18

313 44 31
                                    

Dua tahun sudah mira pergi meninggalkan keluarga yang dicintai setulus hati. Dua tahun juga aldean banyak menyembunyikan rasa sakit dan melakukan hal-hal yang memperburuk kondisinya.

Perubahan sikap aldio, ayahnya yang semakin sibuk kerja setelah kepergian ibunya membuat aldean kembali seperti dulu. susah diatur dan bertindak sesuka hatinya.

Aldean juga sudah lulus sekolah dan melanjutkan kuliah di universitas wardaya bersama anak reinbo dan juga lisa. kampus yang sama dengan aldio dan kinan.

Semenjak kuliah, ia jarang bicara dengan aldio, kalau bicara biasanya karena ribut.
Seperti sekarang, aldean keluar kamar untuk sarapan, namun saat melihat aldio di meja makan ia memilih untuk langsung pergi, membuat hanum yang melihat langsung memanggil.

"Dean, nggak sarapan dulu? Bibi udah masakin nasi goreng kesukaan kamu" kata hanum yang sudah berdiri di depannya.

"Sebenernya sih laper bi, tapi males kalau ada bang dio" jawab aldean dan di dengar oleh aldio.

Aldio beranjak dari duduk, kemudian menghampirinya. "Maksud lo apa ngomong gitu? Kalau mau makan ya makan aja! Nggak usah ngomong kayak gitu!" Ia melihat aldean dengan sinis.

"Heh, mikir! Kan biasanya lo yang ngomong gitu. enak nggak kalau lagi makan terus denger omongan kayak gitu?" Jawab aldean yang tak kalah sinis melihatnya.

"Songong lo, ya! Ngelawan mulu kerjaannya" omel aldio.

"Gue jawab karena punya mulut, kenapa? Nggak"

"Udah dean, jangan berantem lagi, ini masih pagi loh" hanum memotong ucapan aldean karena tidak mau mereka bertengkar terus.

Aldean dan aldio saling menatap dengan sinis setelah mendengar ucapan hanum. Bagi mereka, hanum adalah orang tua yang harus dihormati walaupun hanya asisten rumah tangga.

"Udahlah bi, aku langsung jalan kuliah aja" kata aldean dan langsung pergi meninggalkan aldio.

Hanum melihat aldean yang pergi dengan sendu, sementara aldio kembali ke meja makan untuk mengambil tas di kursi.

"Aku juga berangkat, bi" pamitnya.
"Makannya nggak di habisin, den?" Tanya hanum.

"Udah males" jawab aldio dan pergi setelahnya.

"Ya ampun, kenapa mereka jadi nggak akur begitu, sih?" Ucapnya sedih, kemudian membereskan meja makan.

Aldio berjalan sambil membaca pesan dari kinan, kemudian membalas tanpa menghentikan langkahnya.

Aldio memasukan kembali ponsel ke saku jaket setelah membalas pesan, kemudian pergi dengan menggunakan motor. Ia tak pergi ke kampus, melainkan ke basecamp the boys karena malas kuliah.

Sesampainya di basecamp, ia sudah disambut oleh ken, sandi dan jack, mereka juga sama sepertinya. malas kuliah dan memilih ke basecamp untuk bersantai.

Di tempat lain, aldean bertemu yoga di jalan dan berangkat menggunakan motor masing - masing. Namun, ia tak sengaja menyenggol pengendara motor lain yang menggunakan motor sport juga.

"Heh, lo bisa bawa motor, nggak?" Omelnya emosi.

Aldean menanggapi dengan santai
ocehan pemuda yang terlihat seumuran dengannya.

"Sorry, nggak sengaja. lagian nggak sampe jatuh, kan?" Jawab aldean santai dan langsung mendapat tatapan maut dari yoga.

"Lo kenapa sih, yog? Sakit mata lo?" Tanyanya yang tidak mengerti dengan maksud tatapan yoga.

Yoga menghela napas panjang,lalu melihat si pengendara tersebut.

"Maaf ya, temen gue beneran nggak sengaja. Kalau motor lo ada yang lecet, bawa aja ke bengkel, kita tanggung jawab, kok" kata yoga dengan sopan, namun orang itu malah tersinggung dengan ucapannya.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang