20. "Prince and Pauper"

8.9K 499 40
                                    

Hii! Sesuai janji, touchdown 20K aku update. Next update berapa enaknya? 21K?

Dedicated to: @starest (dia temen sekolahku looh mampir gih ke profilnya) (btw nad, ceritamu lanjutin dong)

______________________________________________________

Ketika Audrey turun dari kereta, dibantu Aiden tentu saja, dia hanya bisa takjub melihat Clarista sudah berdiri di pintu megah istana Enseasen. Sayangnya, saat Clarista melihat Audrey, kedua alisnya langsung bersatu dan wajahnya merengut. Wajah Clarista kembali tersenyum begitu Aiden dan Audrey sudah berada di pintu, Clarista langsung tersenyum lalu mencium pipi Aiden. Kelakuan ini membuat hati Audrey berdenyut sakit sedikit. Setelah selesai, mata Clarista langsung melirik ke Audrey dan senyumanya terasa begitu palsu. "Well well, isn't this Adeline?"

"Audrey, Clarista. Kenapa kamu selalu salah menyebut nama Audrey?" Aiden langsung menyahut sementara Audrey hanya tersenyum.

Clarista tersenyum sinis. "Anyway apa ini?" Clarista menunjuk Audrey. "Oleh-oleh?"

Aiden rolled his eyes. "Clarista, Audrey akan tinggal disini."

Clarista, herannya, tetap tenang. "Oh, sebagai maid?" Tanyanya dengan nada sopan tetapi tetap kasar, seolah merendahkan. "Apakah kamu menjadikan dia maid-ku sebagai oleh-oleh, Aiden? Oh you shouldn't have." Dia lalu tertawa sinis.

"Tidak, aku akan menempatkannya di Enseasen Castle Stable. Clarista, dia punya quera dengan binatang."

"What?" Tanya Clarista tajam. Dia terlihat terkesima untuk beberapa saat. "Kenapa harus di Enseasen, Aiden? Seharusnya dia berada di Spingloer bersama Xavier. Aku akan mengatakannya sekarang, aku tidak mau dia disini."

Aiden mendengus kesal. Dia menoleh ke Audrey tetapi rupanya Audrey tidak terlalu memperdulikan perkataan Clarista, dia lebih seperti berada di pikirannua sendiri. "Queranya cukup kuat, Clarista, dan aku pikir orang-orang di Stable akan membutuhkan nya. Audrey mampu menjinakan kuda liar, kau tau."

"Haruskah aku peduli, Aiden?"

"Betul sekali, haruskah kamu peduli kalau Audrey tinggal disini? Jadi tenang saja, aku tau pikiranmu apa."

Clarista jadi marah, meskipun wajahnya masih tenang. "Then I, as the princess, declare that Tawdry is not allowed to be inside the castle!"

Aiden mengeleng lemah, mencium pipi Clarista sekedar untuk menenangkan fiancée nya itu lalu mengandeng tangan Audrey dan masuk ke istana. "Kamu bahkan salah menyebutkan namanya, Clarista. Audrey, bukan Tawdry. Aku tidak perlu ijinmu, aku akan tanya ke King soal ijin."

Clarista memandang mereka yang berjalan menjaug dengan marah, akhirnya ekpresinya berubah. "Aiden!"

** ** **

Seminggu. Sudah seminggu Audrey berada di Enseasen. Ibunya sudah mengirimkannya surat, katanya dia berada di rumah seorang duke bernama Vincent. Pasti hidup ibunya sekarang jauh lebih enak dari Audrey, apalagi katanya Duke itu teman ibunya. Audrey? Dia terjebak di kandang kuda.

Sebelumnya, Audrey merasa bahwa dia bisa jalan-jalan keliling Enseasen Castle, tapi ternyata tidak. Terimakasih kepada peraturan yang melarang pegawai istana jalan-jalan, terimakasih, sungguh. Iya kalau dia punya sesuatu untuk dilakukan, tapi peringkatnya di Stable ini cukup tinggi aka dia cuma perlu liat-liat tampa melakukan sesuatu yang significant. Dan ini cukup membosankan. Untung saja dia punya pekerjaan sambilan, mengobati orang. Memang belum seperti di Spingloer sampai diberi gelar Princess Healer, tapi cukup untuk menghilangkan kebosannanya.

"Ahh.. Aku kepingin ke Kylen Meadow.." Guman Audrey pelan sambil menaruh jerami ditempat makan kuda.

"Blaze, kau tau, aku sangat bosan sekarang, melebihi apapun!" Audrey mulai berbicara ke binatang, ke kuda lebih tepatnya. Blaze merupakan kuda tercepat di Enseasen dan seperti biasa, agak liar. Kenapa semua kuda cepat selalu agak tidak jinak? "Hidupmu pasti membosankan yah, makan tidur makan tidur." Kata Audrey lagi kepada Blaze.

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang