4

1.5K 98 3
                                    

Markas geng Vergen sangat ramai saat ini. Lebih dari sepertiga anggota berkumpul dimarkas yang berada di dekat sekolah.

"CHEF JUNA BIKININ MIE!" Teriak Johan anggota kelas 11 seperti Juna. Juna bercita-cita menjadi chef seperti chef Juna, rolemodel nya.

Kairez Aldiano, cowok itu dikenal dengan pembawaan santai, tenang dan tegas. Tapi, untuk peraturan tertulis, Ketua Vergen itu menambahkan beberapa peraturan yang mereka yakin akan membuat mereka terusir dari rumah suatu saat. Mereka disuruh membawa satu buah tupperwer, dan itu menjadi salah satu syarat wajib masuk geng Vergen.

Selain itu, Kairez juga menetapkan iuran seribu perhari beserta hari libur. Bagi yang tidak membayar kas, akan dikenakan sanksi berupa membersihkan markas selama 2 bulan. Ia menjadikan Arfa anggota kelas 10 sebagai bendahara. Setiap akhir bulan, Arfa selalu mengantongi uang hampir enam juta dan disimpan direkening khusus yang mereka buat.

Uang yang terkumpul mereka pergunakan untuk kegiatan amal dan sisanya akan dibelikan Kairez untuk persedian di markas. Ia akan membeli tujuh kardus mie instan, beras, minuman dingin yang akan disimpan dikulkas milik mereka, shampo dan sabun. Jadi, setiap berkumpul Juna akan kewalahan karena memasak segitu banyaknya, itu lah alasan awal Kairez menetapkan peraturan tupperwer. Juna hanya perlu memasak air dan mereka akan merendam mie masing-masing.

"Gatel banget badan gue" Kairez berujar sembaru menggaruk-garuk seluruh tubuhnya.

"Gak mandi empat hari ya wajar" Ucap Rizan dengan santai.

"Makin berani lo sama kakel!" Seru Kairez.

Rizan menyeka rambutnya kebelakang, berlagak seperti banci hingga Kairez merasa sangat ingin membuang nya ke rawa-rawa. "Iyalah didikan bos" Ucapnya, mendekatkan diri pada Desta, orang yang dipanggilnya bos.

Agra memukul kepala cowok itu menggunaka botol minuman yang berisi sedikit. "Tomlol"

Erlan menatap Azka dan Bima secara takjub dan sedikit prihatin. Segitu besarkah tekanan yang diberi bu Nita hingga kedua sohib nya itu selalu membahas matematika dimanapun.

"Kasian mana masih jomblo"

"Si Azka bentar lagi taken tuh. Dia udah mulai suka cewek" Ucal Giro dari pojokan sana.

"Alhamdulillah bang Azka normal"

"Ayo ucap syukur banyak-banyak"

"Potek gue bang" "Gue tendang lo setan!"

"Siapa cewek nya Ro?"

"Aura" Para cowok yang sedang menggibahi sosok Aura langsung menatap Azka dengan tajam.

"Gak bisa gitu Ka!"

"Lo kalau mau ribut gak gini caranya!"

Azka mendesis kesal. Kenapa markas menjadi sangat berisik hanya karena hal tidak penting seperti ini.

"Hoaks, si Giro kalian percaya"

"Nyenyenye. Tadi aja lo bilang dia cantik"

"Nggak ada"

"Padahal tadi gue denger jelas loh ka"

"Masa iya lo bisa baca isi hati?" Tanya Azka dengan polosnya. Raut polosnya berubah menjadi raut kesal setelah melihat beragam senyum yang ditunjukkan untuknya.  Apalagi tawa Giro yang terdengar sangat menyebalkan ditelinga nya.

"Bang, Aroon ngirim orang buat mata-mata in kita"

Informasi yang dibawa Rakhan membuat markas hening seketika.

"Siapa?" Tanya Kairez dengan wajah yang masih santai.

"Wira. 11 IPS 5"

                                    ***

Sebelum bel masuk berbunyi, anggota-anggota geng Vergen sudah kembali kesekolah. Setelah mendapat informasi dari Rakhan, mereka sepakat untuk kembali kesekolah dan mencari Wira.

Azka menyeruput minuman dingin nya yang kurang dari setengah. Tenggorokannya butuh penyegar karena mie setan yang ia makan di markas.

Azka membuang botol minumnya dengan kasar ketika melihat Fina berjalan kearahnya dengan bibir mengerucut. Azka tahu karena apa, kemaren Azka langsung kabur saat Fina minta diantar pulang.

Azka memutar tubuhnya dan langsung berlari menuju toilet yang baru saja ia lewati. Setelah lima menit, Azka membuka pintu bilik toilet dengan perlahan, ia yakin adik kelas nya itu sudah pergi.

Azka membuka pintu utama dengan santai. Azka hampir menendang Fina dengan refleks karena cewek itu berdiri di depan pintu.

Oh shit!

"Kak Az-

Blam

Pintu itu dibanting Azka hingga Fina yang masih diluar kaget. "Gue mau boker. Sana jauh-jauh"

"Gak deh aku nungguin kakak aja. Nanti kakak kabur lagi"

"Cewek gila" Gumam Azka. Dengan sangat terpaksa Azka harus keluar melalui fentilasi yang ukurannya kecil.

Azka tersenyum lega ketika ia berhasil mendarat dengan aman. Ia mengerutkan keningnya katia melihat seorang cewek yang seperti ia kenali. Dari cara berjalannya Azka mengingat kalau cewek itu Aura. Cewek itu berjalan sendiri menuju rooftop.

Azka melanjutkan langkah nya, tapi kembali berhenti saat merasakan firasat buruk tentang Aura. Sebenarnya itu bukan urusanya, lagipula ia tidak mengenal Aura siapa. Tapi, nalurinya berkata lain. Karena itulah Azka berlari menyusul Aura.

Dari tangga, Azka bisa mendengar dengan samar percakapan yang Aura buat entah dengan siapa. Ia semakin mempercepat langkah ketika mendengar nada tinggi dari percakapan itu.

Ia spontan mengumpat kasar ketika pintu akses menuju rooftop tidak bisa dibuka. Azka meruni delapan anak tangga, kemudian berlari dan mendobrak pintu itu hingga terbuka.

Azka menyunggingkan senyum miring andalannya ketika melihat siapa didepan sana, orang yang sama dengan di foto yang ditunjukkan Rakhan.

"Banci"

"Apa maksud lo?!"

Tanpa aba-aba ia langsung menerjang tubuh Wira dengan emosi. Wira sempat membalas hingga sudut bibir Azka berdarah. Setelah Wira cukup melemah, Azka langsung menghampiri Aura yang terduduk dilantai. Penampilan cewek itu benar-benar kacau. Punggungnya sudah penuh dengan darah

Sebelum membawa Aura kegendongan punggungnya, Azka menarik kunciran Aura hingga rambutnya menutupi punggung. Azka melakukan itu agar tidak ada yang kepo tentang Aura.

Azka sedikit berlari menuju kebawah, ia harus cepat membawa Aura kerumah sakit.

Ia menghentikan langkah nya ketika melihat teman-temannya menatap heran. "Wira di rooftop, susul sebelum dia kabur!"
Setelah itu Azka berlari ketempat mobilnya terparkir.

______________________________________________________________________________________

Vote comment yaa☺

My Psyco GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang