11

316 42 13
                                    

Jemmy, jimmy dan juna berjalan mencari ruang operasi dengan langkah cepat. Mereka langsung pergi ke rumah sakit saat mendapat kabar aldean kecelakaan.

"Itu mereka" kata jimmy saat melihat yoga, richo, albi dan mira di depan ruang operasi.

Mereka langsung menghampiri yoga dan richo yang menangis dalam diam.

"Bang, bang dean nggak apa-apa,kan?" Tanya jemmy dan hanya di jawab gelengan kepala oleh yoga.

Juna mendekati albi dan mira untuk menanyakan keadaan aldean. "Om, tante, bang dean nggak apa-apa, kan?" Tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

Mira tidak menjawab, ia hanya menangis, sementara albi hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Gue nyesel, yog" kata richo dengan suara gemetar. " Gue nyesel udah kasih tau semuanya ke dean."

Richo melihat yoga, jimmy dan jemmy yang melihatnya.

"Kalau tau bakal kayak gini, mending biarin aja dean nggak usah tau sampe kapanpun" lanjutnya dan menangis setelahnya.

Yoga menunduk, ia pun sama menyesalnya dengan richo. Andai saja waktu bisa di ulang, ia tidak akan merencanakan hal seperti ini. Jemmy berusaha untuk menenangkan richo, sementara jimmy menenangkan yoga.

"Udah bang jangan nangis lagi! nggak ada gunanya nyesalin yang udah terjadi. Mending sekarang kita berdoa buat keselamatan bang dean!" kata jimmy sambil mengusap pundak yoga.

"Gue yakin, bang dean kuat kok. Dia pasti baik-baik aja" Imbuhnya, lalu memeluk richo yang masih menangis untuk menenangkannya.

Aldio yang baru datang langsung menghampiri kedua orang tuanya untuk menanyakan keandaan aldean. Ia benar-benar merasa bersalah, bahkan menyesal karena aldean sampai kecelakaan setelah kejadian di hotel.

"Ayah, mama, gimana keadaan, Al? Dia baik-baik" Ucapannya tak lagi berlanjut karena tangan sang ibu lebih dulu mendarat ke pipi kanannya.

Aldio diam sambil memegangi pipi yang ditampar keras oleh ibunya dan itu sukses membuatnya jadi pusat perhatian orang di sana.

"Apa yang udah kamu lakukan? hah! tega-teganya kamu nyakitin adek kamu sendiri kayak gitu. Al itu adek kamu. Dio.

"Aldean itu adek Kandung Kamu." Pekiknya sambil menangis." Apa nggak ada perempuan lain sampe kamu harus merebut pacar adek kamu sendiri,Aldio?!" imbuhnya dengan rasa kecewa.

Ya. Mira dan albi sudah tau masalahnya dari richo dan yoga. mira sangat marah dan kecewa dengan anak sulungnya itu. Lagi, mira kembali menampar aldio dan aldio hanya menangis dalam diam.

"Puas? PUAS KAMU BUAT ADEK KAMU CELAKA?" Bentaknya di sela tangis.

"Maafin dio ma, dio khilaf. Dio khilaf, ma." sesal aldio, namun tamparan kembali ia terima.

"Khilaf kamu bilang? kamu hancurin kebahagiaannya, kamu ambil miliknya dan kamu bilang khilaf, Dio?" Mira menatap emosi anaknya.

"Apa mama pernah ngajarin kamu buat merampas kebahagiaan orang lain? Hah! APA KAMU NGGAK BISA CARI KEBAHAGIAAN SENDIRI SAMPAI HARUS MENGAMBIL KEBAHAGIAAN ORANG LAIN, ALDIO?" Mira yang emosi mengayunkan tangannya untuk menampar anaknya lagi, namun albi menahan dengan memeluknya dari belakang.

"Lepas,yah! biar aku kasih pelajaran anak ini, biar dia tau salahnya dimana!" kata mira sambil terus meronta minta lepas dari pelukan suaminya.

"Sabar ma, jangan begini!kasihan dio. dia juga pasti nyesel sekarang" kata albi tanpa melepaskan pelukannya.

"Tapi anak ini harus di kasih pelajaran, yah. Dia udah buat adeknya celaka. Al, anak mama celaka karena ulahnya, yah" kata mira sambil menangis.

"Maafin dio, maafin dio, ma" aldio memohon agar mira memaafkannya, namun tatapan nyalang yang ia dapat.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang