29. "He Proposed"

7.5K 446 71
                                    

Vote first, comment later?
Don't forget to read my other story IN MY ESCAPE, I FELL.

___________________________

Arthur duduk di tempat khususnya di balcony, matanya menyapu lantai dansa. Banyak sekali orang-orang disana, tidak sabar melihat Kylen, anaknya, untuk keluar. Semuanya terlihat bahagia, kecuali dia. Meskipun anaknya yang hilang baru saja kembali, dia masih tetap menghabiskan waktunya untuk memikirkan Elvoni; dia bahkan cuma beberapa kali bertemu dengan Kylen, dan itu semua masalah kerajaan. Dia belum mempunyai waktu khusus ayah dan anak dengan Kylen. Tentu saja dia rindu Kylen, tapi Elvoni masih meawanni pikirannya dengan hebat.

Arthur dibangunkan dari pikirannya oleh suara terompet yang lalu disusul oleh suara keras pintu yang dibuka. Secara perlahan, Kylen masuk dengan langkah kecil yang anggun. Wajahnya terangkat tinggi elegan dan matanya dibiarkannya sayu-sayu. Seraya semua mata memandang, Kylen menuruni anak-anak tangga. Sebuah senyuman tipis menghiasi wajahnya. Saat dia sampai di anak tangga dengan permukaan rata yang cukup luas-beberapa anak tangga lagi sebelum lantai utama, dia berhenti disebelah announcer.

"Hail;" Kata announcer itu keras dengan suarannya yang keras. "to Princess Kylen of Enseasen."

Seraya trompet dibunyikan sekali lagi, semua orang membungkuk hormat ke arah Kylen. Setelah terompet selesai dibunyikan, Kylen mulai lagi menyeret gaunnya dan menuruni sisa anak tangga. Dipenggujung sana, Aiden sudah menunggu Kylen dengan senyuman terbaiknya, senyumannya semakin mengembang setelah Kylen membalas senyumannya dan menaruh telapak tangannya diatas telapak tangan Aiden yang dia julurkan.

Semua mata memandang mereka berdua. Semua rasa penasaran dan penungguan orang-orang terbayar semua. Semua takjub akan kecantikan Princess Kylen, mulai dari rambutnya sampai dengan caranya berjalan. Banyak laki-laki yang senyum-senyum sendiri dan mata mereka membelak iri kepada Prince Aiden.

Musik mulai dimainkan, mengiiringi the first dance yang dipinpim oleh Aiden dan Kylen.

"Jujur saja, aku cukup gugup malam ini." Katanya pelan sambil perlahan mengerakan kakinya untuk berdansa.

"Kau sudah latihan dansa berjam-jam, Kylen. Dan, kau memang berbakat dalam berdansa, kenapa perlu gugup?" Aiden mencoba meyakinkan Kylen, ditemani dengan senyumannya.

Kylen memandang kebawah dan berkata, "Bagaimana jika aku bukan putri yang mereka harapan? Kenapa yang berdansa hanya kita? Kenapa mereka hanya melihat?"

Aiden tertawa kecil dan menjawab. "Tenanglah sedikit, Kylen. Jangan pikirkan apa-apa. Hanya berdansa."

** ** **

"Dia terlihat begitu bahagia." Kathleen tersenyum. "Dia lebih terlihat bahagia ketika bersama temannya. Siapa itu? Nicole ya kalau tidak salah. Ah, yang penting dia bahagia." Kathleen tersenyum, matanya tetap terkunci ke Kylen.

Elvoni yang berada di sebelahnya sambil menyamar sebagai maid bertanya, "Benarkah?" Elvoni menggerutkan keningnya. "Dia terlihat sedikit aneh malam ini.. sedih, malah."

Kathleen segera memfokuskan matanya dan melihat Kylen lebih seksama lagi. "Benar juga.. apakah mungkin karena Arthur menelantarkannya?"

Dengan sigap Elvoni menoleh ke arah Kathleen. "Apa?"

"Kau tidak tau? Aneh sekali. Kamu kan penguntit setianya Arthur."

Elvoni sudah menghadap Kathleen sekarang. "Tunggu Kathleen, apa maksudmu Arthur bajingan itu menelantarkan Kylen?"

"Elvoni, kamu benar-benar tidak tau?" Kathleen melihat Elvoni dengan kwatir. Tetapi, beberapa menit setelahnya, matanya memandang hal lain. "Oh lihat Vincent, dia berjalan kemari. Sepertinya dia sudah selesai bersosialisasi, dia terlihat capek. Tipikal Vincent."

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang