Setelah pulang dari Deken steam, aldean langsung masuk kamar karena lemas. Rasanya tubuhnya sakit semua sampai membuatnya langsung minum obat dan tidur sampai pagi. Setelah hari berganti dengan jam yang sudah menunjukan jam sepuluh pagi, aldean masih belum keluar kamar, membuat aldio khawatir.
"Al, kenapa belum keluar kamar ya? Biasanya kalau libur udah keluar rumah. Sekarang jangankan keluar rumah, keluar kamar aja nggak.
"Apa...sakit ya?" Pikirnya.
Aldio yang tidak mau pikir panjang langsung menuju kamar aldean. Karena pintu tidak di kunci, aldio langsung masuk kamar sang adik.
"Al" panggilnya dengan kaki yang melangkah mendekati tempat tidur sang adik yang terlihat masih tidur dengan balutan selimut yang hangat.
Karena tidak tidak ada respon, kekhawatiran aldio semakin jadi.
"Al, lo sakit?" Tanyanya dengan tangan yang bergerak ke kening aldean. " Ya ampun, lo demam" ucapnya dan membangunkan adiknya dengan memanggil dan menepuk wajahnya.
Aldean perlahan membuka mata dan melihat aldio dengan sayu.
"Bang dio, lo ngapin di kamar gue?" Tanyanya yang kemudian merubah posisi menjadi duduk.
"Gue ke sini mau mastiin kalau lo baik- baik aja, tapi ternyata lo demam" jawab aldio.
"Nanti minum obat juga sembuh kok" aldean tidak mau membuat aldio khawatir.
"Makan dulu, terus minum obat!," titah aldio dan aldean mengangguk. " udah nggak usah turun, gue ambilin aja makannya" lanjutnya yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban aldean.
Aldean turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelahnya ia kembali ke kamar dan duduk di kursi sambil memegang perut yang terasa sakit, perih, mual dan begah.
"Terserahlah, gue capek" ucapnya yang sudah lelah dengan rasa sakit yang di rasakan.
Aldean mengambil ponsel, ia kaget saat melihat notif di ponselnya.
"Hari ini lisa ulang tahun" gumamnya, lalu buru- buru menelfon lisa karena ia lupa tidak mengucapkan selamat ulang tahun.
"Halo" suara lisa terdengar dingin.
"Selamat ulang tahun cantiknya aldean...., maaf ya baru ucapin sekarang" aldean bicara ceria, tapi hanya deheman yang di dapat.
"Ay, marah ya?" Tanyanya sedih.
"Biasa aja" jawaban singkat lisa sudah membuat aldean tau kalau kekasihnya itu marah.
"Aku ke rumah ya sekarang?" Aldean yang merasa bersalah langsung ingin pergi menemui lisa.
"Nggak usah!" Larangnya ketus.
"Oke. Aku ke rumah ya, mau di bawain apa?" Tanya aldean.
"Terserah!" Jawab lisa singkat.
"Fix, pacar gue normal" aldean bicara mantap.
"Apaan sih? nggak jelas!"
"Iya normal dong, buktinya kamu jawab terserah" aldean menanggapi kekesalan lisa dengan candaan, tapi lisa mematikan telfon sepihak.
"Dasar cewek, kalau marah selalu aja kayak gini" kekeh aldean, kemudian meremat perutnya yang sakit.
"Al, makan dulu!" aldio datang membawa bubur dan meletakkannya di meja.
"Bubur lagi bang?" Aldean menghela nafas melihat bubur ayam tanpa kuah di depannya.
"Perut lo lagi kan masih sakit, jadi makannya bubur dulu ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen FictionAldean adalah orang yang keras kepala, sulit di atur dan terkadang suka bertidak semaunya sendiri. Sifatnya yang keras akan lunak jika bersama wanita yang di cintai. Ia memiliki cinta yang tulus dan rasa percaya kepada orang yang ia sayang, namun pe...