27. Namanya Oris, Bukan Naresh

12.8K 3.1K 261
                                    

Kemarin sore, setelah resepsi kakaknya benar-benar selesai. Oris mengantar saya pulang. Menghabiskan 2 setengah jam perjalanan tanpa membicarakan apapun. Di dalam mobil, hanya terdengar lagu-lagu Kerispatih alih-alih suaranya. Dan pertemuan kami berakhir seperti itu.

Sejenak, saya menarik napas panjang. Menatap buket bunga yang sengaja saya letakan dalam kotak kaca di sudut meja kerja. Bunga yang saya dapat dari pesta resepsi kemarin. Hari ini, studio tidak buka. Tapi saya sengaja datang pagi-pagi sekali untuk meletakan bunga itu di sana.

Sebenarnya saya sibuk. Masih ada banyak sekali pekerjaan yang belum saya selesaikan. Terlebih bulan depan, pameran foto milik saya akan diselenggarakan untuk pertama kalinya. Tapi di depan komputer, saya justru tidak melakukan apa-apa. Sampai saya bosan dengan sendirinya karena yang saya lakukan hanya menarik napas panjang berulang-ulang kali.

"Jelasin sama kita, siapa itu Wirunaga Oristia Sigra yang lo maksud semalam!"

Saya terjingkat saat secara tiba-tiba, Radhisty dan Lana menyeruak tanpa permisi ke dalam ruangan saya. Keduanya terlihat masih kusut. Terlebih Radhisty yang datang masih dengan baju tidur dan hair roll di rambutnya--dan jangan lupakan juga kantung mata di bawah matanya. Masih lebih baik Lana yang datang dengan baju rumahan sedikit lebih pantas, dengan wajah yang jauh lebih manusiawi tentu saja. Karena gadis itu lebih disiplin kepada dirinya sendiri, tidak seperti Radhisty.

"Lo deket sama cowok mana lagi, hah?!" Radhis buru-buru duduk di seberang meja, melotot pada saya bukan main.

"Yang Andra-Andra kemarin itu kemana?" disahut Lana yang tak kalah heboh dengan Radhis. Membuat saya terkekeh beberapa saat setelahnya. Dikiranya saya ini pemain cinta apa bagaimana?

Semalam, saya memang sempat memberitahu mereka bahwa saya bertemu lagi dengan Oris. Tapi saya melupakan satu hal--mereka belum tahu bahwa Oris dan Naresh yang mereka kenal selama ini adalah satu orang yang sama. Namun belum sempat saya menjelaskan lebih lanjut, saya justru ketiduran dan berakhir shock ketika mereka berdua membombardir saya dengan puluhan panggilan tak terjawab. Yang tentu saja baru saya ketahui pagi-pagi sekali.

"Sandra!!" Radhis menggebrak meja, sementara di sebelahnya, Lana menatap saya dengan sorot mata yang tajam. Keduanya mengepung saya seolah saya adalah tersangka kasus kejahatan berat.

"Oke, aku bakalan cerita..."

Akhirnya, setelah menarik napas panjang, saya menceritakan semuanya kepada mereka. Tentang kecelakaan yang terjadi tahun 2016 lalu. Tentang koma yang saya alami dan bagaimana saya bisa menjadi berbeda seperti sekarang. Tentang siapa Gamaliel Naresh Danendra yang sebenarnya dan perjalanan singkat yang kami lalui bersama.

Sampai tiba akhirnya di hari mengejutkan itu datang. Hari dimana saya menemukan makam Naresh dan mengetahui bahwa yang bersama saya selama itu bukanlah Naresh yang sebenarnya. Ketika mendengar cerita saya yang cukup panjang, Radhis dan Lana tidak henti-hentinya membungkam mulut mereka. Tidak menyangka bahwa hal semacam film itu benar-benar saya alami.

Juga cerita bagaimana saya bertemu dengan Om Tigra, pertengkaran saya dengan keluarga saya, sampai cerita tentang hubungan saya dan Oris yang harus bertemu dengan kata pisah. Cerita tentang kemarahan saya, kekecewaan saya, rasa sakit saya. Cerita rumit yang berakhir membuat kedua teman baik saya itu terdiam untuk waktu yang cukup lama. Seolah bingung harus berkata apa.

"Jadi... tunggu bentar! Gue tiba-tiba ngebug!" saya tertawa begitu melihat Radhisty memegangi kepalanya dan matanya melotot ke arah lantai. Seakan kepalanya akan jatuh saat itu juga. Atau seakan ia khawatir kalau kepalanya akan copot dan menggelinding ke arah pintu--melarikan diri dari tubuhnya begitu saja.

Sementara di sebelahnya, Lana masih terdiam. Walau tanpa bicara pun saya tahu, dia pasti sama terkejutnya.

"Kak Naresh yang kita kenal selama ini.." Lana berdeham beberapa saat, "Nama aslinya Oris? Dan dia saudara kembar dari Naresh--pacar kamu waktu SMA dulu?"

Oris Sigra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang