10. "Arrow of Fate"

9.9K 485 34
                                    

"Tunggu." Kathleen tiba-tiba kaget. "Audrey itu Kylen? Dia juga menyamar?!"

Elvoni tersenyum tipis. "Ya begitulah."

"Ohya? Gimana mukanya? Kamu pake Quera perubahan wujud juga ke dia?" Tanya Kathleen tertarik.

Elvoni geleng-geleng keapala. "Ngak. Ngak sanggup aku ngerubah dia jadi jelek, soalnya mukanya sudah perfection. Eh, tapi agak sedikit memudar sih kecantikanya memang." Elvoni tertawa. "Aku juga menyamarkan mata boudlenya pake AQ"

"Aku jadi kepingin ketemu Audrey.. Kamu punya fotonya?" Tanya Kathleen lagi.

Elvoni mengangguk. "Banyak, dirumah."

"Ohya!" Vincent tiba-tiba berbalik ke Elvoni. "Elvo, selain Queen Elfrada, disana juga ada Queen Laurie. Kamu tau dia benci banget orang yang gak punya quera."

"Apa?" Kathleen berdecak kaget. "Queen Laurie masih gak bisa nglupain dendam masa lalunya."

Vincent mengangguk. "Apa kamu yakin nguatin AQ'nya? Audrey bisa digencet habis-habisan."

Elvoni diam sebentar, berpikir. "Gapapa." Dia tersenyum masam. "Lebih baik begitu daripada Arthur tau kalo Audrey itu Kylen. Lagian, anggota kerajaan lainya pasti nge protect dia kan?"

"Well aku ngak tau, Elvo." Kathleen mengangkat tanganya. "Laurie is the Queen of Icelue. Kamu tau apa queranya dia kan? Bisa-bisa dia membekukan hatinya Audrey begitu dia liat Audrey."

"Astaga, jangan nakut-nakuti Elvo, Kathleen. Bagaimapun juga Audrey itu keponakanmu kamu malah bilang kayak gitu." Vincent geleng-geleng kepala sambil mengetuk-ngetuk sebuah tabung kaca berisi ramuan.

"Justru karena dia keponakanku aku kuatir sama dia. Lagian, Elvo, kenapa emangnya kalo Arthur tau Audrey itu Kylen? Bukanya tambah bagus ya? Arthur juga gak bakalan marah kalo liat kamu sama Audrey kembali, Arthur kan tergila-gila sama kamu." Kathleen kembali bertanya.

Elvoni geleng-geleng kepala. "You don't know what you don't know, Kathleen."

"Well then, please tell me what I don't know."

Elovin geleng-geleng lagi. "It's too complicated for you." Elvoni lalu diam sebentar melihat adiknya itu menghela nafas. "Kalo gitu, Vincent, tolong skalian AQnya ditambah AQ special."

"Apa?! Ditambah AQ special juga?" Vincent menghela nafas. "Aku harus ulang dari awal kan. Kenapa ngak bilang dari tadi??"

"AQ special? Apa lagi itu." Tanya Kathleen. "Kemampuanmu berkembang pesat, Vincent."

"AQ special, pelindung dari quera. Jadi dia gak bakalan kena quera apapun. Seperti benteng gitu jadi Audrey ngak kena Quera." Jawab Elvoni sambil tersenyum. "Tapi AQ special sangat sulit, kamu yakin kamu bisa buat itu, Vincent?"

"Tentu saja. Apa yang gak bisa buat kalian." Vincent menuang ramuan lain. "Tapi dikash AQ special bukan berati dia bebas dari tekanan batiniah, Elvo."

"Gapapa-gapapa."

** ** **

Mata Queen Laurie menyipit ketika dia melihat seorang wanita yang merangkul tangan Prince Xavier.

"Prince Xavier and his accompany, Audrey." Teriak seorang butler, memperkenalkan.

"His accompany?" Gerutunya pelan. "Audrey? Gak pernah denger nama itu."

"Siapa itu?" Tanya Ryan, yang duduk di sebelah ibunya, pelan.

"Aku juga tidak tau, Prince Ryan." Jawab Laurie, matanya masih terkunci ke Audrey.

"Dia terlihat cantik." Kata Ryan. "Kenapa Xavier membawanya kesini? Ini kan cuma buat anggota kerajaan? Apa dia punya Quera?"

"Ibu rasa tidak." Muka Laurie memancarkan kemarahan. "Berani sekali dia menghadri acara ini?"

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang