Di dalam tenda, lisa yang baru selesai menyuapi aldean membujuknya untuk minum obat.
"Sekarang minum obatnya dulu biar cepet sembuh." Ucapnya sambil membuka obat penurun demam dan juga obat mag untuk aldean.
Aldean hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu minum obat dengan bantuan air yang lisa berikan.
"Makasih ya, lo selalu peduli sama gue" ucap aldean setelah selesai minum obat.
"Nggak perlu makasih, gue seneng kok bantuin, lo" jawab lisa dan tersenym setelahnya.
Aldean mengangguk kecil kemudian tersenyum saat memandang wajah perempuan di depannya, membuat lisa bingung dengan sikapnya.
"Lo kenapa, sih? ada yang aneh sama gue?" tanya lisa sambil merapikan rambut, kemudian mengusap hidung dan bibirnya.
Aldean menggeleng lemah dengan tersenyum kecil. perlahan tangannya bergerak ke pipi kanan lisa.
"Ini,loh, ada bubur di pipi, lo."kekeh aldean." Perasaan gue yang makan, kok, lo yang belepotan, sih" Lanjutnya sambil membersihkan pipi lisa dari bubur yang dimaksud.
Lisa langsung melihat aldean sampai mereka saling pandang. Lagi dan lagi jantung lisa tidak bisa dikontrol saat harus berdekatan dan menatap wajah aldean dengan dekat.
Kenapa, sih, gue jadi deg-degkan banget kalau deket sama dean? Biasanya juga nggak, tapi kenapa sekarang kayak gini? Batin lisa tanpa berkedip sedikitpun, namun aldean menyadarkannya dengan menyentil keningnya.
"Aduuuh sakit tau!" ucap lisa sambil memegangi keningnya.
Aldean tertawa kecil." Salah siapa bengong mulu, kesambet baru tau rasa" ucapnya membuat lisa membalas dengan menyentil telinga aldean.
"Rasain tuh, emang enak disentil?" Ejeknya saat aldean memegangi telinganya yang sakit.
"Rese banget, lo! bar-bar banget jadi cewek. nggak ada lembut-lembutnya." Gerutu aldean, namun lisa tetap tertawa. "Ketawa mulu, berobat, lo!" imbuhnya dan tekekeh.
Lisa perlahan berhenti tertawa karena fokus memandang aldean yang kini terkekeh. Mulutnya mengulum senyum tipis dengan tatapan terpesona pada laki-laki yang sudah menjadi kekasih kakaknya.
_______________
Tanpa terasa camping selama dua hari telah selesai dan semua murid telah pulang dalam keadaan sehat. Aldean yang sempat sakit juga sudah sembuh saat pulang karena mendapat perawatan yang baik.
Setelah camping, sekolah juga diliburkan satu hari agar murid bisa istirahat sebelum melakukan aktivitas belajar seperti biasa.
Libur tidak aldean manfaatkan untuk istirahat, melainkan ia manfaatkan untuk bertemu kinan karena ia merindukan kekasihnya itu.
Seperti sekarang, aldean sudah berdiri di depan pintu rumah kinan sambil membawa kantong berisi cemilan. Ia tidak akan membawa bunga karena ia bukan tipe pria yang romantis. Aldean tersenyum setelah menekan bell dan pintu dibuka dari dalam oleh kinan.
"Selamat siang menjelang sore pacarnya aku" ucapnya pada kinan yang berdiri di depannya.
"Dean, kok nggak ngomong sih mau dateng? Aku, Kan, bisa dandan dulu" kinan merapikan rambut yang sedikit berantakan.
"Sengaja, dong, biar kamu kaget. Lagian ngapain juga dandan? Kamu udah cantik walaupun tanpa makeup" puji aldean.
"Kamu bisa aja bikin aku seneng" sahut kinan yang di akhiri dengan senyuman.
"Kangen,nggak?" Tanya aldean dengan merentangkan tangan.
"Kangen dong" jawab kinan dan memeluk aldean yang langsung mendapat balasan pelukan dari kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen FictionAldean adalah orang yang keras kepala, sulit di atur dan terkadang suka bertidak semaunya sendiri. Sifatnya yang keras akan lunak jika bersama wanita yang di cintai. Ia memiliki cinta yang tulus dan rasa percaya kepada orang yang ia sayang, namun pe...