Menatap geram pada So Eun, Myung Soo merapalkan sumpah serapah dalam hati sebagai upaya pengalihan karena tidak bisa berteriak untuk menuntaskan kejengkelan yang tiada tara.
Tapi So Eun balik memandanginya dengan tatapan penuh permohonan, sesekali ringisan menggurat di wajahnya.
Myung Soo tahu, mau sebagaimana besar amarahnya, pada akhirnya ia mesti mengalah karena tidak tega. Dengan wajah merengut, diambilnya kunci mobil.
"Yang pakai sayap, ya."
"Hah? Sayap? Kau itu minta pembalut atau daging ayam?"
"Kau lihat saja di kemasannya."
"Ah, molla. Aku tak mengerti." Myung Soo buru-buru keluar rumah.
Sebelum melaju dengan mobil, Myung Soo berulang kali menghela napas. Ia terpikir bahwasannya saat masih berstatus kekasih, So Eun tak pernah membuatnya mesti melakukan hal yang memalukan seperti ini tapi dipikir-pikir lagi andai dulu So Eun meminta tolong hal serupa, ia sepertinya akan sukarela melakukannya. Namun situasi sekarang jelas sudah berbeda, dan rasanya berat sekali menahan malu hanya demi seseorang yang sudah menjadi mantan.
Melajukan mobil hingga ke minimarket yang dimaksud oleh So Eun, sebelum turun Myung Soo melihat dulu siapa yang berjaga di meja kasir. Ternyata pemiliknya langsung yang berjaga di sana dan itu otomatis membuat Myung Soo membayangkan ditanyai macam-macam karena mereka saling mengenal. Myung Soo pun tancap gas, mencari minimarket lain.
Mart-24, adalah minimarket pilihan Myung Soo. Pelan-pelan Myung Soo masuk lalu mengitari rak demi rak. Tak lama, sebuah percakapan menarik perhatiannya.
"Nyonya, terima kasih sudah datang."
"Bukankah kau harus pergi sekarang? Pergilah, biar aku ambil alih."
"Kamsahamnida."
Myung Soo menoleh ke sumber suara, ada pertukaran kasir yang membuat Myung Soo terperangah sesaat. "Kenapa diganti ibu-ibu?"
"Hei, anak muda. Kenapa melihatku seperti itu?"
Myung Soo terkesiap lalu kembali menyusuri rak hingga akhirnya ada di lorong bagian kebutuhan wanita. "Mwoya? Kenapa ada beragam jenis? Memusingkan saja!"
"Apa yang kau cari, huh?"
"Woah." Myung Soo terlonjak. Ibu kasir tahu-tahu saja sudah ada di belakangnya.
"Kau mau membeli pembalut?"
"Hmm, begitulah." Myung Soo menjawab sambil menahan malu lantas mengambil sembarang merek.
"Itu pantyliner."
"Hah?" Myung Soo melongo bingung.
"Aigo, baru pertama kali membeli? Butuh pembalut seperti apa?"
Myung Soo makin hanyut dalam kebingungan dan rasa malu.
"Percuma juga ditanya, terlihat di wajahmu kalau kau tidak paham." Wanita tersebut akhirnya menunjukkan beberapa jenis pembalut dari beragam merk, lengkap dengan spesifikasi masing-masing.
Myung Soo malah makin bingung. "Kenapa banyak sekali, bukankah fungsinya sama?"
"Kebutuhan dan selera perempuan itu berbeda-beda. Istrimu biasanya pakai pembalut seperti apa?"
"Eh?"
"Ya ampun, ada apa dengan wajahmu itu? Apa aku salah bicara? Bukan istri, lantas apakah untuk adik perempuanmu?"
"Tidak penting untuk siapa. Pilihkan mana yang bagus."
"Semuanya bagus. Tapi, baiklah, bagaimana dengan yang ini saja? Produk ini sangat populer. Dengan atau tanpa sayap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Broke Up [Completed]
FanficSeharusnya semua selesai setelah putus. Tetapi sebuah situasi mendesak So Eun untuk melanggar ucapannya sendiri dan ini sangat mengganggu Myung Soo yang sudah berusaha mati-matian mengenyahkan gadis itu dari dalam hatinya.