"Taengu" Taeyeon menoleh saat suara yang dikenalnya memanggilnya.
"Eo Yul, hi Jessica. Kalian akan kemana?" Tanya Taeyeon.
"Rencananya aku akan mengantar Jessica ke studio latihannya, tapi aku harus pulang cepat karna appaku menelepon"
"Aah begitu. Memang studionya dimana?" Tanya Taeyeon.
"Tak jauh dari sini, kau bisa mengantarnya?"
"Um kurasa tidak perlu Yul, jika kau sibuk aku bisa kesana sendiri. Seperti yang kau bilang, itu tak jauh dari sini" sanggah Jessica sebelum Taeyeon menjawab.
"Kwenchana, aku tidak ada rencana sepulang sekolah. Aku bisa mengantarmu kesana, bagaimana?" Sahut Taeyeon.
"Setidaknya aku tau kau pergi dengan Taeyeon" Yuri berusaha meyakinkan Jessica.
"Ge-geure, tapi apa benar tak apa? Aku tidak mau merepotkan" Tanya Jessica masih ragu.
"Geurom, kenapa aku harus keberatan. Aku juga senang melihat balet, aku bisa mampir sebentar kan?"
"Um n-ne, kau bisa melihat-lihat yang sedang latihan"
"Ca~ kalau begini aku sudah tenang, aku pulang dulu ya. Selamat bersenang-senang" Yuri pergi begitu saja, kelihatannya dia memang buru-buru, meninggalkan kedua orang yang entah sejak kapan menjadi canggung itu.
"Um.. kau mau berangkat sekarang?" Tanya Taeyeon memecah keheningan diantara mereka.
"Ne" sahut Jessica singkat.
Mereka berjalan bersisian menuju studio tempat Jessica biasa latihan. Keduanya hening entah kenapa, hingga Taeyeon memutuskan untuk memulai percakapannya lebih dulu.
"Um.. kau sudah lama belajar balet?" Tanya Taeyeon.
Setahun terakhir mereka saling kenal, tidak ada progres dalam pertemanan mereka. Taeyeon memberi ruang pada Yuri untuk lebih dekat pada Jessica, itu kenapa ia tidak lagi mengintip ke ruangan kaca tempat biasa Jessica menari sendirian. Dan pula, Jessica orang yang sedikit cuek, ia tidak begitu memusingkan kenapa Taeyeon seperti menjaga jarak dengannya. Jadi, mereka masih belum saling mengenal dengan dekat.
"Ya.. sejak usiaku 4 tahun" jawab Jessica.
"Empat tahun? Jinjja? Waah aku bahkan masih asik bermain dengan oppa dan anak laki-laki di dekat rumahku. Aku sedikit tomboy dulu" ujar Taeyeon sedikit bercerita.
"Kau lebih suka bermain dengan anak laki-laki?" Kini giliran Jessica yang bertanya.
"Um, aku sangat dekat dengan oppaku, dan juga di sekitar rumahku tidak banyak anak perempuannya. Jadi aku lebih sering bermain dengan anak laki-laki, tapi aku juga punya teman perempuan kok"
"Salah satunya Tiffany?" Tanya Jessica, itu membuat Taeyeon kembali teringat tentang masalah yang dihadapinya.
"Um.. anni, aku mengenalnya saat ia jadi murid pindahan di sekolahku saat SMP. Kebetulan ia disuruh duduk di sebelahku, karna dia anak yang mudah akrab jadi ia terus mengajakku mengobrol"
"Kau benar, Tiffany sangat mudah akrab dan periang. Um.. apa kau masih mengabaikannya?" Sebenarnya Jessica tidak enak menanyakannya, namun Taeyeon juga meminta Jessica untuk mengabaikan pesan dan panggilan dari Tiffany karna ia tau Tiffany akan melakukan segala cara untuk menemukannya.
"Aku harus, aku tidak ingin menjadi penghalang dalam hidupnya"
"Kau sama sekali bukan penghalang Tae"
"Tapi daddynya tidak ingin aku dan Tiffany berhubungan, aku pengaruh buruk untuk Tiffany" Taeyeon memperhatikan kakinya yang bergantian melangkah.
"Mianhae.. aku tidak akan menanyakannya lagi"
"Kwenchana, kau juga temannya. Sooyoung dan Yoona membantuku mencari jalan keluar, tapi kurasa itu tidak akan berhasil. Aku tidak tau apa yang bisa dilakukan oleh daddynya, sepertinya ia sangat berkuasa"
"Daddynya termasuk dalam daftar orang terkaya di dunia, tak heran jika kau takut untuk berjuang. Kalau begitu, lupakan semuanya, mulai hidup yang baru dan anggap Tiffany sudah hidup bahagia disana. Aku yakin ia akan hidup enak dan mendapat perusahaan sebagai hadiah jika dia menjadi anak yang baik"
"Kau benar. Tapi aku masih butuh waktu. Aku akan membiasakan diriku untuk itu"
"Kau sangat bergantung padanya, itu sebabnya kau susah untuk melepasnya. Buka hatimu untuk yang lain Tae, banyak orang yang ingin menjadi temanmu. Ditambah sekarang kau sangat terkenal di sekolah"
"Anniya, aku tidak terkenal. Mereka hanya menyukai nyanyianku"
"Itu namanya terkenal bodoh hahaha" Taeyeon ikut tersenyum mendengar tawa Jessica.
"Bagaimana hubunganmu dengan Yuri?" Tanya Taeyeon.
"Hm? Ah.. kami baik-baik saja"
"Kau tau bukan itu yang ku maksud" mereka terdiam sejenak, lalu Jessica menjawab.
"Aku tau dia menyukaiku, tapi.. aku tidak tau, aku bingung"
"Bingung? Kau tidak menyukainya?"
"Aku menyukainya, maksudnya, dia sangat baik padaku. Dia memperlakukanku dengan sangat manis, dia menjagaku dan membuatku nyaman. Tapi.." Taeyeon menunggu Jessica mengungkapkan isi hatinya.
"Aku tidak bisa, kurasa aku tidak menyukainya seperti dia menyukaiku. Aku tidak tau bagaimana mengatakannya pada Yuri, aku tidak ingin dia kecewa dan menjauhiku"
"Aku mengerti, tapi sebaiknya kau memang harus membicarakannya dengan Yuri. Semakin lama kau mengatakannya akan semakin sakit baginya saat mendengar pengakuanmu"
"Aku tau..."
###############
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fine Way
FanfictionManusia hidup dengan pilihan di sekeliling mereka, itu yang kulakukan. Memilih! -TH Pilihan tidak pernah datang padaku, maaf jika itu membuat dirimulah yang harus memilih. -KTY