31. "No Chance At All"

6.2K 390 84
                                    

"Hello, Princess." Sapa pria bertopeng itu kembali. Dia lalu berjalan menuju pinggiran danau, lalu berjongkok.

Kylen segera mengikuti pria bertopeng tersebut. "Sedang apa kau disini? Di tengah-tengah hutan?" Tanyanya sambil berdiri di sebelah tempat pria misterius itu berjongkok, berusaha melihat apa yang dia lakukan.

Pria misterius itu lalu beridiri tiba-tiba, mengkagetkan Kylen yang sudah berada dekat sekali dengannya. Wajah mereka berada dekat sekali, Kylen bisa merasakan hembusan nafas pria itu.

"Ini." Kata pria itu, memajukan tangan kanannya.

Kylen memindahkan fokus matanya kebawah dan menemukan setangkai mawar putih yang sedang mekar dengan indahnya. Dia menarik nafas lalu tersenyum lebar. "Aku tidak melihat mawar ini sebelumnya! Terima kasih."

"Aku tau kamu pasti suka bunga ini. All butterflies love flowers."

Kylen menaikan alisnya. "Aku hampir selalu tidak mengerti apa yang kau katakan. Ohya, kau belum memberitauku siapa dirimu."

"Patient. Belum waktunya, Princess." Jawab pria itu singkat.

"Kamu selalu muncul tiba-tiba, di acara pemahkotaanku waktu itu dan sekarang. Beritau aku, siapa dirimu sebenarnya?" Tanya Kylen disertai mata besarnya.

Pria itu tersenyum sinis sekilas, Kylen tidak melihatnya. "Kamu tau aku. Kita sudah pernah bertemu sebelumnya. Hanya saja, kamu mungkin tidak mengenali aku. Wajahku berubah-ubah akhir-akhir ini."

Kylen mendengus kesal. "Ucapanmu seakan tertutup topeng masquerade, sama seperti wajahmu. A part of you always hidden away."

Pria bertopeng itu tesenyum kecut. "Kamu pasti mengenaliku, cepat atau lambat. Hanya saja, masih banyak halangan diantara kita."

"Halangan? Kita berhadapan sekarang dan aku sama sekali tidak melihat ada halangan. Kau hanya butuh mengatakan siapa namamu, itu saja."

Pria itu tersenyum tampa arti sekarang dan berkata, "Baiklah, Princess." Dia lalu mengambil tangan Kylen dan menciumnya. Tepat di cincin pemberian Siska. Cincin AQ yang menyegel boudle milik Kylen.

Tiba-tiba saja cahaya berwarna putih keluar dari cincin itu, menerjang kemana-mana. Cahaya itu memaksa mata Kylen tertutup sangkin silaunya, tangan Kylen juga berusaha melindungi matanya dari sumber sinar.

Lalu tiba-tiba cahaya itu hilang dalam ledakan. Kylen terlempar terlentang kebelakang, kepalanya terasa pusing sekali. Dia merasakan sesuatu mengalir dari jari tempat dia mengenakan cincin ke seluruh tubuhnya. Lalu tubuhnya terasa panas, panas sekali. Tak lama kemudian, dia kehilangan kesadaran.

Pria bertopeng itu juga terlempar kebelakang. Punggungnya menempel pada batang pohon, tapi dia baik-baik saja. Dia mencoba mengerakan tangannya yang masih terasa sakit dan melepas topeng yang dia kenakan. Keith melepas topengnya lalu menaruhnya di atas rumput.

Keith lalu berjalan ke arah Kylen dan berlutut di sebelahnya. Sekali lagi dia mengengam tanganya dan menciumnya. Setelahnya, Keith kembali mengambil bunga mawar yang tadi dipetiknya dan menaruhnya digengaman Kylen.

"Sleep well, my butterfly." Katanya. Lalu dia berkata lagi, "Kau sudah berikatan denganku, sekarang."

Lalu dia pergi.

** ** **

"Prince Aiden, Ozare Amaris sudah siap diruang tunggu. Apakah anda ingin bertemu dengannya sekarang atau menunggu Princess Kylen sadar?" Tanya seorang penjaga penjara kesekian kalinya.

Aiden menatap Kylen yang masih terbaring tidak sadarkan diri dan mendengus kesal. "Saya akan menemuinya sekarang."

"Baiklah, Prince Aiden. Mari ikuti saya."

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang