"Wae? Kau kan tidak ada kelas hari ini. Ini hanya sampai bandara saja, tidak sampai US kok" Tiffany masih membujuk Taeyeon untuk mengantarnya, tapi Taeyeon sungguh tak bisa.
"Mian, aku benar-benar tidak bisa, aku harus pergi ke tempat lain. Ini mengenai beasiswaku"
"Huh.. yasudah, kau ada disini hingga hari terakhirku, itu sudah cukup. Baiklah aku berangkat ya, jangan aneh-aneh selama aku tak ada" pesannya pada Taeyeon.
"Eih hal aneh apa yang bisa kulakukan? Kau kan tau jika tidak ada kau aku hanya akan belajar"
"Benar juga, untung saja kau seorang yang pemalu"
"Berangkatlah, hubungi aku jika sudah sampai. Michelle, hati-hati dijalan"
"Thanks Taeyeon, sampai jumpa lagi"
"Ne, sampai jumpa lagi"
"Entah kapan aku bisa kesini lagi" gumam Tiffany sedih.
"Eih kau sangat pesimis, saat lulus nanti dan sudah bekerja, kau bisa kemanapun kau mau saat libur nanti" ujar Taeyeon menghibur.
"Semoga saja, baiklah kalau begitu aku pergi ya. Aku akan merindukanmu" Tiffany memeluk Taeyeon dengan erat.
"Aku juga" sahutnya membalas pelukan Tiffany.
Taeyeon melambaikan tangannya melihat mobil Tiffany pergi menjauh dari depan hotel. Ia berbohong soal beasiswa, tapi situasinya memang tidak memungkinkan bagi Taeyeon untuk lebih lama lagi menemani Tiffany. Tidak sepenuhnya berbohong juga, beasiswanya akan terancam karna sesuatu.
"Taeyeon" sebuah suara membuat Taeyeon kembali berbalik kearah mobil Tiffany menghilang.
"Kau Jessica kan?"
"Um" gadis itu mengangguk.
"Kau sudah bertemu Tiffany sebelum pergi?"
"Anni, aku baru sampai. Apa dia tidak akan kembali?"
"Kurasa begitu" jawab Taeyeon murung.
Karna Jessica tidak mengatakan apapun lagi, Taeyeon berbalik dan berjalan pulang. Ia masih memikirkan perkataan dari telepon yang diterimanya saat tengah malam sebelum keberangkatan Tiffany pagi ini.
"Kau harus memilih, nak. Dirimu, atau Tiffany. Ini mudah saja" suara itu kembali terdengar. Taeyeon masih berpikir, ini sesuatu yang lebih sulit dari ujian akhir.
"Baiklah, kau bisa memikirkannya. Kau punya setidaknya tiga tahun hingga lulus dari SMA, selama itu, kau bisa memberiku jawabanmu. Aku tau kau tidak akan mengecewakan orangtuamu" sambungan itu terputus menyisakan Taeyeon yang masih membeku terduduk diatas toilet.
"Nasi goreng babi untuk makan siang, midget?" Suara oppanya mengejutkannya.
"Ne..!" Sahutnya dari dalam kamar, lalu beranjak keluar kamar menemui jiwoong.
"Kau banyak pikiran? Apa Pany sudah berangkat?" Tanya Jiwoong.
"Um" sahutnya sedih.
"Eih jangan begitu, kalian masih bisa komunikasi lewat telepon kan. Kalian akan bertemu lagi secepatnya" hibur Jiwoong.
"Anni oppa, aku sudah memutuskannya"
"Memutuskan Pany?!"
"Anni.. aku tidak akan sanggup untuk itu. Aku hanya.. akan membiarkannya lelah menungguku" gumam Taeyeon.
################
Draftnya habis sampai sini, nanti kalo update lama berati belum nulis yaa..
Ingetin aja kalo pengen diupdate ntar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fine Way
FanfictionManusia hidup dengan pilihan di sekeliling mereka, itu yang kulakukan. Memilih! -TH Pilihan tidak pernah datang padaku, maaf jika itu membuat dirimulah yang harus memilih. -KTY