Myung Soo sulit menebak apa yang ada di pikiran So Eun, begitupun dengan tingkahnya yang bisa sangat berbeda dalam waktu berdekatan. Tapi satu yang pasti, ia yakin kalau So Eun tidaklah marah padanya. Justru sekarang yang terngiang di benaknya adalah perkataan So Eun sebelum gadis itu berangkat kerja. Perasaan bersalahnya lenyap, berganti dengan rasa bangga. "Sebaik itu memang diriku, sayang apes saja," ucapnya dengan tatapan yang tertuju pada So Eun yang sedang sibuk memanggang roti.
"Apes kenapa?" Tanya Ye In.
"Kenapa kau ada di sini?"
"Ini area dapur, seharusnya pertanyaan itu ditujukan padamu."
Myung Soo memutar bola mata. "Aku mengawasi pegawai itu."
"Pegawai itu? Hei, bukankah kalian berteman, kenapa tidak sebut namanya?"
"Siapa bilang kami berteman?"
"Kalian sudah saling kenal."
"Saling kenal bukan berarti berteman."
"Terserah apa katamu saja. Yang jelas mulai besok aku sudah cuti, jadi So Eun-ssi akan benar-benar sendirian membuat roti. Jangan terlalu keras padanya, ya."
"Dia memintamu bilang seperti itu?"
"Tidak, itu permintaanku sendiri. Kau itu kadang suka kumat galaknya, apalagi pada teman sendiri."
"Yah, sudah kubilang dia bukan temanku."
"Ya ampun, bersikeras boleh tapi haruskah sambil melotot padaku? Bisa-bisa aku kontraksi sekarang."
"Sorry, bukan maksudku. Kembalilah ke tempatmu."
"Tidak terbalik?"
"Oh iya, aku yang seharusnya pergi dari sini."
Ye In tergelak. "Tumben masih ada di kafe pukul sebegini, biasanya sudah pulang."
"Sudah kubilang kalau aku memantau si pegawai sementara itu. Aku berencana pulang setelah kafe tutup."
"Oke, baguslah."
Myung Soo menepati perkataannya, bahkan ia ikut beres-beres meski langsung berhenti ketika menyadari So Eun sedang mengobrol serius dengan In Woo. Ia pun menghampiri kedua orang tersebut. "Sedang apa?"
"Sedang menyusun laporan harian dan karena Ye In sudah pulang maka So Eun-ssi memintaku untuk memeriksa laporannya dulu sebelum diserahkan padamu," jawab In Woo.
"Oh, pastikan tulis dengan jelas dan rinci. Kau tahu kalau aku sendiri yang membuat pembukuannya," ucap Myung Soo tegas pada So Eun.
"Aku tahu, Bos," jawab So Eun menahan kesal.
Myung Soo menarik kursi lalu duduk di hadapan In Woo dan So Eun.
"Bos mau periksa langsung?" Tanya In Woo.
"Tidak, kalian teruskan saja. Aku hanya mau mengamati."
"Hehehe, jadi canggung," timpal In Woo.
"Anggap saja Bos tidak ada," celetuk So Eun yang langsung mendapatkan tendangan halus dari Myung Soo. So Eun pun memeletkan lidahnya.
"Yah, pegawai macam apa ini, tidak sopan pada bosnya."
In Woo tergelak. "Sudah di luar jam kerja, berubah jadi mode teman, ya? Bukan bos dan pegawainya."
"Teman?" Myung Soo mendengkus. "Sudah selesai belum? Kalau sudah kemarikan laporannya."
"Sudah." In Woo menyerahkan laporan harian miliknya dan juga So Eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Broke Up [Completed]
FanficSeharusnya semua selesai setelah putus. Tetapi sebuah situasi mendesak So Eun untuk melanggar ucapannya sendiri dan ini sangat mengganggu Myung Soo yang sudah berusaha mati-matian mengenyahkan gadis itu dari dalam hatinya.