So Eun mengambil ponselnya untuk mengecek nomor kakaknya. "Benar, ini nomornya."
Myung Soo tersenyum getir. "Cepat atau lambat, aku harus bertemu dengannya. Tapi aku tak menyangka kalau sampai di telepon olehnya. Kupikir kakakmu akan datang ke kafe seperti sebelumnya."
"Pasti Ju Hwan yang memberikan nomormu padanya. Abaikan saja dulu. Oppa tak akan terus menelepon, paling besok lagi. Anggap saja kau tak mendengar ada panggilan, karena ponselnya dalam mode diam."
Beberapa saat ditunggu, memang benar kata So Eun, Dong Wook tak lagi menelepon. Myung Soo pun meletakkan lagi ponselnya di nakas.
Baru disimpan, dering ponsel terdengar lagi. "Katamu tak akan menelepon lagi. Haruskah kuangkat saja?"
"Oppa mungkin mau mengajakmu bertemu. Menjawab panggilannya sekarang, artinya kau harus bertemu dengannya malam ini juga."
"Tak masalah."
"Myung Soo!"
Myung Soo keburu mengambil lagi ponselnya. "Wah, ternyata Dong Hae Hyung yang menelepon. Aku jawab dulu."
So Eun mengangguk, ia menunggu sampai Myung Soo selesai bertelepon.
"Dong Hae itu siapa? Kelihatannya ada kabar baik.""Suaminya Ye In. Kabar baik, Ye In sudah melahirkan."
"Wah, sungguh kabar baik. Kau akan menjenguknya sekarang juga?"
"Nanti saja kalau dia sudah keluar dari Rumah Sakit."
"Bawakan hadiah. Sebentar, aku cari dulu hadiah kelahiran bayi."
Untuk beberapa saat, So Eun sibuk berselancar di toko daring. Sesekali ia meminta pendapat Myung Soo tentang perlengkapan bayi yang menarik perhatiannya.
"Kau bersemangat sekali, So Eun."
"Ye In-ssi sangat baik padaku. Bahkan, di hari pertama pertemuan kami. Ah, aku bingung. Apa beli yang sudah dalam bentuk hampers saja, ya?"
Myung Soo mengendikkan bahu. "Terserah."
"Aigoo, ini lucu-lucu sekali. Kenapa semua produknya menggemaskan begini."
"Wajahmu yang sedang gemas dengan sesuatu, terlihat lebih menggemaskan."
"Mwoya? Kau menggodaku?"
"Aku serius, mau kuambilkan cermin?"
Pipi So Eun merona. "Hentikan."
"Kalau begitu, cepat putuskan mau beli yang mana."
"Beri aku waktu sebentar lagi." So Eun sudah mempersempit pilihan, jadi tak lama kemudian ia pun sudah memutuskan. "Yang ini saja. Bagus, 'kan?"
"Hmm, tapi, apa tidak terlalu maskulin?"
"Ya ampun, aku bahkan belum menanyakan jenis kelamin bayinya."
"Lihatlah, kau memang menggemaskan."
"Seriuslah, Myung Soo. Bayinya perempuan?"
Myung Soo mengangguk. "Kau ini, main langsung cari hadiah saja."
"Terlalu bersemangat. Kabar baik ini sejenak membuatku lupa kalau masih ada hal meresahkan yang mesti dihadapi. Hadiahnya yang ini saja, bagaimana?"
"Oke, itu bagus."
"Baiklah, ini. Kau yang bayar."
"Eh?"
"Jangan pura-pura kaget." So Eun lalu mengecup bibir Myung Soo.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Broke Up [Completed]
FanfictieSeharusnya semua selesai setelah putus. Tetapi sebuah situasi mendesak So Eun untuk melanggar ucapannya sendiri dan ini sangat mengganggu Myung Soo yang sudah berusaha mati-matian mengenyahkan gadis itu dari dalam hatinya.