[16]

295 52 14
                                    

Myung Soo perlahan menggeser duduknya menjauhi So Eun. "Kenapa harus bicara seperti itu? Ini bukan saat yang tepat," rutuknya dalam hati. Lalu lewat sudut matanya, dilihatnya So Eun mematung. "Kira-kira apa yang dipikirkannya?"

"Kau mau ke mana?" Tanya So Eun setelah beberapa saat hanya ada hening di antara mereka.

Myung Soo sedikit gelagapan. "Oh, kurasa sudah saatnya turun."

"Benar juga, jangan sampai kemalaman di gunung."

"Hah?" Rasa heran menerpa Myung Soo. "Apa dia memutuskan untuk mengabaikan pengakuanku tadi?"

"Kita singgah dulu di Baegun Shelter, 'kan? Aku masih mau makan."

Myung Soo mengembus napas, ada sedikit kelegaan di sana. "Geurae, anggap saja aku tak berkata apapun dan dia tak mendengar apapun."

"Myung Soo..."

"Oh, iya, ayo."

Dalam waktu setengah jam saja, Myung Soo dan So Eun sudah tiba di Baegun Shelter. Terdapat jejeran bangku dan meja yang terbuat dari kayu, keduanya beristirahat di sana sambil mengisi perut.

"Myung Soo, apa menurutmu akan bagus jika kita kembali berpacaran?"

Myung Soo tersedak. "Mwoya? Bukankah tadi dia bertingkah seolah tak mendengar pengakuanku?"

"Aku tak berpikir ini bagus." So Eun menggelengkan kepala.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Tiba-tiba? Yah, kau kira aku tidak mendengar ucapanmu saat di puncak tadi?"

"Kau hanya diam dan setelah itu bersikap seolah tidak mendengar apapun."

So Eun mengelus dada. "Itu karena aku tak tahu harus bagaimana. Seuntai kalimat, tapi berjuta efek yang kurasakan."

"Mianhae. Seharusnya aku tak mengatakannya. Lupakan saja."

"Tidak. Karena sudah terlanjur, kita bahas saja."

"Tidak perlu. Kita bisa tetap seperti ini sementara kau mempersiapkan diri untuk ujian. Kapan-kapan saja membahas soal perasaan."

"Kita mungkin bisa membahasnya lagi lain waktu tapi kuminta kau merenungkan perasaanmu itu secara seksama mulai sekarang juga."

"Apa maksudmu?"

"Kau sudah tahu apa yang kualami. Bisa saja perasaan yang kau katakan tadi hanyalah sebentuk iba."

"Maksudmu, aku hanya kasihan padamu?"

"Hmm, kau salah mengartikannya sebagai cinta yang masih ada."

"Aku sudah berbuat baik padamu sebelum kau menceritakan masalahmu, tapi kau pikir pengakuanku tadi bukanlah perasaan cinta yang sesungguhnya melainkan hanya rasa iba? Aish, aku membencimu, So Eun."

"Ne, aku juga benci pada diriku sendiri."

"Huf, sudah selesai makannya, 'kan. Ayo teruskan perjalanan."

So Eun mengikuti Myung Soo dengan jarak beberapa langkah di belakang. Ia tak berbohong saat mengatakan tak tahu harus bagaimana merespon pengakuan Myung Soo karena beragam perasaan mengerubungi hatinya saat itu. Namun, ada satu rasa mendominasi, itulah kenapa pada akhirnya So Eun meminta Myung Soo untuk menelaah lagi perasaan cinta itu.

"Aku takut," seru So Eun setelah terus berjalan tanpa adanya percakapan.

Myung Soo sontak menghentikan langkah, lalu menoleh ke belakang. "Langit belum gelap, percepatlah langkahmu."

After We Broke Up [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang