Sudah pas satu minggu Aura tidak masuk sekolah. Sebenarnya, sepulang dari rumah sakit kondisi nya sudah membaik. Tapi emang dasarnya saja, Aura pemalas. Ia lebih memilih rebahan di kamarnya dari pada sekolah, yang memaksa otaknya untuk berpikir. Apalagi dispen yang diberikan sekolah membuat nya santai-santai saja saat bolos sekolah. Soal biaya rumah sakit, semuanya di tanggung pihak sekolah. Meski bukan kesalahan dari sekolah, tapi karena Aura mengalaminya di sekolah jadilah sekolah yang menanggungnya.
Tatapan-tatapan yang ia dapat di koridor membuat perasaan menyesal datang begitu saja. Menyesal karena ia datang ke sekolah hari ini. Perlu di ketahui, Aura tidak suka menjadi pusat perhatian. Jika tau akan seperti ini, ia akan lebih memilih gabut-gabutan di kamarnya. Apalagi tidak adanya job dalam minggu ini.
Aroma parfum seseorang yang beberapa hari ini selalu di ciumnya membuat Aura tau bahwa ada seseorang yang tengah berjalan di sampingnya dengan tatapan datar dan pandangan lurus kedepan.
"Udah sembuh?"
"Udah"
"Napas udah lancar?"
Aura mengangguk sekilas. Malas mengeluarkan tenaga apalagi ia tidak sarapan tadi pagi.
"Udah sarapan?"
Kali ini aura menoleh ke cowok di sampingnya. Rambutnya yang sedikit acak-acakan dengan dua kancing teratas terbuka. Pantas saja Aura dapat mendengar decakan-decakan kagum di sekitarnya. Walau pun Azka adalah salah satu murid tercerdas di sekolahnya, tapi itu tak membuatnya benar-benar disiplin. Seperti sekarang, cowok itu tidak memakai dasi dengan baju yang di keluarkan.
"Belum"
"Ayo kantin". Tanpa menunggu jawaban Aura, Azka lebih dulu menariknya menuju kantin. Mereka tetap berjalan santai sesekali berbincang tanpa menghiraukan para siswi yang hanya bisa menggigit jari melihat itu. Dan Azka jelas tidak peduli, yang ia tau sekarang hanya perutnya yang meronta minta di isi.
***
"PAKE K!"
"PAKE P!"
"PAKE K!"
"PAKE P NYET!"
"PAKE K. PERGI KE THT SANA LO!"
"PAKE P BANGSAT! OTAK KOTOR NAJIS!"
Azka menatap jengah kedua sahabatnya yang sibuk berdebat itu. Baru saja memasuki kelas, ia langsung di sambut perdebatan Desta dan Erlan. Entah apa maksud dari P dan k. Biarkan saja mereka larut dalam ke goblokan. Pikir Azka.
Ia melangkah duduk di samping Kairez yang sudah mengeluarkan tatapan kesal sejak tadi.
"Ngapain?" Tanya Azka sembari menunjuk dengan dagunya.
Kairez menatap Azka dengan tatapan yang Azka sendiri tak mengerti maksudnya. "Memperebutkan kegoblokan
Semburan tawa Agra yang duduk di belakang mereka terdengar. Di susul kekehan bima yang duduk di samping nya.
"PAKE P SIALAN! LO DENGER NIH!" Teriak Erlan. Kemudian ia mengambil hp dari sakunya. Mengotak-atiknya sebentar hingga menemukan apa yang ia cari. Sebelum ia memutar lagu itu, ia menoleh ke seisi kelas.
"DIEM SEBENTAR!" Entah sihir apa yang di gunakan Erlan hingga semua pengguni kelas terdiam.
Erlan menghidup kan musik itu full volume. Seisi kelas tampak serius menyimak kata-perkata yang keluar dari speaker hp Erlan.
Pentol ayam ,bikin tentram
Pentol puyuh, bikin guyu
Pentol kasar, bikin aku sabar
Pentol sapi, bikin aku happyLagu dari Queen of dunia per-pentolan itu berhasil menggemparkan jagat kedamain geng Vergen.
Ini bukan pertama kali nya mereka berdebat seperti ini. Azka masih mengingat jelas, bagaimana tegangnya keadaan markas kemaren karena lagu ini. Mereka sibuk berdebat tentang P dan K. Perlahan Azka mulai mengerti maksunya. Benar-benar bangsat otak teman-temannya.
Bahkan kemaren mereka membentuk dua kubu untuk berdebat. Kubu P yang di ketuai Erlan dan kubu K yang di ketuai Desta. Bima sampai melempar bukunya karena perdebatan mereka yang mengganggu konsentrasinya.
Kairez sudah turun tangan. Tapi yang terjadi mereka malah menyerang Kairez beramai-beramai membuat Kairez akhirnya menyerah untuk menyadarkan mereka. Untung saja, Kairez tidak jadi memanggil ustad untuk me ruqiyah mereka. Bisa-bisa ustad itu pulang dengan keadaan psikis terganggu kalau Kairez jadi memanggil nya kemaren.
The power of Queen Pentol!
"KALIAN DENGER PAKE P APA PAKE K?" Ucap Desta setengah berteriak.
"Udah jelas pake K sih". Sahut Reza. Partner setia Desta dalam hal berbagi link. Udah, jangan ribut maksudnya link belajar!
"Jelas jelas pake P"
"Udah jelas sahabat bilang Pentil. Eh astafirullah Pentol!". Ucap salah satu murid cowok yang mendapat banyak sahutan. "Dasar anying lu!"
"Pake K! Gue kubu K pokoknya!"
"Positif tingking K itu maksud nya komtol". Ujar Eja. Masih dalam circle per-link an Desta.
"Anjing lu Ja!"
"Sialan otak lu!"
Azka menatap kairez yang juga sedang menatapnya. Ia tau, sedari tadi Kairez menatap nya. Entah apa yang cowok itu pikirkan hingga dahinya berkerut hanya karena menatapnya.
"Lo normal kan rez!"
Kairez tau itu bukan pertanyaan, kalimat itu adalah sebuah kalimat paksaan. Kairez mengangkat tangannya menuju kepala Azka, lalu mendorongnya kebelakang.
"Mulut lo!"
Kairez membuang napas kasar, sebelum mengatakan sesuatu yang termasuk sensitif bagi sahabat nya itu.
"Semalam tante nelpon"
Sudah Azka tebak. Semalam ia memang tidur di luar. Ia memang menghindari keadaan yang sedang ia alami saat ini.
"Tidur dimana kemaren?". Tanya Kairez. Azka cenderung tertutup, hal itu yang membuat Kairez kadang kesulitan membantu Azka menyelesaikan masalahnya. Meskipun masalah itu bukan ranahnya, tapi sebagai sahabat ia akan berusaha sebisa mungkin untuk selalu berdiri di sebelah Azka. Begitupun dengan sahabatnya yang lain.
"Homestay"
"Yang gak keurus itu?" Azka mengangguk sekilas.
"Berani banget lo. Kan lo takut hantu". Ucap Kairez sedikit berusaha mencairkan suasana.
Azka tersenyum tipis. "Dibanding hantu gue lebih takut rumah Rez"
"Masalah baru?"
"Masalah lama, yang gak bakal kelar"
Dan, cerita itu mengalir begitu saja dari mulut Azka. Membagi keresahan yang selama ini membebani pundaknya.
____________________________________________________________________________
Lagu yang meresahkan👍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psyco Girl
Teen Fiction'Balas dendam'. Satu hal yang sudah menjadi tujuan hidup Aura dari jauh-jauh tahun. Aura hidup hanya untuk dendam. Karena itu lah jika suatu saat semua selesai, ia akan menyerahkan hidupnya pada takdir. Hingga Azka ikut andil menjadi tujuan hidupnya...