17. "The Deal"

8.1K 459 28
                                    

Alright. Sori ya lama updatenya hihihi.

Dedicated to: @special_reader (kamu sering juga muncul di timeline ku lohh hihihi thanks yaa😉)
(Sesuai janji chapter sebelumnya, dipilih random voter😊)

VOTE DULU GIH

Next Chapter dedication:
Karena Author mulai sadar kalo Audrey sering pingsan. Author punya ide yang agak gapenting. Berapa kali Audrey pingsan? (Termasuk yang di Chapter ini) yang bisa jawab nanti di dedicate next chapter!😁

_____________________________________________

Gelap.

Itulah yang dirasakan Xavier pertama kali.

Lalu dengan perlahan dibuka katup matanya yang terasa berat. Dia agak kaget, tempat ini bukan kamarnya, maupun ruangan yang dia tau.

Otaknya berusaha menyaring apa yang telah terjadi. Tak lama kemudian dia langsung teringat akan Audrey.

"Xavier! Kamu sudah bangun!"

Xavier memiringkan penglihatannya, berharap melihat Audrey. Tapi ternyata bukan. "Aurel. Kenapa aku disini? Audrey dimana? Dia gapapa kan?"

Aurel menatap Xavier kebingungan. Lalu matanya berair, dia lalu memeluk Xavier. "Syukurlah. Aku pikir aku akan kehilanganmu." Aurel memeluk Xavier semakin erat.

Xavier mengangkat tubuhnya, berusaha untuk duduk. "Audrey?"

"Audrey tidak ada."

Xavier menoleh ke arah pintu, didapatinya Jesslyn berdiri disitu. "Tidak.. ada?" Mata Xavier membesar dan suaranya bergetar. "Dia.. masih hidup kan?"

Jesslyn menatap Xavier dengan tatapan jijik. "Tentu saja dia masih hidup!" Katanya cepat. "Manusia satu itu bahkan pasti sedang bersenang-senang dengan Aiden!" teriak Jesslyn keras.

"Kak, Xavier baru bangun." Aurelia berusaha menenangkan kakaknya.

"Maksudmu?"

Jesslyn berdecik. "Audrey, cewe gatau diri itu masih hidup. Tapi bisakah kamu tidak memikirkannya? Sejak kau pingsan hampir mati, Aurelia yang selalu disebelahmu, berusaha menyembuhkanmu sedangkan Audrey, aku bahkan tidak pernah melihatnya di sekitar sini!"

Xavier mengelleng. "Cukup. Aku mau istirahat. Audrey masih hidup, itu yang penting."

Mata Jesslyn membesar, tidak percaya. "Hanya itu yang penting?" Suaranya mulai meninggi. "Xavier! Aurelia yang menjagamu non stop dan hanya Audrey yang penting! Kau gila? Kau pikir karena siapa kamu masih bisa bangun setelah digigit ular berbahaya? Audrey?" Ejek Jesslyn. "Audrey yang bahkan tidak datang sekalipun? Dia tidak melakukan apapun, Xavier! Hanya bermain saja! Melakukan aktivitasnya seolah tidak ada yang terjadi!"

"Jesslyn!" Xavier mendengis kesal. "Cukup."

Aurelia menatap Xavier sedih. Dia lalu berjalan menuju Jesslyn, mendorongnya dari belakang. "Sudah, ayo kita keluar kak. Xavier butuh istirahat."

Jesslyn menatap Xavier dengan kekejian lalu berjalan keluar.

"Ah, Aurel." Panggil Xavier, sebelum Aurel keluar ruangan.

Aurel segera menoleh. "Ya?"

"Terima kasih."

Aurel tersenyum. Dia lalu mengangguk. "Sama-sama. Akan aku panggil dokter untuk memeriksamu."

Jesslyn memperhatikan adiknya. Aurel terlihat bahagia. Untuk sesaat Jesslyn yakin kebohongannya itu bernilai seimbang dengan kebahagiaan Aurelia.

Jesslyn tau, berbohong bukanlah sesuatu yang seorang putri boleh lakukan, tapi membiarkan Xavier tau kalau Audrey pergi ke Pinglo Mountai untuk memetik bunga Tidota di tengah malam akan membuat Xavier makin cinta Audrey.

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang