22

317 43 5
                                    

Aldean benar-benar marah sampai meninggalkan lisa di kampus dan kembali ke basecamp tanpa mau mendengar penjelasan apapun darinya. Dia datang membawa rokok dan minuman keras.

Sama sekali tak peduli dengan tatapan teman-temannya yang tidak suka melihatnya merokok dan menengguk minuman keras yang dibawa.

“Kenapa sih, lo? berantem sama lisa?” Tanya yoga dingin.

“Semua cewek sama aja, nggak bisa di percaya”Aldean bicara dengan mata merah karena kesal dan yoga juga yang lain langsung mengerti.

Yoga mengeluarkan ponsel,lalu memotret aldean diam-diam untuk di kirim ke lisa. Setelah rencananya berhasil, ia mengajak richo pergi dan meninggalkan aldean bersama yang lain.

"Bang, enak ya? Sampai suka gitu sama rokok" tanya jimmy, tapi aldean tidak menjawab.

"Kasihan banget sih lo, bang. Punya masalah tapi ngerusak kesehatan" juna bicara ketus dan lagi-lagi tidak di tanggapi.

"Udahlah biarin aja, percuma ngomong sama kepala batu!" Jemmy menegur kedua temannya dan mereka hanya mengangguk.

Tidak ada yang memaksa aldean cerita,karena tanpa cerita juga mereka tau kalau saat ini aldean sedang ada masalah. Semua itu terlihat dari raut wajahnya. Aldean yang  masih merokok tiba-tiba kembali teringat saat dulu di hianati kinan.

“Nggak ada bedanya sama kakaknya, nggak bisa di percaya”ucapnya, lalu kembali menengguk minuman keras itu langsung dari botolnya.

Aldean yang merasakan sakit pada perutnya menekannya kuat dengan botol yang dipegang, membuat juna yang melihat khawatir.

“Kenapa perutnya?”Tanya juna.

“Nggak apa-apa”jawab aldean, lalu meletakan botolnya ke meja.

"Bang yoga, bang richo" gumam juna saat melihat kedua orang itu datang dengan membawa sesuatu.

"Nih minum!" Titah yoga sembari meletakan minuman yang mengandung alkohol,sementara richo bergabung dengan yang lain.

"Kalian beli alkohol dimana, njir?" Tanya jemmy.

"Ada deh, kalian nggak perlu tau" jawab richo setelah duduk.

Aldean melihat yoga yang kini menatapnya dingin. " Diminum biar cepet mati!" ucapnya dingin dengan ekspresi datar. " kalau rokoknya kurang, ngomong aja! Nanti gue beliin lagi satu pak, habisin ya sekalian tuh alkohol!" Lanjutnya membuat juna, jemmy dan jimmy diam tak percaya.

"Abang gue serem banget, njir" jemmy berucap lirih.

"Anak orang di suruh cepet mati" sambung jimmy.

"Kita emang butuh orang kayak yoga buat hadapi aldean yang sifatnya batu banget" sahut richo.

"Gue setuju sama lo, bang. Bang dean emang harus pake cara kayak gitu biar mikir. Gue tau bang yoga itu sayang sama bang dean, makanya dia kayak gitu karena nggak mau sahabatnya sakit.”Kata juna yang diangguki oleh mereka bertiga.

Aldean tidak menanggapi ucapan yoga dan kembali menghisap rokok.

"Lo" yoga menghentikan ucapanya saat melihat lisa datang.”Kebetulan banget lo dateng, urusin nih pacar lo, lis!" ucapnya,lalu beranjak dari duduk untuk mengajak yang lain pulang.

Mereka mengangguk dan beranjak dari duduk.

"Kak, nitip bang dean" kata juna dan pergi bersama yang lain setelah mendapat jawaban.

Lisa melihat aldean yang masih memegang rokok, kemudian duduk di depannya.

"Masih aja kayak gini! Nggak inget dulu sakit karena.."

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang