16.

178 20 0
                                    

"kau ikut Tae?" Tanya Sooyoung.

"Anni, aku ingin tidur"

"Baiklah, kalau begitu kami ke kantin"  Sooyoung dan Yoona keluar dari kelas.

Taeyeon merebahkan kepalanya di meja, ia berpikir keras sejak minggu lalu, tapi tetap saja tidak menghasilkan apapun. Seberapa keras pun ia berpikir, tidak ada jalan keluar untuknya dan juga Tiffany. Jalan yang bisa diambilnya adalah hidup seolah Tiffany tidak pernah ada di hidupnya.

*Ddrrt...

Lagi-lagi ponsel Taeyeon berdering, jam segini biasanya Tiffany akan menelepon. Taeyeon tidak sekalipun mengangkat panggilan atau membalas pesan Tiffany, ia masih bingung. Taeyeon tau Tiffany pasti merasa bingung dan kesal, tapi ia tidak tau harus apa. Tidak mengangkat panggilan dari Tiffany, Taeyeon memutuskan untuk berkeliling sekolah.

Andai Tiffany masih disana, mereka pasti akan masuk kelas musik bersama. Taeyeon tidak perlu yang lain lagi, hanya Tiffany sudah cukup untuknya. Taeyeon melihat sekelilingnya, teman-temannya memiliki teman akrab. Taeyeon masih susah membuka hati, kehilangan Tiffany dan Sunny membuatnya takut untuk mengikat hatinya lagi.

"Itu Jessica, ini pertama kalinya aku melihat Jessica diluar ruang kaca" Taeyeon melihat Jessica sedang duduk diatas rumput dengan seorang gadis lainnya. Tangan mereka masing-masing memegang bundelan kertas.

"Hari ini dia tidak latihan ya?" Taeyeon berdiri disebelah tiang yang ada di lorong itu.

Dua bulan bersekolah disana, Taeyeon tidak banyak bersosialisasi. Sesekali ia menerima tawaran Yoona dan Sooyoung untuk bergabung bersama mereka di jam istirahat, namun kadang Taeyeon merasa ingin sendirian. Seringkali ia mendapati Jessica sedang menari balet sendirian, ia menjadi penonton rahasia yang setia selama dua bulan terakhir.

Jessica tiba-tiba saja menoleh kearah Taeyeon, gadis itu tersenyum tipis kearahnya. Taeyeon sempat tergagu karenanya, namun ia cepat mengendalikan diri dan membalas senyum tipis Jessica. Hanya beberapa detik, Jessica kembali fokus membaca sesuatu dengan temannya. Taeyeon kembali memperhatikan, ia ingin melihat Jessica menari saat itu juga, namun melihat Jessica diluar ruangan seperti ini juga bagus untuknya.

"Kau menyukainya?" Sebuah suara tiba-tiba mengejutkan Taeyeon. Ia berbalik dengan cepat.

"Aku melihatmu memperhatikan mereka sedari tadi. Kau menyukainya ya?" Taeyeon tidak kenal anak ini, namun ia berbicara dengan santai dengan Taeyeon.

"A-anni, aku hanya mengenalnya"

"Jinjja? Kau tidak menyukainya? Karna sebenarnya aku menyukainya semenjak SMP"

"Kau juga mengenal Jessica ya?" Tanya Taeyeon.

"Aku mengenalnya, tapi dia mungkin tidak mengenalku. Dia pindah sekolah sebelum kami sempat berkenalan, dan ternyata kami ditakdirkan untuk satu sekolah lagi"

"Waah itu mungkin suatu pertanda, aku harap takdir juga memberiku pertanda seperti itu" gumam Taeyeon pada kalimat terakhirnya.

"Ngomong-ngomong, namaku Yuri. Siapa namamu?"

"Aku Taeyeon" gadis pendek itu sedikit membungkuk untuk memberi salam.

"Ah aku tau, kau teman Kim Hyoyeon bukan? Yang dari kelas musik. Aku dari kelas dance sama seperti Hyo, tapi kami beda kelas" jelasnya.

"Benarkah? Kau kenal Hyoyeon?"

"Um, kami teman lama. Aku dan Hyo masuk club dance yang sama hingga sekarang"

"Begitu ya, semua orang sepertinya sudah memiliki mimpi sejak usia muda"

"Eih kau belum setua itu. Kau dari kelas musik kan? Apa kau suka bernyanyi?"

"Um.. aku tidak hobi bernyanyi, aku hanya bisa saja" ujar Taeyeon yang selalu tidak percaya diri.

"Tidak mungkin hanya seperti itu, sekolah ini bukan sekolah sembarangan kau tau. Lulusan dari sekolah ini mayoritas akan menjadi orang hebat. Kau tau kan banyak selebriti yang bersekolah disini"

"Ya, aku tau"

"Kalau begitu, Taeyeon, bernyanyilah. Aku ingin mendengar suaramu, ayo kita berteman"

"Kau mau berteman denganku?"

"Geurom, kenapa tidak. Kita punya beberapa teman yang sama, jadi kita secara tidak langsung sudah berteman" Taeyeon senang mendengarnya, banyak orang yang mau mengulurkan tangannya lebih dulu pada dirinya yang sangat pemalu.

"Gomawo Yuri-ah"

################

My Fine WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang