12

316 40 9
                                    

Lisa duduk melamun di kamar, ia hanya menatap layar ponsel setelah mematikan telfon dari juna yang mengajak menjenguk aldean bersama anak reinbo lainnya.

"Gue nggak bisa jenguk dean, apa yang udah dilakukan kak kinan udah keterlaluan. Lebih baik gue nggak temui dean baik sekarang atau setelah dia sadar. Gue yakin, dean juga pasti benci sama gue. Secara gue kan adeknya kak kinan" ucapnya lesu dengan pikirannya.

Lisa menoleh saat melihat kinan yang masuk sambil menangis. Ia beranjak dari duduk untuk menghampiri kakaknya yang baru masuk kamar.

"Kak, lo kenapa?" Tanya lisa.

Kinan hanya menggeleng dan meminta lisa untuk tidak mengganggunya. Lisa yang mengerti juga mengikuti kemuan kinan dengan meninggalkannya sendiri tanpa mengatakan apapun.

"Andai lo bukan kakak gue, udah gue caki maki lo, kak. Jahat banget lo sama dean" ucapnya setelah menutup pintu kamar.

Lisa menunduk bersamaan dengan air mata yang jatuh. Ia sedih atas apa yang terjadi dengan aldean, laki-laki yang ia cintai secara diam-diam. Laki-laki yang ia cintai sejak kelas dua, namun ia harus merelakan orang yang ia cinta itu pacaran dengan sang kakak. Sayangnya sang kakak menghianati cintanya dan ia tak bisa berbuat apapun.

___________ ooo ____________

Enam bulan sudah aldean koma membuat albi dan mira sangat merindukannya. Rasa bersalah aldio semakin dalam karena aldean masih belum juga bangun dari tidur panjangnya. Dengan tatapan sendu, Mira melihat aldean yang masih setia menutup mata.

"Al, bangun sayang. Mama kangen sama kamu" mira mengusap wajah aldean yang semakin tirus.

"Apa kamu lagi mimpi ketemu bunda Sampe kamu nggak mau bangun? Ayo bangun al, mama kangen sama anak mama yang bandel" air mata mira jatuh setelah bicara.

"Kamu harus tau kalau mama ini ibu kandung kamu, mama bukan ibu tiri kamu, nak. Maafin mama yang nggak jujur dari awal.

"mama takut kamu kecewa dan marah sama mama karena nggak mempertahankan kamu untuk tinggal sama mama" Mira menunduk dan menangis, membuat albi yang ada di sampingnya merangkulnya untuk menguatkan.

Mereka menoleh saat mendengar suara pintu di buka dan melihat aldio masuk. Tak ada kata bosan untuk aldio datang walaupun di usir, di marah atau bahkan di diami. ia sangat menyesal atas perbuatannya dan berharap keluarganya mau memaafkannya.

"Ngapain lagi kamu kesini?" Tanya mira dengan ketus.

Albi yang sudah tidak tega melihat aldio selalu merasa bersalah dengan hati-hati menegur mira. "Ma, jangan begitu, kasihan dio" ucapnya lembut.

"Biarin aja, aku benar-benar kecewa sama dia. Karena dia, al sampai kecelakaan dan koma" mira masih tetap menyalahkan aldio atas apa yang terjadi pada aldean.

Aldio melihat mira dengan sendu dan rasa bersalah."Ma, tolong maafin aku, aku sadar aku salah, tapi tolong jangan hukum aku kayak gini, ma. Aku akan lakukan apapun asal mama maafin aku, tapi tolong maafin aku, ma" aldio berlutut membuat mira melihatnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ma, dio masih anak mama, kan? Dio juga masih anak papa, kan?" Tanyanya sambil melihat kedua orang tuanya bergantian.

"Kenapa kamu tanya begitu?" Tanya albi.

"Seandainya kalian udah nggak anggap aku anak lagi, aku akan pergi dan nggak akan datang ke sini lagi. Aku" aldio menghentikan ucapannya saat mendengar suara lenguhan dari aldean.

Mira dan albi langsung melihat aldean, begitu juga dengan aldio yang berdiri dan mendekati tempat tidurnya.

"Al" albi tersenyum melihat mata aldean yang perlahan terbuka.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang