23

1.6K 91 2
                                    

Sekarang zella dan zein pun berada di suatu tempat yang zela sering kunjungi. Lalu mereka pun masuk dan bertemu dengan orang itu.

"bagimana?" tanya zein.

orang itu pun menggeleng.

"semakin memendek, hanya tersisa 1 tahun 4 bulan" ucap dokter itu.

Dokter? Yup dia dalah dokter pribadi zella.

Zella menatap zein sendu.

"bagaimana bisa?" tanya zein.

"nona menolak memakan obatnya dan jika kita melakukan oprasi juga hanya bisa memanjangkan umurnya beberapa bulan sajah" ucap dokter itu.

Zein pun menatap zella.

"kenapa gak makam obatnya?" tanya zein lembut.

Zella pun menunduk.
"percuma" ucap zella.

Zein pun menghembuskan nafasnya kasar. Dia menatap dokter itu.

"rahasiakan ini semuanya, jangan sampai ada yang tau" ucap zein.

Dokter itu pun mengangguk lalu zella dan zein pun kelauar dari ruangan itu dan pergi menuju cafe.

Mereka duduk di ruangan vvip sambil menunggu risa.

Ceklek.

Risa pun masuk, dia tidak kaget melihat zein di sini karena zella sudah memberi taunya semalam.

Risa pun duduk di depan zein dan zella. Lalu menatap zella.

"keputusan ku sudah bulat, aku mau mereka tau penyakit kamu" ucap risa.

Yup yang nebak zella sakit kalian benar 100%.

Zella pun menatap risa tidak setuju berbeda dengan zein yang sepertinya setuju.

"gak, gak boleh" ucap zella.

Risa pun menatap zella dingin. Dengan cara ini zella pasti akan mendengarkan risa.

"mereka sahabt lo, keluarga lo, dan anak lo. Mereka pantas tau. Kalau lo nyembunyiin rahasia sebesar ini dari mereka, bukankah sama ajah lo membunuh mereka dengan pelan pelan?" ucap risa.

Zella pun memunduk.

"lo gak punya banyak waktu lagi zel" ucap risa.

"maaf" ucap zella.

Risa pun terdiam, dia mau zella mengeluarkan semua keluh kesahnya.

"gw takut, gw takut jika gw sakit mereka khawatirin gw berlebihan. Mereka bisa bisa juga ikut sakit karena gw. Awalnya gw berfikir untuk menghilang dari kalian. Tapi gw gak bisa" lirih zella.

Risa bisa melihat zella yang rapuh saat ini. Risa pun menatap zein untuk meninggalkan mereka berdua. Zein pun setuju dan dia keluar dari ruangan itu.

Risa pun duduk di sebelah zella lalu memeluk zella.

"lo tau, saat gw denger ini gw juga khawatir sama lo. Gw takut lo pergi dengan cepat. Tapi gw tau gw gak boleh egois. Gw tau lo mau nikmatin sisa hidup lo dengan bahagia" ucap risa.

"tapi jika lo gak bilang sama mereka dan saat itu tiba.. Bukan kan itu bisa menyebabkan mereka putus asa?" sambung risa.

Zella pun menangis di dekapan risa.

"ette, lo gak pikirin perasan ette? Kak athaya juga udh tau karena kemarin. Dia bisa tegar karena dia tau itu udh takdirnya. Tapi ette? Dia sayang banget sama lo" ucap risa.

"lebih baik lo kasih tau dia yang sebenarnya agar kalian bisa ngabisin waktu yang banyak" saran risa.

Zella pun melepaskan dekapan risa lalu menatap risa.

"apa gw mampu? Gw takut ette kecewa sama gw" lirih zella.

"zel, apapun yang lo lakuin. Ette tau kalau lo sembunyiin itu karena lo sayang sama dia. Dia pasti ngerti" ucap risa.

Zella pun menatap jendela disana. Lalu menatap risa dan mematapkan pilihannya.

"gue" jeda zella.

Risa pun mengankat alisnya.

"urusan musuh mafia, bisnis, dan keamanan keluarga lo udh gw urus. Dan lo tinggal nikmati hasilnya. Lo bisa siska mereka setelah ini" ucap risa.

Karena memang semalam risa langsung bergerak karena dia dan zein sudha menyiapkan rencana.

Zella pun tersenyum lalu memeluk risa lagi dan lagi.

"makasi, gw akan kasih tau mereka malem ini" ucap zella.

Risa pun mengangguk dan membalas pelukan zella.






































Jangan lupa vote!!!!

Grizella's Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang