"Seharusnya kalian tidak berciuman di depan umum. Aku mencari kalian dari tadi. Tiff orang-orang berbaju hitam dengan kacamata hitam yang terlihat seperti event guard menginterogasiku seharian. Kau harus pulang" ujar Jessica panjang lebar. Tentu Tiffany dan Taeyeon merasa malu karna ketahuan berciuman di tempat umum.
"Masih ada 5 hari lagi kan? Sampai ketemu besok Fany-ah" ujar Taeyeon berdiri mengulurkan tangannya.
"Baiklah.." kata Tiffany yang sebenarnya tidak rela.
Taeyeon mengantar Tiffany sampai ke mobil, Jessica juga ada disana. Akhirnya Taeyeon kembali ke sekolah untuk mengambil sepedanya dan Jessica pulang menggunakan bus.
"Hah... Fany-ah, kita sungguh rumit" gumam Taeyeon memikirkan mereka untuk kedepannya.
Selama perjalanan pulang Taeyeon terus terbayangkan oleh Tiffany, bagaimana bibir mereka menyatu untuk pertama kalinya, bagaimana Tiffany dapat mengambil cinta pertama dan ciuman pertamanya. Kini Tiffany sudah lebih dari kata spesial untuk Taeyeon.
"Ada apa?" Tanya Jiwoong.
"Maksudnya?" Tanya Taeyeon balik.
"Sepertinya sudah tidak murung lagi, ada yang menyenangkan di sekolah?"
"Tiffany mendatangiku tadi"
"Dalam mimpi?"
"Aku belum segila itu, dia datang ke sekolah. Katanya dia kesini untuk bertemu denganku, lima hari lagi pulang ke Amerika"
"Hmm begitu, ajak saja kesini. Ajak menginap sehari atau dua hari" usul Jiwoong.
"Benar juga, gomawo oppa" Taeyeon berlari ke kamarnya lalu menelepon Tiffany.
Tiffany setuju untuk menginap, tapi ia hanya bisa menginap semalam saja. Dan Tiffany mengusulkan kalau Taeyeon juga menginap di hotel selama setidaknya semalam, tentu saja Taeyeon setuju.
"Hai" sapa Taeyeon pada seseorang yang duduk dengan gaun cantik selutut di bangku sebuah taman kota.
"Ayo kesini, suara oppa itu sangat merdu, kita dengarkan sebentar ya" ajak Tiffany. Di taman itu memang sering ada seniman jalanan seperti ini, tak hanya nyanyi, kadang ada pelukis mural kilat yang sangat mengagumkan.
"Kau masih memimpikan itu?" Tanya Taeyeon.
"Molla"
"Mian, aku tak akan bertanya lagi"
"Kwenchana, aku setidaknya bisa ikut bahagia karna kau mau melanjutkan mimpi kita mesti aku tidak bisa melanjutkannya"
"Hmmm Fany-ah"
"Ne?"
"Kau.. ummm.. kita.. apa kita berpacaran?"
"Geurom, pabo" jawab Tiffany dengan senyum kesukaan Taeyeon, mata bulan sabit.
"Tae, hari ini aku yang menginap, besok kau yang akan menginap. Jadi kan menginap 2 malam di hotel? Aku sudah pesan kamar agar kita tidak diganggu Michelle" oceh Tiffany.
"Unnie mu?"
"Ne, aku tidak mau dia bertanya ini itu dan mengobrol sampai malam denganmu. Dia begitu mudah akrab"
"Aku tak heran, blood is blood" Jawab Taeyeon.
Taeyeon dan Tiffany beranjak dari bangku itu, memulai kencan mereka hari ini. Mereka ingin melupakan limit waktu yang harus memisahkan mereka dengan kejam.
Ini kencan pertama mereka, hari pertama untuk lima hari kedepan. Tiffany tak bisa berhenti tersenyum dan tertawa, itu keluar secara otomatis jika ia sedang bersama Taeyeon. Begitupun Taeyeon, berada di dekat Tiffany dan melihat wajah bahagia gadis itu membuatnya bangga dan turut bahagia.
"Kita mau kemana tuan putri?" Tanya Taeyeon.
"Ayo kita ke taman yang ada air mancurnya" ajak Tiffany dengan semangat.
"Tapi, bodyguard mu.."
"Tenang saja, lupakan saja mereka. Mereka tidak akan mengganggu kita Tae, mereka disini hanya untuk memastikan bahwa aku ikut pulang ke rumah daddy. Aku sudah suruh mereka jauh-jauh kok" celotehnya tanpa beban. Namun Taeyeon jadi memikirkan satu hal, Tiffany akan pulang 4 hari lagi.
"Tae?" Tiffany mengibaskan tangannya di depan muka Taeyeon.
"Ne? Ne.. geure kalau begitu" Taeyeon memasang senyum manisnya dengan segera
Mereka begitu bahagia hari ini, ke taman dan melakukan aktifitas lucu seperti sepasang kekasih. Membeli ice cream dan bercanda di bangku taman. Meskipun mereka bukan ke tempat yang spesial, tapi ini sudah spesial bagi mereka karna dapat menghabiskan waktu bersama.
"Apa kau lelah?" Tanya Taeyeon memandang wajah pujaannya.
"Sedikit, tapi aku bahagia. Karna kita bisa menghabiskan hari ini bersama tanpa siapapun yang mengganggu" jawabnya dengan pasti.
"Setelah ini kita membeli makan untuk dibawa pulang oke? Kita akan makan malam di rumah bersama Jiwoong oppa" ujar Taeyeon.
"Oppa mu? Apa tak apa?" Tanya Tiffany ragu, ia tidak pernah bertemu Jiwoong.
"Wae? Dia pasti akan menyukaimu, kau cantik, baik, dan gampang akrab seperti Michelle hehe"
"Baiklah kalau begitu" Tiffany sangat mudah diyakinkan, apalagi kalau itu Taeyeon. Ia terlalu percaya pada kekasihnya ini.
"Baiklah.. kita bawakan apa untuk Jiwoong oppa?"
"Pork belly?" Saran Tiffany.
"Bagus juga, sekalian saja dengan soju ya. Kita belum benar-benar merayakan kelulusan kita kemarin" lalu malam itu mereka pergi untuk membeli makanan dan minuman untuk perayaan kecil-kecilan mereka.
#################
Annyeong 🙋🏻♀️
Apa masih ada yang baca?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fine Way
FanfictionManusia hidup dengan pilihan di sekeliling mereka, itu yang kulakukan. Memilih! -TH Pilihan tidak pernah datang padaku, maaf jika itu membuat dirimulah yang harus memilih. -KTY