Kairez menatap datar pada cowok yang memberinya senyum imut itu. Rasanya ia ingin muntah!
Setelah selesai melaksanakan sholat Isya, bel rumah nya berbunyi dengan nyaring. Hal itu lah yang akhirnya membuat Kairez turun dengan terpaksa. Ketika membuka pintu, ia melihat sesosok cowok sinting yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan tas ransel di punggungnya. Tidak hanya itu, ditangan kirinya terdapat sebuah boneka tayo yang menjadi kesayangan cowok itu.
Erlan.
Jujur saja, terkadang Kairez heran, apa penyebab ia mau-mau saja berteman dengan jenis seperti Erlan. Kairez menutup pintu rumahnya, tapi langsung ditahan Erlan menggunakan kakinya.
"Eits, tidak semudah itu ferguso"
Berdecak, Kairez membuka pintu itu dengan kesal. "Maaf om gak ada receh"
Erlan menyentil dahi Kairez dengan keras hingga terengar ringisan kecil dari bibir seksi Kairez. "Gini nih kalau mulut gak di sekolahin"
Kairez menghela napas berat "ngapain lo kesini?"
"Nginep yaaa" Ucap Erlan sembari menggoyang-goyangkan badannya kekanan-kekiri. Kalau saja sang bunda tidak dirumah, sudah dipastikan sumpah serapah yang sejak tadi ia tahan akan keluar tanpa hambatan.
Tanpa mendengar jawaban Kairez, Erlan langsung masuk dan menabrak bahu Kairez yang berdiri di tengah pintu. "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Ucap bunda Dian yang baru turun dari tangga.
"Bun, Erlan nginep ya?" Izin Erlan
"Boleh. Nanti kalau mau makan, makan aja. Jangan sungkan"
"Iya bunda. Makasih"
Erlan berlalu menaiki tangga menuju Kaimar Kairez, ia langsung menjatuhkan tubuhnya dikasur empuk itu tanpa menghiraukan tatapan membunuh si pemilik kamar.
"Ngapain lo nginep?"
"Gue dirumah sendirian. Kalau punya pacar mending, gue suruh kerumah. Kan enak"
"Otak lo!" Kairez melempar rubik 4×4 miliknya hingga mengenai jidat Erlan.
"Assh jerawat gue" Erlan mengusap jerawat batu nya yang terasa perih akibat kejahatan Kairez.
"Eh Rez, lo tau gak?"
"Gak tau. Gak mau tau!" Ucap Kairez penuh penekanan. Mungkin karena kebanyakan bergaul dengan geng Fira, Erlan, Desta, Dheva bahkan Agra selalu mengawali dosa dengan pertanyaan itu. Karena itulah Kairez lebih memilih jawaban tegas daripada rasa penasarannya.
"Kemaren si Azka berduan mojok sama Aura" Ucap Erlan padahal Kairez sudah mengatakan ia tidak mau tahu.
"Oh" Ucap Kairez mencoba tidak terpancing.
"Kemaren gue liat dia juga gendong Aura waktu di pantai"
Kairez diam, ia mencoba menyibukkan diri dengan ponsel nya.
"Dia juga nyium kepala Aura waktu si Aura ketiduran kemaren" Setelah itu Erlan diam. Ia pura-pura menyibukkan diri dengan boneka tayo warna lilac di pelukannya. Ia mulai berhitung dalam hati.
Satu
Dua
Dua seperempat
Dua setengah
Dua seperempat lagi
Tiiiii
"Trus dia ngapain lagi?" Tanya Kairez. Sebenarnya ia sudah menunggu Erlan menceritakan semuanya, tapi ternyata Erlan malah mempermainkannya dengan menggantung cerita hingga Kairez 'Terpaksa' membiarkan pertahanannya runtuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psyco Girl
Teen Fiction'Balas dendam'. Satu hal yang sudah menjadi tujuan hidup Aura dari jauh-jauh tahun. Aura hidup hanya untuk dendam. Karena itu lah jika suatu saat semua selesai, ia akan menyerahkan hidupnya pada takdir. Hingga Azka ikut andil menjadi tujuan hidupnya...