Hari ini hari pertama masuk sekolah, Taeyeon diterima di School of Performing Arts School dan mendapatkan beasiswa yang sebelumnya telah diajukannya kepada perusahaan swasta. Ia tertutup, benar-benar tidak berniat mencari teman.
Sunny diterima di Inha University High School, sedangkan Tiffany di rumahnya di Amerika. Perkiraannya Tiffany tidak masuk sekolah manapun, karna dulu gadis eyesmile itu pernah bercerita jika kakak tertuanya didatangkan guru ke rumah dan menerima pendidikan di rumah saja dengan materi bisnis lebih banyak dari pelajaran yang lain.
Taeyeon tidak mudah dekat dengan orang lain, itu sebabnya ia hanya punya Sunny yang memang sudah berteman sejak mereka sekolah dasar, dan si periang Tiffany yang tidak sengaja bertemu.
Taeyeon duduk di bangku paling depan, ia berencana hanya akan fokus pada belajar dan sekolah saja agar mendapatkan nilai sempurna dan beasiswa yang lancar hingga perguruan tinggi nanti. Itu janji si perusahaan yang memberikan Taeyeon beasiswa, mereka akan membiayai pendidikan Taeyeon hingga perguruan tinggi dan memberi Taeyeon posisi di perusahaan jika nilai Taeyeon selalu di peringkat 3 besar, dan itu bukan hal yang sulit untuk seorang yang cerdas seperti Taeyeon.
~~~~~~~~~~~~~~
Seorang gadis duduk bermenung di tepi jendela, menopangkan kepalanya di pangkuan lengannya. Dengan pakaian semi formal dan make-up natural yang harus dekanakannya tiap hari ia tampak seperti manekin yang cantik.
Namun wajahnya sangatlah murung, semenjak kembali ke penjara istana sang ayah ia kehilangan senyumnya. Ia sempat kabur dari rumah di usia yang sangat muda, 2 tahun lebih berharap akan mewujutkan impiannya sebagai seorang penyanyi kini ia menyerah pada tadir buatan sang ayah.
"Apa Taeyeon berhasil masuk sekolah impiannya? Aku tidak punya kontaknya sama sekali. Dasar bodoh" ia mengumpat pada dirinya yang tidak membawa ponsel saat terakhir kali di Korea, akhirnya semua barangnya masih disana termasuk pasport dan ponselnya.
"Ms. Stephanie, sir Charles's here" beritahu Mr. Tomnus setelah mengetuk pintu kamar gadis malang itu.
"I'm coming Tomnus" sahutnya dari dalam.
Ia berdiri dari lamunannya, ditampihnya gaunnya agar terlihat rapi di depan sang guru. Setelah dirasa cukup pantas menghadap sang profesor ia berjalan dengan anggun ke ruang perpustakaan rumahnya di lantai bawah satu tingkat di bawah tanah.
"Come in" sahut suara lelaki dari dalam ruang belajar setelah Tiffany mengetuk pintu.
"So, Ms. Stephanie.."
~~~~~~~~~~~~~~~
Taeyeon masih sama, diam seolah nyawanya tak ada dalam raga. Seminggu sudah ia duduk di bangku sekolah barunya ini, namun tak ada satupun siswa yang berteman dengannya. Bahkan tak jarang ia mengerjakan tugas kelompok sendirian karna memang ia tidak punya kelompok, siswa di kelas Taeyeon ganjil. Maka dari itu Taeyeon sering tidak mendapatkan teman kelompok, namun tidak masalah baginya, bekerja dalam kelompok bahkan lebih ribet.
Siang itu di kelas musik Taeyeon, cuaca cukup panas sehingga mereka memainkan lantunan orkestra dengan keringat. Kelas musik dibagi atas beberapa kelas, satu kelas terdiri dari maksimal 15 anak, namun kelas Taeyeon hanya memiliki 14 anak saja didalamnya.
"Taeyeon-ah kau mau ke kantin?" Ajak Yoona, teman Taeyeon dari kelas musiknya.
"Duluan saja, aku mau ke toilet" tolak Taeyeon. Ia berencana langsung pulang setelah ini, ia tidak berminat duduk-duduk di kantin ataupun hang out seperti anak lain.
Perjalanan menuju toilet Taeyeon melewati ruang kaca, ruang kaca biasanya lebih sering dipakai oleh kelas dance dan theater. Ada beberapa ruang kaca di sekolah itu namun Taeyeon sedang melewati ruang kaca yang lumayan jarang digunakan karna berada di sudut gedung.
Taeyeon mendengar samar lantunan musik Swan Lake dari dalam ruangan, ini musik yang pernah didengarnya di suatu tempat namun ia lupa. Ia mengikuti arah sumber suara musik itu, dan berakhir di depan sebuah ruang kaca.
##############
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fine Way
FanfictionManusia hidup dengan pilihan di sekeliling mereka, itu yang kulakukan. Memilih! -TH Pilihan tidak pernah datang padaku, maaf jika itu membuat dirimulah yang harus memilih. -KTY