[6]

325 49 15
                                    

In Woo benar-benar kebingungan. Ia sempat mencari keberadaan So Eun di area luar sekitar kafe tapi tak ada sama sekali. In Woo menatap pada tas So Eun yang ada di atas meja. "Dia tak mungkin pergi jauh, 'kan? Tasnya saja masih di sini. Tapi sudah lebih dari lima belas menit."

In Woo kembali berdiri di luar kafe, matanya celingukan ke berbagai arah. "Apa yang harus kulakukan? Kalau menunggu, sampai kapan? Kalau pergi, bagaimana jika dia kembali setelah aku menutup kafe? Aish, ke mana dia?"
Semakin gelisah, In Woo masuk lagi ke kafe. Ia putuskan untuk menunggu sebentar lagi. Hingga sepuluh menit berlalu, So Eun tak juga muncul. "Masa diculik?" In Woo menggelengkan kepala. "Aku terlalu banyak menonton film."

In Woo meraih ponselnya. "Haruskah kuberitahu Bos?"

Belum sempat membuka kontak Myung Soo, sebuah panggilan keburu masuk ke ponsel In Woo. "Eommoni," jawab In Woo yang ternyata mendapatkan telepon dari ibunya.

"Kenapa belum juga sampai di rumah? Cepatlah pulang."

"Ada sesuatu..."

"Di sini juga terjadi sesuatu, aku tidak bisa diam saja."

"Eommoni, ada apa?"

"Cepatlah pulang."

Khawatir sesuatu terjadi pada ibunya, In Woo tak lagi memikirkan So Eun. Ia bersegera mematikan lampu dan mengunci kafe lalu berlari sekencang mungkin ke rumah.
Dengan napas tersengal, In Woo memanggil ibunya ketika sudah tiba di rumah.

"Kau datang."

"Ada apa?"

"Itu ... aku menolong seseorang, dia pingsan di depan rumah."

"Hah? Eommoni, sudah kukatakan jangan sembarangan menolong orang di zaman sekarang ini..."

"Karena itulah aku meneleponmu. Kenapa terlambat pulang hari ini? Lihatlah dulu, kupikir dia sungguh kesakitan karena belum sadar juga."

In Woo masuk ke dalam rumah dan langsung terbelalak. "So Eun-ssi?"

"Kau mengenalnya?"

"Dia pegawai sementara di kafe, aku terlambat pulang karena menunggunya. Kenapa dia sampai ada di depan rumah kita?"

"Mana kutahu? Aku mau membuang sampah ketika melihatnya tergeletak di depan rumah. Aku meminta bantuan tetangga sebelah untuk membawanya masuk."

"Astaga, gawat ini. Apakah dia sakit? Eommoni, aku mau membawanya ke klinik."

"Iya, bawalah."

In Woo baru mau menggendong So Eun ketika mata gadis itu perlahan terbuka. "Oh, kau sudah sadar?"

So Eun mengerjapkan mata. "In Woo-ssi? Aku di mana?"

"Kau di rumahku. Ibuku menemukanmu pingsan. Di dekat sini ada klinik 24 jam, aku akan membawamu ke sana."

"Tak perlu."

"Jangan membantah, kau pucat sekali. Eommoni, bantu naikkan So Eun-ssi ke punggungku."

In Woo tak menghiraukan ucapan So Eun yang menolak ke klinik. Sambil menggendong So Eun di punggungnya, In Woo berlari menuju klinik.

So Eun diberikan cairan infus dan In Woo mengusulkan agar gadis itu bermalam saja di klinik. "Beritahu nomor telepon salah satu keluargamu, mereka pasti cemas karena kau belum pulang."

"Tak usah, aku tinggal sendiri," jawab So Eun lemah lalu pelan-pelan matanya menutup.

"So Eun-ssi?" Panggil In Woo dengan cemas. "Dokter, apa dia pingsan lagi?"

After We Broke Up [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang