Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hay seperti biasa sebelum baca budayakan Tekan bintang dulu.. Tinggalkan komentar juga. . . . . . Jika udah.. Markiba (mari kita baca) .
.
.
.
Cikidaaw
• Changbin dan felix side •
Ternyata begini rasanya bertunangan, diikat oleh sebuah cincin mahal berwarna putih lengkap dengan berlian seharga rumah mewah, menyadari separuh hidup akan segera diserahkan kepada calon suami nanti, rasanya campur aduk.
Dari semua rasa yang hadir didalam hati, lelaki yang memiliki freckles dipipinya itu tak menemukan satu rasa, yaitu bahagia, rasanya hambar, mengingat ia bertunangan karena ingin membuat mama dan papa bahagia, disamping itu umur pun sudah cukup matang untuk menikah.
Tidak mungkin dirinya akan terus dalam kesendirian, sedangkan perusahaan papa membutuhkan generasi penerus masa depan.
Sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri didepan kaca rias, tangan tak henti mengelus benda kecil yang melingkar dijari manisnya.
"kamu mikirin apa sayang?" alunan suara berat dengan lembut menyapa telinga felix, kedua bahu dipegang dari belakang, felix melihat wajah tunangannya lewat kaca rias kemudian tersenyum.
"tidak ada" jawabnya dengan senyum manis kemudian memegang salah satu punggung tangan sang tunangan. "kenapa belum ganti baju?" tanya dirinya lagi.
"aku ingin melihat calon pengantin ku dulu baru mandi sehabis itu, padahal baru ditinggal sebentar tapi aku sudah kangen padanya bagaimana ini?" si pria maskulin dengan gantle nya mengangkat tubuh felix agar berdiri menghadapnya, memeluk pinggang felix posesif dan mengecup kening felix penuh perasaan.
Felix sangat murah senyum, setiap perlakuan changbin padanya tak pernah tak dihadiahi senyuman manis dibibir tipisnya. "sekarangkan sudah lihat, sudah dipeluk juga, mandi sana, habis itu tidurlah, kak abin pasti lelah kan?" ucapnya.
"tapi aku masih ingin mengisi memori diotak ku agar penuh dengan wajah cantik calon istriku ini, supaya aku bisa mimpikan dia nanti malam" changbin bawa satu tangannya mengelus pipi mulus felix, menyalurkan rasa cinta yang ia punya untuk pemuda manis yang sekarang menyandang gelar tunangan dirinya.