"Ah Kylen, kau sudah bangun? Apa karena disini dingin? Sini pakai jaketku."
Kylen menolehkan kepalanya dengan susah payah ke Aiden dan bertanya, "Kita sudah sampai di Icelue, ya?"
"Iya. Kita akan ke Eloise dulu, nanti waktu perjalanan pulang baru kita mampir ke istana Icelue." Jawab Aiden dengan lembut.
Badan Kylen masih sakit sekali. Entah kenapa sejak dia bangun di penjara kemarin, badannya remuk sekali. Seperti rasa sakit pada pagi hari ketika kemarin kamu olahraga keras tampa pemanasan. Karena itu juga dia tidak lagi naik kuda melainkan kereta kuda yang dipinjam dari penjara.
"Badanmu masih sakit ya? Aku masih bingung bagaimana kamu bisa pingsan saat di hutan tadi. Apa kamu diserang binatang?" Aiden bertanya lagi.
"Tidak. Aku juga tidak bisa mengingat kenapa aku bisa pingsan." Kylen berbohong. Tentu saja dia ingat kenapa. Pria bertopeng itu. Memori terakhirnya adalah pria itu mencium tangannya, tepat di cincin pemberian ibu nya, lalu Kylen pingsan.
Aiden tiba-tiba tertawa, mengagetkan Kylen. "Apa karena matamu?" Aiden mendekatkan wajahnya ke Kylen. "Matamu indah. Seperti matamu waktu kita kecil. Aku rindu sekali mata boudle-mu ini. Kau lebih cocok dengan mata ini." Kata Aiden sambil menyentuh kelopak mata Kylen dan menatap lebih dalam mata biru Kylen.
Kylen ikutan tersenyum. "Terima kasih Aiden. Tapi aku bingung, bagaimana mungkin mata ini muncul tiba-tiba."
"Mungkin karena ini sudah waktunya? Lagipula kau sudah kembali menjadi Princess Kylen of Enseasen." Jawab Aiden, dia lalu kembali duduk di kursinya di depan Kylen.
"Ohya, Aiden, bagaimana cara kita bertemu Eloise?"'
"Di gunung Koscius. Kau tau, kan? Gunung di Icelue yang selalu bersalju di puncaknya itu. Kita sudah di gunung, loh, sebentar lagi kita akan memasuki wilayah eternal snow. Rombongan tidak ikut kesini, mereka menunggu jauh dibawah di wilayah yang tidak terlalu dingin."
Tiba-tiba kereta mereka berhenti dan mengalami gunjangan yang cukup keras, Aiden sampai harus memegang Kylen untuk menghalanginya jatuh.
"Kau baik-baik saja?" Tanyanya kwatir. Setelah melihat Kylen mengangguk, Aiden segera membuka jendela yang menghubungkannya ke kusir dan bertanya, "Ada apa?"
"Maaf, pangeran, tapi tiba-tiba ada binatang aneh ini yang tiba-tiba muncul dan berhenti di tengah jalan." Jawab kusir itu ketakutan sambil menunjuk binatang aneh di depannya.
Aiden lalu melihatnya, sebuah binatang seperti campuran kuda dan kambing gunung dengan bulu tebal berwarna-warni yang soft. Matanya hitam pekat dan dia tidak mempunyai tanduk. Dia jadi teringat, salah satu buku yang dia baca di ruang bawah tanah rahasia kastil Enseasen saat dia masih kecil, buku yang juga darimana dia belajar bagaimana prosedur dan tata cara mengikat emosi, bahwa ada banyak magical creature di dunia ini yang bersembunyi.
"Hanya mereka yang terikat emosi bisa masuk." Kata binatang ajaib itu, mengagetkan kusir yang semakin ketakutan.
Aiden juga bingung melihatnya, tapi akhirnya dia menemukan keberanian untuk keluar dari kereta sambil menuntun Kylen. Dia berjalan dan berhenti tepat di depan binatang itu. "Kami terikat emosi. Apakah Eloise disini? Bisakah kamu mengantarkan kami ke dia?"
Tiba-tiba, mata binatang itu menjadi putih. "Tentu saja, Prince Aiden dan Princess Kylen. Tetapi manusia itu tidak bisa masuk."
"Tentu saja. Hanya aku dan Kylen yang akan masuk." Kata Aiden lalu, menahan kebingungannya darimana binatang itu bisa tau nama Kylen dan namanya.
Setelah menyuruh kusir untuk menunggunya di dalam kereta, Aiden mengikuti jalannya binatang itu. Tapi saat melihat Kylen semakin mengigil dan mengigil, Aiden memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf, bisakah Kylen menaiiki anda? Dia lagi sakit dan dia kedinginan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masquerade: The Lost Princess
Fantasy"This is a story about once upon a time, when magic still lays." Audrey sebenarnya adalah Kylen, putri Enseasen yang hilang. Dia tidak tau itu, dia disembunyikan oleh Siska. Hari demi hari berlanjut dan petualangannya semakin bertambah. Terjebak ol...