Taeyeon akhirnya sudah berdiri di ruang audisi didepan orang-orang penting yang akan menilai suaranya. Ia merasa sedikit gugup, namun ia berusaha menenangkan hatinya. Hyoyeon sudah lebih dulu masuk ruangan sebelah, temannya itu menunggu di luar sampai Taeyeon selesai audisi. Setelah bernyanyi dua lagu dan sedikit wawancara, mereka menyuruh Taeyeon untuk menunggu hasilnya dan siap kembali kesana jika dinyatakan lolos.
"Bagaimana?" Tanya Hyoyeon setelah Taeyeon keluar ruangan audisi.
"Molla, ku harap suaraku tidak memalukan"
"Eish kau memang minta dipukul!" Hyoyeon memukul kepala Taeyeon yang selalu tidak percaya diri itu.
"Aku ramal kau pasti lolos menjadi trainee" lanjut Hyoyeon.
"Semoga saja, aku berdoa semoga kita berdua sama-sama lolos"
"Tentu, mari jangan putus harapan" mereka lalu berjalan keluar gedung.
Diluar gedung ternyata ada Yuri dan Jessica, mereka mendengar kabar bahwa Taeyeon dan Hyoyeon mencoba ikut audisi di agensi Yoona dan memutuskan untuk berkunjung.
"Eotte?" Tanya Jessica.
"Morugaeso, kita tinggal tunggu email dari mereka" jawab Taeyeon.
"Kalau begitu, ayo kita makan tteok" ajak Yuri.
"Wah ide bagus, ayo aku juga mau!" Sahut Hyoyeon semangat, tenaganya sudah habis karna menari dan ditanya-tanyai di ruang audisi tadi.
Taeyeon terus melirik Jessica dan Yuri sedari tadi, mereka duduk berhadapan dengan Taeyeon dan Hyoyeon. Yuri dan Jessica terlihat baik-baik dan akur-akur saja, Taeyeon bisa menebak Jessica belum mengatakan yang sejujurnya pada Yuri. Ia paham, mungkin Jessica takut kehilangan Yuri sebagai teman baiknya, semenjak ia memperkenalkan Yuri Jessica banyak menghabiskan waktu dengan gadis tan itu.
"Kapan hasilnya akan keluar?" Tanya Jessica.
"Minggu besok, jika kami lolos maka mereka akan mengirim email kurasa? Atau staff mereka akan memberitahu untuk tahap selanjutnya" jawab Hyoyeon.
"Hah.. kalian berdua sangat bagus di bidang masing-masing, aku tidak bisa membayangkan salah satu atau kalian berdua tidak diterima" komentar Yuri.
"Eih tidak masalah, ini agensi besar, tentu mereka akan sedikit pemilih" sahur Taeyeon, ia tidak terlalu berharap banyak.
Taeyeon sebenarnya sudah kehilangan tujuan hidupnya, mimpi tidak terlalu penting baginya. Selanjutnya ia hanya ingin hidup dengan tenang mengikuti garis takdir. Ia akan fokus untuk tetap hidup dan waras selama sisa hidupnya, tidak punya keinginan untuk dicapai. Hidupnya menjadi lurus-lurus saja dan ia tidak berpikir ia akan membuka hatinya untuk kebahagiaan lainnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Safe flight sist, jangan lupa bawakan oleh-oleh"
Hari ini Tiffany punya waktu luang mengantar Michelle ke bandara, kakaknya itu akan ke Jepang untuk perjalanan bisnis. Tiffany masih tidak bisa menemukan cara untuk kabur dari pekerjaannya untuk menjenguk sebentar kekasihnya di seberang benua sana.
"Baiklah, jaga dirimu. Aku tidak mau mendengar berita buruk sepulang dari perjalananku"
"Tidak ada yang akan terjadi, memang hal buruk apa yang mungkin terjadi selama kau pergi"
"Seperti; kau sakit, kecelakaan, bekerja non stop, bermenung menghukum diri atas sesuatu yang bukan salahmu" jawaban Michelle membuat Tiffany terdiam, kakaknya ini benar-benar khawatir padanya.
"Tenang saja, itu hanya kekhawatiranmu. Aku janji akan menjemputmu, kabari aku saat kau pulang ya"
"Baiklah, saatnya aku pergi"
Mereka berpelukan agak lama, Michelle merasa gugup untuk perjalanannya kali ini. Ia tau adik kecilnya sangat kesepian dan terlalu manis untuk menolak permintaan daddy mereka ataupun memperjuangkan keinginannya. Michelle sangat tau bagaimana besarnya keinginan Tiffany untuk menjadi publik figur dan dikagumi banyak orang, itu sebuah kemajuan yang baik bagi gadis dengan trauma perhatian publik berlebihan. Michelle menghela napas dengan kasar lalu menarik kopernya menaiki pesawat pribadi mereka.
"I love you little one, I'm doing it for you. I'm sorry I need to do this" gumamnya yang berjalan dengan lunglai.
############
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fine Way
FanfictionManusia hidup dengan pilihan di sekeliling mereka, itu yang kulakukan. Memilih! -TH Pilihan tidak pernah datang padaku, maaf jika itu membuat dirimulah yang harus memilih. -KTY