4

380 42 19
                                    

Jam dua dini hari Aldean mengendap-ngendap menuju kamar karena baru pulang. Ia berharap tidak ada yang melihatnya, namun sayangnya semua itu hanya harapannya saja.

"Ekhem" deheman Mira membuat aldean menghentikan langkahnya, ia langsung berdiri tegap dengan ekspresi malas.

Ya ampuuun nenek sihir ini kenapa belum tidur, sih? Ucapnya dalam hati. Dengan malas ia balik badan menghadap Mira.

"Masih inget pulang?" tanya mira sambil melipat tangan ke dada.

"Bukan urusan anda, tante. Saya mau pulang kek, enggak kek, pulang jam segini juga urusan saya" Jawab aldean tidak sopan.

"Dasar anak nggak ada etikanya! apa bunda kamu nggak pernah ngajarin ngomong yang bener sama orang tua?" Omelnya, lalu memperhatikan aldean yang berdiri di depannya.

"Nafas bau rokok, bau alkohol, Udah kayak berandalan aja. Saya yakin bunda kamu pasti sedih lihat kamu kayak gini" Lanjutnya mengomel karena perduli, namun aldean tidak menyukainya.

Tatapan aldean begitu sinis pada mira.

"Nggak usah bawa-bawa bunda, tante!" Aldean melihat mira dengan tangan mengepal. "Kalau mau marahi saya silahkan, tapi jangan bawa-bawa bunda, karena bunda adalah ibu terbaik untuk saya!"Tegasnya.

Mira mengangguk, ia mengerti perasaan aldean saat bicara seperti itu.

"Ya udah, terserah kamu. kalau emang kamu udah nggak mau di atur! Satu lagi, saya udah nggak bisa lagi terus bohong sama ayah kamu tentang kelakuan kamu biar kamu nggak dimarah!" Mira bicara lebih tegas.

"Nggak ada yang nyuruh anda bohong. Jadi nggak usah sok baik."Protes aldean.

Lagi-lagi mira mengangguk di sertai tarikan nafas panjang."Besok ayah pulang, jadi jangan sampe bau alkohol itu masih ada di badan kamu!" ucapnya dan langsung pergi.

Aldean tertawa getir mendengar ucapan mira. Baginya, mira itu menyebalkan karena suka mengatur dan mengomelinya, walaupun sebenarnya apa yang dilalukan mira demi kebaikannya.

Sebenarnya aldean juga tidak akan pulang sampai jam dua malam dengan nafas bau rokok dan alkohol kalau tidak lanjut nongkrong dengan the boys. Ya, aldean hanya sampai jam sepuluh malam nongkrong dengan reinbo, namun saat pulang ia malah lanjut nongkrong dengan the boys.

Aldean masuk kamar, lalu duduk di sisi ranjang dengan mata berkaca-kaca. Dengan perasaan sedih ia melihat foto almarhum ibunya yang ada di meja,

"Bunda, al kangen. Al kangen banget sama bunda" ucapnya dan memejam bersamaan dengan air mata yang jatuh.

"Al nggak mau punya ibu tiri, al cuma mau bunda sebagai ibu ku. Kenapa sih, ayah harus nikah lagi dengan alasan biar al ada yang ngurus?" Lanjutnya dan perlahan membuka mata.

"Al bisa kok jaga diri, al bisa ngurus diri sendiri tanpa harus ada ibu tiri" ucapnya dan berbaring asal.

"Kinan" gumamnya saat ingat belum memberi kabar kekasihnya.

Sambil berbaring, aldean mengambil ponsel untuk mengabari kinan, namun banyaknya notif yang masuk membuat aldean mengurungkan niatnya. Panggilan telfon dari aldio sampai 15 kali dan pesan masuk dari kinan juga aldio membuatnya menghela nafas panjang.

Dengan mata mengantuk, aldean membuka pesan dari kinan lebih dulu.

Dengan mata mengantuk, aldean membuka pesan dari kinan lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang