "Simpan saja."

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang